NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta ton atau sama dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 4,7 juta ton dengan penjualan mencapai 3,6 juta ton. Meski persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahun 2025 sebenarnya memberikan ruang produksi lebih besar, CITA memilih tetap fokus pada dua Izin Usaha Pertambangan (IUP) utama, yaitu IUP 107 dan 108 di wilayah Air Upas.
Direktur PT Cita Mineral Investindo Tbk, Yusak Lumba Pardede mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi konservatif dan berkelanjutan perusahaan dalam mengelola sumber daya dan menjaga stabilitas operasional. Dengan tetap mempertahankan level produksi, CITA juga dinilai mampu menyesuaikan diri dengan dinamika pasar bauksit dan alumina yang fluktuatif,“Tahun 2024 produksi cita adalah sebesar 4,7 juta ton dengan penjualan 3,6 juta. Kemudian 2025 juga relatif lebih kurang sama meskipun secara persetujuan RKAB kami sebetulnya memiliki persetujuan yang lebih besar daripada itu,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
CITA mematok target produksi bauksit olahan (Metallurgical Grade Bauxite/MGB) sebesar 4,8 juta ton dan target penjualan sebesar 4,4 juta ton sesuai dengan RKAB yang telah disetujui oleh Kementerian ESDM. Seluruh penjualan MGB tahun 2024 dilakukan kepada entitas asosiasi dengan rata-rata harga Rp 41,05 juta per DMT.
Sepanjang tahun 2024, CITA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,49 triliun, meningkat signifikan hingga 246% dari tahun 2023 lalu. Emiten di bidang pertambangan bauksit dan produsen Smelter Grade Alumina (SGA) melalui PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) menjelaskan, kenaikan laba terutama didorong oleh bagian serap laba bersih yang tinggi dari entitas assosiasinya, WHW. WHW merupakan penghasil smelter grade alumina (SGA) yang kemudian dijual terutama ke pasar ekspor.
Kedepan, lanjut Yusak, perseroan optimis tetap mencapai target produksi dan penjualan yang telah ditetapkan untuk tahun 2025 serta terus mendukung upaya peningkatan nilai tambah bauksit. Di sisi lain, kinerja CITA pada tahun 2024 menjadi salah satu indikator keberhasilan strategi jangka panjang CITA dalam peningkatan nilai tambah bauksit. “Di tahun 2025, diperkirakan harga alumina mungkin saja terkoreksi sehingga dapat berdampak kepada profitabilitas. Kendati, kami tetap yakin bahwa strategi jangka panjang yang kami lakukan dapat membuahkan hasil yang positif di masa depan bagi para pemegang saham dan kemajuan bangsa ini.”katanya.
Kapasitas produksi WHW saat ini berkisar 2 juta ton alumina per tahun. Kenaikan laba bersih WHW sepanjang tahun 2024 terutama dikontribusi dari harga SGA yang meningkat pesat di pasar global. Di sisi lain, margin laba kotor CITA yang lebih efisien juga memberi kontribusi positif bagi kinerja CITA di tahun 2024.
Dengan kinerja yang sangat positif, CITA kembali menebar dividen tahun ini dengan total Rp 1,29 triliun atau Rp328 per lembar saham, setelah konsisten rutin membagikan selama enam tahun terakhir.
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melalui anak perusahaannya, PT Komala Indonesia menambah armada berupa satu…
NERACA Jakarta- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar sepekan naik 3,82% menjadi Rp12,318 triliun dari Rp11,865 triliun pada…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melalui anak perusahaannya, PT Komala Indonesia menambah armada berupa satu…