RI Buka Akses Pasar Afrika Barat - Senegal dan Gambia Akan Jadi Pintu Masuk

NERACA

 

Jakarta - Indonesia akan memanfaatkan Senegal dan Gambia sebagai pintu masuk (entry point) untuk akses pasar wilayah Afrika Barat. Hal itu merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar-pasar non-tradisional. Demikian dikatakan Staf Ahli Menteri Perdagangan, Partogi Pangaribuan dalam keterangan pers yang diterima Neraca, Senin (4/11).

Misi dagang kali ini, menurut Partogi, merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar-pasar non-tradisional. “Pada kesempatan ini, kami melakukan beberapa kegiatan seperti forum bisnis dengan mengundang instansi pemerintah dan pengusaha setempat. Kemudian memfasilitasi pertemuan one-on-one meeting, serta kunjungan ke kawasan industri, perusahaan importir dan retail,” imbuhnya.

Pada saat melakukan forum bisnis di Senegal dan Gambia, Partogi menyampaikan kepada para pelaku usaha di kedua negara tersebut bahwa melakukan perdagangan yang adil (fair trade) dan saling menguntungkan antar Indonesia dan kedua negara tersebut adalah hal yang penting. “Kami menginginkan kerja sama jangka panjang dan tidak hanya di bidang perdagangan, tetapi juga di sektor-sektor lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh kedua pihak,” ujarnya.

Partogi juga menyampaikan harapannya agar kerja sama Indonesia dengan kedua negara tersebut dapat meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dan kawasan Afrika Barat. Melalui misi dagang ini, pemerintah Indonesia berharap agar kerja sama yang terjalin tidak hanya antara pemerintah (G to G) tetapi juga antara para pelaku usaha Indonesia dan wilayah Afrika Barat (B to B).

Dalam misi dagang ke Senegal dan Gambia ini, Kemendag membawa beberapa perusahaan, antara lain PT Gajah Tunggal (produk ban), PT. Trijaya Abadi (dekorasi rumah dan perhiasan), dan PT. Kirana Mitra Mandiri (busana muslim). “Perusahaan-perusahaan yang ikut dalam misi dagang kali ini berhasil mencapai kesepakatan dengan beberapa calon mitra dagang potensial di Senegal dan Gambia. Rencananya mereka akan segera mengimplementasikan rencana kerja sama tersebut secepatnya,” ungkap Partogi.

Dari hasil misi dagang ini, Kemendag mengindikasi setidaknya terdapat kontak dagang senilai US$ 700 ribu yang merupakan nilai ekspor ketiga perusahaan tersebut dalam satu tahun ke depan ke wilayah Afrika Barat. Disamping itu, terdapat juga beberapa permintaan produk Indonesia lainnya, seperti produk pertanian, furnitur, dan makanan olahan. “Mudah-mudahan dengan dilakukannya misi dagang ini, aktivitas perdagangan antara Indonesia dan kawasan Afrika Barat ke depan dapat lebih berkembang dan meningkat,” tandas Partogi.

Misi dagang ini dapat dilakukan berkat kerja sama antara Kemendag dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dakkar, Senegal, serta Kamar Dagang dan Industri di kedua negara tersebut. Sejauh ini, total perdagangan non-migas Indonesia-Senegal masih relatif kecil dimana pada 2012 hanya sebesar US$ 46,1 juta dengan tren sebesar 35,44% (periode 2008-2012). Dari total perdagangan tersebut, nilai ekspor non-migas Indonesia ke Senegal sebesar US$ 43,5 juta, sedangkan impor non-migas Indonesia dari Senegal sebesar US$ 3,1 juta, sehingga terjadi surplus untuk Indonesia sebesar US$ 40,4 juta.

Indonesia menduduki peringkat ke-43 di dunia sebagai negara eksportir terbesar ke Senegal. Peringkat tersebut masih berada di bawah Thailand, Vietnam dan Malaysia. Adapun produk-produk ekspor utama Indonesia ke Senegal antara lain kelapa sawit, panel listrik, kertas dan produk kertas, serta produk kimia.

Sementara total perdagangan Indonesia-Gambia pada 2012 sebesar US$ 39,3 juta dengan tren sebesar 46,95% (periode 2008-2012). Nilai ekspor non-migas Indonesia ke Gambia pada 2012 sebesar US$ 38,6 juta, sementara nilai impor Indonesia dari Gambia pada tahun yang sama sebesar US$ 0,7 juta sehingga terjadi surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar US$ 37,9 juta.

Produk-produk ekspor utama Indonesia ke Gambia antara lain kelapa sawit, produk makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil. Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia sebagai negara eksportir ke Gambia, dan merupakan pemasok terbesar ke pasar Gambia di antara negara-negara ASEAN lainnya.

BERITA TERKAIT

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton

NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…

Pemerintah Perkuat Strategi Digital dan Diplomasi Ekonomi

NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton

NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…

Pemerintah Perkuat Strategi Digital dan Diplomasi Ekonomi

NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…