NERACA

Jakarta- Di kuartal pertama 2025,  emiten CPO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) membukukan laba bersih sebesar Rp341,5 miliar atau tumbuh 23,34% dibandingkan laba bersih Rp276,9 miliar pada kuartal I/2024. Informasi tersebut disamapaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp3,65 triliun sepanjang kuartal I/2025. Pendapatan ini naik 45,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,51 triliun. Pendapatan ini dikontribusikan oleh penjualan ke pihak berelasi sebesar Rp1,72 triliun, dan ke pihak ketiga sebesar Rp1,93 triliun.

Penjualan palm olein ke pihak berelasi menjadi penjualan terbesar SSMS yaitu mencapai Rp1,51 triliun. Sementara itu, penjualan palm olein ke pihak ketiga mencapai sebesar Rp985,9 miliar. SSMS juga mencatatkan beban pokok penjualan yang meningkat hingga 37% pada kuartal I/2025 menjadi Rp2,39 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp1,74 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, laba bruto SSMS tercatat naik hingga 63,68% menjadi Rp1,26 triliun, dari Rp771,3 miliar secara tahunan atau year on year. Adapun sampai akhir Maret 2025, SSMS membukukan total aset sebesar Rp11,76 triliun, stabil dari akhir Desember 2024 yang sebesar Rp11,76 triliun.

Sementara itu, total liabilitas SSMS turun menjadi Rp8,48 triliun pada kuartal I/2025, dari Rp8,87 triliun pada akhir 2024. Di sisi lain, total ekuitas SSMS bertambah menjadi Rp3,2 triliun pada 31 Maret 2025, dari 31 Desember 2024 yang sebesar Rp2,89 triliun. Tahun ini, SSMS menargetekan laba bersih tumbuh 80% melalui strategi peningkatan produksi, penguatan infrastruktur, dan penerapan prinsip keberlanjutan.

Direktur Utama SSMS, Jap Hartono pernah bilang, perusahaan akan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp 700 miliar pada 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk pemeliharaan perkebunan, pembelian alat berat, perawatan mesin, serta pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung di area perkebunan.“Investasi ini bertujuan untuk menunjang produktivitas pekerja, meningkatkan efisiensi biaya, dan menjaga kualitas serta kuantitas hasil produksi. Dengan proyeksi kenaikan harga crude palm oil (CPO) pada 2025, kami optimis dapat mencapai target peningkatan laba bersih sebesar 80% dibandingkan 2024,” ujar Hartono.

Sebagai salah satu pemain utama di industri kelapa sawit, SSMS berkomitmen menjalankan kebijakan no deforestation, no peat, no exploitation (NDPE) serta melindungi nilai konservasi tinggi (high conservation value) dan stok karbon tinggi (high carbon stock). Komitmen ini diwujudkan melalui kepatuhan terhadap peraturan nasional dan daerah, sambil memastikan keseimbangan antara kepentingan bisnis dan pelestarian lingkungan.“Peningkatan infrastruktur tidak hanya untuk efisiensi jangka pendek, tetapi juga untuk mendukung praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang lebih baik,” tambah Hartono.