NERACA
Jakarta— Meski bisnis otomot if tengah lesu, namun hal tersebut tidak menyurutkan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. (CARS) mematok pertumbuhan bisnis lebih agresif. Disebutkan, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 5% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp6,46 triliun pada 2025 dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2024 sebesar Rp6,18 triliun.
Guna mengejar target pertumbuhan, perseroan tengah menyiapkan strategi bisnis. Direktur Utama CARS, Benny Redjo Setyono dalam siaran persnya di Jakarta,kemarin mengatakan, perseroan mengambil pendekatan yang fokus pada efisiensi biaya dan peningkatan kualitas layanan di tengah-tengah tantangan pasar otomotif nasional."Perseroan membangun kekuatan melalui kolaborasi di dalam ekosistem internal perusahaan, kemitraan erat dengan prinsipal Toyota, serta pemanfaatan value chain nasional secara menyeluruh untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih tepat," ujarnya.
Selain itu, CARS juga disebut terus memperkuat program retensi pelanggan melalui berbagai inisiatif seperti SMART Installment dan SIP. Benny menyebut langkah itu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan agar siklus layanan dari pra-penjualan, penjualan, perawatan, retensi hingga trade-in tetap terjaga.
Hingga kuartal I/2025, emiten berkode saham CARS ini membukukan pendapatan sebesar Rp1,42 triliun atau turun 13,44% yoy dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,65 triliun. Dilihat dari pendapatan segmen otomotif, perseroan menjual sebanyak 3.835 unit pada kuartal I/2025 ini. Adapun target penjualan otomotif pada 2025 dibidik 18.200 unit.
Adapun, laba kotor tergerus 34,29% yoy menjadi Rp136 miliar dari sebelumnya Rp207 miliar. Selanjutnya, penurunan laba bersih terpantau lebih terbatas sebesar 5,88% yoy menjadi Rp48 miliar dari sebelumnya Rp51 miliar. Manajemen CARS menunjukkan posisi operasional perseroan saat ini sudah lebih baik karena efisiensi biaya mendorong pemulihan kinerja keuangan.
Adapun, CARS sudah bangkit dari posisi rugi terbesarnya Rp900 miliar pada 2020 atau saat pandemi Covid-19. Dari sisi aset, CARS membukukan penurunan aset 2,74% secara year-to-date (ytd) menjadi Rp3,40 triliun per akhir Maret 2025. Adapun, liabilitas bertambah 4,90% ytd menjadi Rp1,15 triliun dan ekuitas berkurang 6,21% ytd menjadi Rp2,24 triliun.
Di tahun 2025, perseroan menyediakan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp55 miliar. Disebutkan, capex itu akan difokuskan untuk relokasi dealer di Cilacap, perluasan fasilitas bengkel BP, serta pengembangan arsitektur digital."Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan sekaligus mendukung produktivitas jangka panjang perseroan," kata Benny.
Dia menjelaskan, relokasi dealer di Cilacap yang sudah berusia 50 tahun dan perluasan bengkel BP dilakukan untuk meningkatkan kapasitas layanan dan produktivitas. Perseroan menyebut pasar otomotif nasional masih menantang. Perseroan pun tahun ini berupaya menjaga profitabilitas dengan mengambil pendekatan yang fokus ke efisiensi biaya dan peningkatan kualitas layanan. (bani)
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…