Membentuk Pola Pikir Jaga Bumi

 

Oleh: Amanda Katili Niode, Ph.D.

Direktur Climate Reality Indonesia

Serangkaian bukti ilmiah terbaru terus mengalir tentang bagaimana Bumi semakin terancam karena masalah lingkungan global, yaitu krisis iklim yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

Meskipun masyarakat tampaknya khawatir tentang perubahan iklim dan berbagai bencana yang melanda sebagai dampaknya, hanya sedikit yang secara proaktif terlibat dalam upaya menanggulanginya untuk menjaga Bumi.

Peneliti Lorenzo Duchi dari Belanda, dan rekan-rekannya menyimpulkan dalam Journal of Environmental Psychology bahwa kesenjangan itu dapat dikurangi jika pelaku memiliki growth mindset (pola pikir tumbuh). Pola pikir ini berhubungan positif dengan dengan sikap yang lebih menerima kenyataan adanya krisis iklim, lebih yakin tentang kemungkinan menanggulanginya, dan perilaku pro-lingkungan yang lebih baik.

Climate Reality Indonesia menggali tema pola pikir tumbuh melalui bincang-bincang dengan Dr. Darhamsyah Jamaluddin, Kepala Pusat Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang juga seorang brain based coach. Nara sumber lainnya adalah psikolog Delima Primasari yang juga seorang climate leader dan executive coach.

Pada dasarnya, pola pikir terbentuk dari berbagai hal, antara lain karena kebiasaan, persepsi, dan pengalaman. Pikiranlah yang membentuk hidup manusia, untuk kemudian juga menyelaraskan perilaku, termasuk tentunya perilaku terhadap lingkungan hidup.

Beberapa negara maju bahkan mengarahkan anak-anak untuk memiliki growth mindset, yang perlu dibiasakan sejak dini di sekolah. Meskipun demikian, pola pikir ini tetap bisa dibentuk walaupun seseorang sudah berusia dewasa.

Pola pikir memiliki beragam definisi. Umumnya yang menjadi rujukan adalah Profesor Carol Dweck dari Universitas Stanford dengan bukunya yang sangat popular “Mindset: The New Psychology of Success.” Ia menyimpulkan bahwa pola pikir adalah persepsi diri atau teori-diri yang dipegang orang-orang tentang diri mereka sendiri.

Orang-orang dengan pola pikir tetap (fixed mindset)— mereka yang meyakini bahwa kemampuan itu tetap — lebih kecil kemungkinannya untuk berkembang daripada mereka yang memiliki pola pikir tumbuh (growth mindset) — mereka yang percaya bahwa kemampuan dapat dikembangkan.

Beberapa karakter growth mindset adalah gigih meski gagal, membangun kemampuan dan keterampilan baru, terinspirasi dari sukses orang lain, tidak takut tantangan, menerima kritik, dan selalu ingin belajar.

Di dalam diri setiap manusia pasti ada pola pikir tetap dan pola pikir tumbuh. Pertanyaannya, jika berada dalam sebuah situasi,  seberapa besar seseorang mau beranjak ke pola pikir tumbuh? Terkait krisis iklim, misalnya, apakah ia mau berbuat atau tidak, sangat tergantung pada kesadaran dirinya bahwa ada situasi yang harus diperbaiki. Jika ia memiliki perhatian dan berbuat, maka berarti pola pikir tumbuh sudah dimilikinya.

Komitmen menjaga Bumi dibangun dari sebuah keyakinan yang ditanamkan manusia ke dirinya, dengan melakukan hal-hal yang kecil terlebih dahulu, untuk kemudian terus melatihnya, sampai terbentuk mind habit (kebiasaan pikiran).

Darhamsyah memaparkan sebuah program sukses sebagai contoh, yakni ECO family, yang mendorong penerapan perilaku ramah lingkungan hidup dan kehutanan di dalam keluarga, sehingga tercipta keluarga ramah lingkungan. Di antara kegiatannya adalah hemat energi dalam memasak, memanfaatkan halaman rumah sebagai sarana tanaman obat keluarga, dan sesedikit mungkin menggunakan kantung plastik dalam berbelanja.

ECO sendiri merupakan sebuah prinsip, yakni E (Engage), melibatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan; C (Culture) mempelajari budaya lokal yang diaktualisasikan untuk menyikapi krisis iklim; dan O (Out of the Box), mendorong kreativitas setiap anggota keluarga dalam berlaku bijak terhadap lingkungan hidup. (W)

BERITA TERKAIT

Wujudkan Kedaulatan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan   Pemerintah menyampaikan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun…

KEM PPKF 2026 Menuju RAPBN 2026

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal Setiap tahun, pemerintah memulai siklus penyusunan APBN dengan menyerahkan dokumen Kebijakan Ekonomi Makro…

Merger Bank Syariah, Peluang atau Tantangan?

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Tahun 2025 menjadi era baru bagi bank syariah di Indonesia—dimana banyak terjadi merger antar…

BERITA LAINNYA DI

Wujudkan Kedaulatan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan   Pemerintah menyampaikan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun…

KEM PPKF 2026 Menuju RAPBN 2026

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal Setiap tahun, pemerintah memulai siklus penyusunan APBN dengan menyerahkan dokumen Kebijakan Ekonomi Makro…

Merger Bank Syariah, Peluang atau Tantangan?

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Tahun 2025 menjadi era baru bagi bank syariah di Indonesia—dimana banyak terjadi merger antar…