Indonesia Ekspor Sekam Bakar ke Belanda

NERACA

Bogor – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas eskpor perdana produk sekam bakar (rice husk charcoal) ke Belanda. Menurut Roro, ekspor yang dilaksanakan    PT Minaqu Indonesia ini merupakan langkah nyata dalam upaya pengembangan ekspor nasional, terutama di sektor produk pertanian. Selain sekam bakar, turut diekspor pula tanaman hias, palemwaregu. Kegiatan dilaksanakan di Bogor.

"Kami mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, terutama PT Minaqu Indonesia dan seluruh ekosistem dalam mewujudkan ekspor perdana senilai Rp500 juta ini. Kegiatan ini adalah wujud nyata komitmen kita bersama dalam pengembangan ekspor nasional," ujar Roro.

Roro juga menjelaskan, Kemendag akan selalu mendukung upaya peningkatan ekspor nasional  yang dilakukan para pelaku usaha. Menurut Roro, pada 2025 dan 2026, target   pertumbuhan ekspor ditetapkan sebesar 7,1 persen. Sampai dengan 2029,pertumbuhan ekspor ditargetkan sebesar 9,64 persen.

“Target yang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil untuk dicapai,” ungkap Roro.

Menurut Roro, di tengah situasi  ketidak pastian global saat ini ,termasuk perang dagang yang  terjadi. “kita harus tetap optimis dalam memandang masa depan,” tegas Roro.

Sebagai negara non-blok, lanjut Roro, Indonesia akan bersinergi dengan negara-negara terkait  dalam mencari jalan keluar terbaik dan saling menguntungkan. Oleh karena itu, ekspor sekam  bakar  ke  Belanda  ini turut memperlihatkanbahwa  di  tengah kondisi tersebut, Indonesia masih aktif melakukan diversifikasi pasar.

“Kami berharap, kegiatan ekspor ini juga akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Belanda  dan  bukan  menjadi ekspor yang pertama dan terakhir, namun akan terus berlanjut ke depannya,” terang Roro.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Minaqu Indonesia yang telah membuka jalan  ekspor sekam bakar ke Belanda. Ini menjadi tonggak penting dan semoga menjadi pemicu semangat bagi eksportir lainnya di Jawa Barat,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan  Setiawan.

CEO PT Minaqu Indonesia, Ade Wardhana Adinata menyampaikan, ekspor ini menjadi momentum besar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab potensinya sangat besar untuk dikembangkan. Bukan hanya sekam, berikutnya bisa dengan multi-produk yang diolah dari limbah menjadi komoditas bernilai dan berguna.

“Sekam bakar bukan hanya limbah pertanian, tapi memiliki nilai ekonomi tinggi terutama sebagai media tanam dalam sektor hortikultura dan florikultura di Eropa. Sekam bakar sangat diminati di Eropa karena sifatnya yang ramah lingkungan dan berfungsi optimal sebagai media tanam. Ini menjadi peluang besar bagi petani dan pelaku UMKM di Indonesia,” ungkap Ade.

Maret 2025, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 23,25 miliar. Nilai ini naik 5,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan naik 3,16 persen dibanding Maret 2024 (YoY). Peningkatan ekspor tersebut disebabkan oleh kenaikan ekspor migas sebesar 28,81 persen dan nonmigas sebesar 4,71 persen (MoM).

Pada Maret 2025, kontribusi ekspor sektor industri Indonesia menjadi yang tertinggi  dibandingkan sektor yang lain. Pangsa ekspor sektor industri mencapai 83,30 persen. Meskipun begitu, nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan pangsa pada Februari 2025 yang  sebesar 84,69 persen dari nilai ekspor nonmigas.

Kemudian, sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar 14,07 persen dan sektor  pertanian sebesar 2,63 persen.

“Sementara itu, peningkatan ekspor nonmigas pada Maret 2025 terjadi untuk sektor  pertambangan dan lainnya yang naik tertinggi sebesar 16,96 persen. Sedangkan, sektor industri  dan sektor pertanian juga meningkat masing-masing sebesar 2,98 persen dan 1,73 persen (MoM),”  ungkap Menteri Perdagangan Budi Santoso.

Beberapa produk utama ekspor sektor pertambangan dengan kenaikan tertinggi pada Maret 2025 ialah bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang naik 4.154,80 persen (MoM). Ekspor bijih  logam, terak, dan abu naik signifikan sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2025 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 23 Tahun 2023 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor yang salah satunya bertujuan untuk merelaksasi ekspor komoditas konsentrat tembaga.

Produk utama lainnya yang meningkat ekspornya, yaitu aluminium dan barang daripadanya  (HS  76) yang meningkat 105,08  persen, timah  dan barang  daripadanya (HS 80) naik 63,84  persen, nikel dan barang daripadanya (HS 75) naik 40,20 persen, serta besi dan baja (HS 72) naik 19,64 persen (MoM).

 

BERITA TERKAIT

LindungI Pelaku Usaha Mikro dengan Permudah NIB

NERACA Trenggalek – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar ajang Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro yang ke-2…

KKP Gandeng Rusia Permudah Ekspor Ikan

KKP Gandeng Rusia Permudah Ekspor Ikan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka perundingan dengan otoritas kompeten Rusia Rosselkhoznadzor…

Eksportir Perhatikanlah Rencana Aturan Baru ASTerkait Pewarna Sintetis

Eksportir Perhatikanlah Rencana Aturan Baru ASTerkait Pewarna Sintetis Chicago – Perwakilan Perdagangan (Perwadag) Indonesia di Amerika Serikat (AS) mengimbau  eksportir…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

LindungI Pelaku Usaha Mikro dengan Permudah NIB

NERACA Trenggalek – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar ajang Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro yang ke-2…

Indonesia Ekspor Sekam Bakar ke Belanda

NERACA Bogor – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas eskpor perdana produk sekam bakar (rice husk charcoal) ke Belanda. Menurut Roro, ekspor…

KKP Gandeng Rusia Permudah Ekspor Ikan

KKP Gandeng Rusia Permudah Ekspor Ikan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka perundingan dengan otoritas kompeten Rusia Rosselkhoznadzor…