NERACA
Jakarta – PT Industri Kereta Api (INKA) Persero mulai mengekspor sebanyak 15 gerbong kereta api ke Bangladesh yang dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. “Pelindo III tengah melakukan pemuatan gerbong kereta api, untuk selanjutnya diberangkatkan ke Bangladesh,” kata Sekretaris Perusahaan Pelindo III, Yon Irawan, dikutip dari Antara di Jakarta, kemarin.
Menurut Yon, untuk tahap awal akan dikirim sebanyak 15 gerbong dan selebihnya dilakukan bertahap hingga mencapai 150 unit gerbong pada bulan Agustus 2016. “Kegiatan pemuatan sudah dilakukan Pelindo III sejak Rabu (30/3) pagi untuk kemudian berangkat menuju Bangladesh,” ujarnya.
Menurut catatan, INKA yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur ini memenangkan tender pengadaan kereta penumpang berbagai tipe di Bangladesh setelah mengalahkan beberapa produsen kereta dari India dan China. Kegiatan pemuatan gerbong kereta api ke atas kapal MV Seiyo Spring dilakukan sepenuhnya oleh Pelindo III. “Ini menunjukkan eksistensi kami sebagai operator terminal pelabuhan. Pemuatan gerbong kereta api menggunakan dua unit Harbour Mobile Crane (HMC) milik Pelindo III,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian sedang menyusun peta panduan atau roadmap industri penunjang perkeretaapian di Indonesia. Roadmap tersebut akan mengarah pada kemandirian dan pemerataan pembangunan industri nasional.
Dalam proses penyusunannya, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait termasuk pelaku industri.
“Kami akan menyusun produk komponen-komponen apa saja yang akan dikuasasi dalam jangka waktu tertentu baik yang sifatnya tahunan, lima tahunan sampai pada 25 tahun kedepan,” kata Putu dalam sambutannya pada acara Deklarasi Indonesia Railway Component Manufacturer Association (IRCMA) atau Asosiasi Industri Penunjang Perkeretaapian Indonesia, di Jakarta, belum lama ini.
Kemenperin memberikan apresiasi atas terbentuknya IRCMA sehingga diharapkan dapat menjadi wadah komunikasi dan partnership guna meningkatkan kemampuan industri dalam negeri untuk berperan optimal dalam pengembangan perkeretaapian di Indonesia.
“Melalui asosiasi ini, saya berpesan agar segera diidentifikasi potensi dan kemampuan para anggotanya yang sudah mampu membuat produk-produk komponen dan sistem perkeretaapian serta yang akan dikembangkan,” tutur Putu.
Dapat disampaikan, sebanyak 50 institusi telah menjadi anggota IRCMA, diantaranya perusahaan BUMN yang teridentifikasi selama ini telah memasok komponen kereta api seperti PT. Pindad untuk rem, PT. LEN untuk persinyalan, PT. Barata untuk bogie, dan PT. Krakatau Steel untuk bahan baku baja.
“Anggota lainnya terdapat lembaga litbang serta industri kecil dan menengah yang berpengalaman maupun yang memiliki kemampuan men-supply komponen kereta api,” tambahnya. Pada asosiasi ini juga didukung oleh pakar perkeretaapian yang berasal dari universitas dan praktisi. “Saya meminta agar kesatuan kerja dan saling mendukung diantara anggota tetap dijaga,” tegasnya.
Ia meyakini, industri perkeretaapian mampu menjadi mesin pendorong ekonomi sekaligus kebangkitan teknologi nasional. Untuk itu, Kemenperin terus mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan penguasaan teknologi kereta api.
Tahun lalu, Kemenperin bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Industri Kereta Api (INKA) telah mendirikan Pusat Desain dan Rekayasa Industri Perkeretaapian Nasional di Kampus ITB. Tujuannya antara lain adalah mendukung pelaksanaan kajian-kajian pengembangan perkeretaapian, pelaksanaan program riset dan pengembangan produk, pengembangan sumber daya manusia, serta menjadi inkubator bisnis dan pengujian-pengujian produk.
“Melalui pusat ini, dapat dilakukan sinergi dalam melakukan desain dan engineering komponen dan sistem perkeretaapian. Selanjutnya melalui asosiasi juga dapat berkolaborasi mewujudkan produk fisik sampai kepada produksi missal,” papar Putu. Dengan demikian, diharapkan kolaborasi antara industri, lembaga litbang dan akademisi serta dengan pemerintah (triple helix) dapat mewujudkan kemandirian pada sektor perkeretaapian.
Menurut Putu, kereta api merupakan salah satu tulang punggung transportasi massal masa depan di Indonesia dan diharapkan menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, industri kereta api menjadi sektor proritas sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tahun 2015-2035.
“Kereta api menjadi salah satu fokus utama Pemerintahan saat ini yang tertuang dalam Nawa Cita dan kita lihat sudah mulai dibangun infrastrukturnya seperti rel ganda di Jawa, trans Sumatera, trans Sulawesi, trans Kalimantan bahkan untuk trans Papua sedang dikaji kelayakannya oleh Kementerian Perhubungan,” tuturnya.
Di samping itu juga sedang dikembangkan Kereta Rel Listrik (KRL), Light Rapid Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit (MRT) di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. “Serta tidak kalah pentingnya adalah pengembangan kereta cepat yang akhir-akhir ini sangat intens dibicarakan,” ujarnya.
NERACA Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sepakat bekerja sama mengembangkan UMKM dan…
NERACA Jakarta – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) kembali mencatatkan langkah strategis dalam kerja sama ekonomi…
NERACA Kuala Lumpur – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso bertemu dengan Deput iPerdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura…
NERACA Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sepakat bekerja sama mengembangkan UMKM dan…
NERACA Jakarta – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) kembali mencatatkan langkah strategis dalam kerja sama ekonomi…
NERACA Kuala Lumpur – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso bertemu dengan Deput iPerdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura…