NERACA
Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) akan membagikan dividen interim sebesar US$100 juta atau setara Rp1,63 triliun ke pemegang sahamnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.
Emiten batu bara Grup Sinarmas menyampaikan telah menyetujui dan memutuskan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2025 sejumlah US$100 juta atau sama dengan US$0,017 per saham. Pembayaran dividen interim tahun buku 2025 sebesar US$0,017 atau Rp277 per saham. Perseroan menggunakan kurs tengah BI tanggal 2 Juni 2025 senilai Rp16.300 per dolar AS.
Adapun jadwal pembagian dividen tersebut adalah cum dividen pada pasar reguler dan negosiasi pada 12 Juni 2025, dan ex dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 13 Juni 2025. Lalu cum dividen di pasar tunai pada 16 Juni 2025, dan ex dividen interim di pasar tunai pada 17 Juni 2025. Pencatatan tanggal atau recording date bagi yang berhak atas dividen interim pada 16 Juni 2025, dengan pembayaran dividen interim pada 24 Juni 2025.
Adapun dividen interim ini menjadi dividen interim pertama yang dibagikan GEMS untuk tahun buku 2025. GEMS sebelumnya tercatat membagikan dividen sebanyak empat kali pada tahun buku 2024, termasuk dividen interim sebanyak tiga kali.
Dividen terakhir yang dibagikan GEMS untuk tahun buku 2024 adalah sebesar US$110 juta, yang akan masuk ke rekening pemegang saham pada 5 Juni 2025. Adapun GEMS juga menjelaskan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pada kuartal I/2025 adalah sebesar US$113,04 juta.
GEMS juga tercatat memiliki saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar US$540,45 juta, dengan total ekuitas sebesar US$775,63 juta pada kuartal I/2025. Tahun 2025, perseroan menargetkan volume produksi batu bara sebesar 50 juta hingga 51 juta ton.
Corporate Secretary Golden Energy Mines, Sudin menjelaskan, target produksi batu bara perseroan diperkirakan akan sama dengan tahun 2024, yaitu sebesar 50-51 juta ton. "Volumen penjualan diperkirakan sebesar 51-52 juta ton," ujarnya.
Disampaikannya, produksi dan penjualan GEMS tidak berubah antara tahun 2024 dan 2025. Hal tersebut menyesuaikan sistem RKAB yang baru, yaitu berlaku tiga tahun sejak 2024 sampai 2026, kecuali apabila ada revisi. Di sisi lain, kata Sudin, belanja modal GEMS untuk tahun ini diperkirakan sebesar US$30 juta hingga US$35 juta. "Belanja modal akan digunakan untuk fasilitas hauling road, pelabuhan, dan fasilitas pendukung lainnya," ucap Sudin
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…