NERACA
Jakarta- Di era masyarakat ekonomi ASEAN saat ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menginginkan Anggota Bursa (AB) atau boker yang dari Indonesia tidak takut bersaing dengan broker yang datang dari luar negeri. Karena itu, broker dalam negeri harus mempersiapkannya secara matang agar tidak tertinggal dengan AB yang datang dari luar.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Alpino Kianjaya menyatakan, dengan diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka broker dalam negeri tidak boleh takut dan perlu meningkatkan daya saing untuk menghadapi broker yang datang dari luar negeri.
Dirinya pun tidak menampik, kontribusi Joint Venture (JV) yang dilakukan perusahaan asing di sektor pasar modal cukup memberikan dampak cukup signifikan. Bayangkan saja, untuk trading value di bursa tercatat asing memiliki komposisi sebesar 50%."Untuk itu, kami menyerahkan ke AB untuk mempersiapkan broker dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi investor. Sebab, hampir sebagian investor masih membutuhkan panduan broker untuk mencari informasi terkait portofolio yang mereka miliki," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Alpino menilai, dalam bersaing, broker harus mempunyai tenaga riset yang handal. Namun demikian, BEI tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan asing yang ingin berinvestasi di pasar modal Indonesia."Namun harus di-encourage dengan perusahaan yang ada di Indonesia, untuk melepas sahamnya ke publik," kata Alpino.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio meminta pemerintah dan pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing di era pasar bebas MEA. Menurutnya, bila Indonesia tidak diperbaiki daya saingnya justru bakal membuat investor hengkang ke negara-negara ASEAN lainnya.”Pengaruh MEA ini sangat menakutkan, kalau pemerintah tidak mengubah daya saingnya. Selama ini, competitive advantage kita jelek,”ungkapnya.
Ancaman MEA ini, kata Tito sangat mengkhawatirkan dibanding situasi global yang masih bergejolak. Pasalnya, bila tidak ada perubahan bakal membuat investor untuk akan berpikir kembali menanamkan modalnya di Indonesia dan lebih memilik investasi di negara ASEAN lainnya. Toh dalam kanyataannya, mereka juga memberikan insentif fasilitas pajaknya. Contoh negara ASEAN yang banyak berbenah adalah Vietnam. “Karena kalau bicara gejolak global, yang ditakutkan itu lebih pada harga kokoditas yang bekun bergerak juga. Jadi ancaman MEA lebih menakutkan,” sebut Tito.
Meski begitu, Tito sendiri tetap yakin dengan kinerja pasar modal saat ini yang akan terus lebih baik. Hingga awal Februari ini, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menjadi yang terbaik pertumbuhannya di dunia.“Kinerja kita saat ini terbaik di dunia. Kinerja perusahaan juga mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Apalagi untuk BI Rate juga masih ada ruang untuk diturunkan. Jadi bursa kita saat ini posisi dalam bagus,” kata dia dengan menambahkan kekhawatiran pihaknya adalah rencana kenaikan The Fed Fund Rate. (bani)
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…