NERACA
Jakarta — Sepanjang kuartal pertama 2025, emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mencatatkan penurunan tajam laba bersih di tengah tantangan bisnis properti. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, BSDE membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk Rp320,62 miliar. Perolehan itu turun signifikan sebesar 77,73% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni Rp1,44 triliun.
Sementara itu, pendapatan usaha konsolidasian tercatat mencapai Rp2,70 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen penjualan unit properti, lahan, dan strata title yang menyumbang Rp2,30 triliun atau 85,31% dari total pendapatan. Segmen sewa menjadi kontributor terbesar kedua dengan Rp232,73 miliar (8,62%), disusul segmen pengelolaan gedung sebesar Rp94,25 miliar (3,49%), serta segmen lain-lain seperti jasa jalan tol dan pelayanan air sebesar Rp74,72 miliar (2,77%).
Direktur BSDE, Hermawan Wijaya mengatakan, penurunan laba bersih pada awal tahun ini merupakan bagian dari penyesuaian setelah perusahaan mencatat kinerja tertinggi sepanjang 2019–2024 pada tahun sebelumnya.“Di tengah dinamika perekonomian nasional dan siklus musiman industri, kinerja BSDE pada awal tahun ini mencerminkan fundamental bisnis yang tetap solid,” ujarnya.
Dari sisi operasional, BSDE membukukan laba kotor sebesar Rp1,70 triliun dengan beban pokok penjualan sebesar Rp1 triliun. Adapun laba usaha tercatat mencapai Rp595,47 miliar, mencerminkan margin laba usaha sebesar 22,05%. Kendati margin laba bersih mengalami koreksi, BSDE masih mencatat margin kotor sebesar 62,82% dan margin bersih 11,87%. Perusahaan juga mencatat return on assets (ROA) sebesar 1,82% dan return on equity (ROE) sebesar 2,85%.
Terkait neraca keuangan, total aset BSDE tercatat sebesar Rp75,92 triliun, dengan liabilitas turun menjadi Rp27,47 triliun dari sebelumnya Rp28,70 triliun. Pada saat bersamaan, ekuitas perseroan tumbuh 2,38% menjadi Rp48,45 triliun.
Hermawan menambahkan bahwa proyek-proyek BSDE yang tersebar di kawasan strategis akan menjadi katalis pertumbuhan untuk kuartal-kuartal mendatang.“Kinerja ini menjadi dasar yang kuat bagi BSDE untuk mendorong pertumbuhan di kuartal-kuartal berikutnya. Dengan proyek yang tersebar di kawasan strategis, kami optimistis meraih hasil optimal di akhir tahun ini,” pungkasnya.
Tahun ini, perseroan menargetkan prapenjualan sebesar Rp10 triliun. Segmen residensial menjadi pilar utama dalam strategi pertumbuhan BSDE tahun ini. Perseroan, lanjut Hermawan, optimis bahwa peluncuran produk baru di BSD City serta proyek perusahaan patungan seperti Nava Park dan Hiera akan terus menarik minat pasar. “Selain itu, perkembangan infrastruktur dan ekspansi industri di wilayah sekitar proyek kami, seperti Grand Wisata dan Kota Wisata, turut memperkuat daya tarik hunian yang kami tawarkan.”ujarnya.
Musim kemarau di Indonesia identik dengan panas yang menyengat dan udara yang kering. Jika Anda merasa kulit mulai kering, bibir…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
Musim kemarau di Indonesia identik dengan panas yang menyengat dan udara yang kering. Jika Anda merasa kulit mulai kering, bibir…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…