NERACA
Jakarta - Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amich Alhumami menyatakan, perencanaan sumber daya manusia (SDM) harus dipadupadankan dengan perencanaan ekonomi.
“Jadi perencanaan SDM itu harus dipadupadankan dengan perencanaan ekonomi, perencanaan industri,” ucapnya dalam acara Peluncuran Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan Untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa (10/12).
Dia menerangkan, Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045 dalam lingkup pendidikan tinggi fokus pada upaya menyelaraskan strategi pengembangan pendidikan tinggi, antara pengembangan bidang keilmuan dengan kebutuhan pasar kerja.
Ide penyelarasan ini didasari masukan dari berbagai kalangan yang menilai perlunya sebuah dokumen diterbitkan oleh pemerintah untuk menjelaskan dan memetakan bidang keahlian yang ditawarkan, dikembangkan, dan disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi, industri, maupun pasar kerja.
Pihaknya menyampaikan bahwa beberapa kajian pendahuluan telah dilakukan, tetapi belum disusun secara mendetail dan menyeluruh dalam bentuk Peta Kebutuhan Bidang Keahlian. Karena itu, selama dua tahun terakhir, Bappenas meminta KONEKSI (program kolaborasi Australia-Indonesia), Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Tanoto Foundation, dan pihak lainnya, menyusun Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan Untuk Indonesia Emas 2045.
“Ini dirancang satu ide besar, bagaimana memadukan antara di satu sisi itu economy planning, industrial planning, dan di sisi yang lain manpower planning,” ungkap dia.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, disebutkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai kawasan maupun kepulauan bakal disesuaikan dengan sektor keunggulan masing-masing. Karena itu, peran perguruan tinggi disebut harus benar-benar menonjol.
“Cara yang penting dilakukan itu adalah, kami menyebutnya membangun pusat keunggulan di perguruan tinggi itu, dan dengan mengembangkan bidang keilmuan yang tadi diletakkan, diselaraskan dengan pusat-pusat pertumbuhan dan sektor-sektor unggulan di berbagai macam bidang industri di kawasan yang bersangkutan,” kata Amich.
Kemudian Amich mendorong berbagai upaya penguatan perguruan tinggi dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Ditemui di Jakarta, Amich menekankan tiga aspek utama yang perlu ditekankan dalam perguruan tinggi di Indonesia, seperti pengembangan ilmiah/scientific development, produksi pengetahuan/knowledge production, serta inovasi teknologi/technology innovation. "Tiga hal itu yang paling diperlukan untuk bisa menyumbang dan mendorong yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi pada pertumbuhan ekonomi," katanya seperti dikutip Antara.
Amich mengatakan setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memetakan potensi dan industri dari masing-masing wilayah. "Misalnya katakanlah wilayah Sumatera, apa sesungguhnya potensi industri atau potensi ekonomi yang dipunyai di wilayah Sumatera?, Apakah pariwisata?, Apakah manufaktur?, Atau yang lain dan sumber daya alam apa sesungguhnya yang dipunyai. Demikian juga kalau kita bicara tentang Kalimantan, Sulawesi, dan seterusnya," ujarnya.
Setelah adanya upaya pemetaan tersebut, lanjut Amich, perguruan tinggi tersebut harus memperkuat pendidikan di bidang yang relevan dengan potensi ekonomi tersebut.
Hal ini dilakukan agar pengembangan ilmiah, produksi pengetahuan, serta inovasi teknologi yang dilakukan di tingkat perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah, sehingga kebijakan yang diterapkan akan berbasis data saintifik.
Oleh karena itu, Amich menekankan penguatan perguruan tinggi menjadi penting, sebab perguruan tinggi merupakan pusat keunggulan yang ditopang oleh pengembangan bidang ilmuwan dan periset yang menguasai bidangnya, sesuai dengan konteks perguruan tinggi dan potensi ekonomi di masing-masing wilayah. Mohar
NERACA Jakarta - Pengusaha mengaku kapok ikut menggarap proyek infrastruktur dan layanan publik pemerintah dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan…
Jakarta-Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI Mufti Anam mengritik keras terkait batalnya diskon tarif listrik bagi masyarakat. Dia…
NERACA Jakarta – Pemerintah telah merilis lima paket stimulus untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Namun begitu, Direktur Eksekutif…
NERACA Jakarta - Pengusaha mengaku kapok ikut menggarap proyek infrastruktur dan layanan publik pemerintah dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan…
Jakarta-Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI Mufti Anam mengritik keras terkait batalnya diskon tarif listrik bagi masyarakat. Dia…
NERACA Jakarta – Pemerintah telah merilis lima paket stimulus untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Namun begitu, Direktur Eksekutif…