Jakarta-Traveloka dan sejumlah Startup dari negara lain memindahkan kantor pusatnya ke negara tetangga Indonesia seperti Singapura dan India. Alasan kepindahan mereka antara lain beban pajak yang lebih rendah, kepastian hukum dan berbagai insentif yang diberikan oleh negara jiran tersebut.
NERACA
Menurut mantan Menteri Kominfo Rudiantara, alasan startup memindahkan kantor pusat ke Singapura bermacam-macam. Namun dia mengungkapkan beberapa potensi alasannya misalnya, memudahkan mencari pendanaan atau pencatatan saham perdana (initial public offering-IPO).
“Mungkin, karena size-nya besar, harus dual listing,” ujar Rudiantara.di Jakarta, Jumat (13/6). Dual listing adalah IPO di lebih dari satu bursa efek, baik di dalam maupun luar negeri. “Investor dalam negeri mungkin tidak bisa menyerap dana IPO. Jadi ada banyak alasan (memindahkan kantor pusat) ke luar negeri,” ujarnya seperti dikutip Katadata.co.id.
Manajemen Traveloka tidak memerinci alasan memindahkan kantor pusat ke Singapura. Namun platform pariwisata digital alias online travel agent (OTA) ini mengatakan operasional di Indonesia tidak berubah. “Hingga saat ini, tidak ada yang berubah dalam operasional kami di Indonesia sejak awal kami berdiri hingga berkembang di sini. Kami tetap berkomitmen untuk terus mendukung industri pariwisata di Indonesia melalui kemitraan komersial dengan berbagai pelaku usaha perjalanan, mulai dari skala kecil, menengah, hingga besar,” menurut sumber Traveloka, pekan lalu.
“Operasional kami didukung hampir 2.000 karyawan yang berkantor di Traveloka Campus, BSD, Tangerang. Kami juga terus melakukan perekrutan talenta-talenta ahli sebagai bagian dari upaya kami dalam mendorong inovasi berkelanjutan perusahaan,” ujarnya.
Selain Traveloka, beberapa startup India memindahkan kantor pusat ke Singapura dan Dubai. Flipkart misalnya, awalnya merupakan perusahaan rintisan India. Flipkart merestrukturisasi kepemilikan sahamnya di bawah entitas yang berbasis di Singapura, sebelum diakuisisi Walmart. PhonePe juga memindahkan kantor pusat ke Singapura untuk kemudahan mencari pendanaan. Perusahaan rintisan ini kemudian kembali ke India pada 2022.
Alasan Pindah
Mengutip laman TICE (Februari), ada beberapa alasan startup memindahkan kantor pusat ke Singapura atau Dubai, yakni:
Tarif pajak korporasi Singapura 17%, sehingga menawarkan beban pajak yang lebih rendah. Pajak perusahaan Dubai 9% untuk bisnis yang keuntungannya melebihi AED 375 ribu, tetapi banyak perusahaan rintisan di zona bebas menikmati tarif pajak 0%.
Tidak adanya pajak keuntungan modal di Singapura dan Dubai, sehingga para pendiri dapat menikmati hasil yang lebih baik ketika mereka keluar atau menjual saham perusahaan. Lalu kerangka hukum Singapura disebut mempermudah pendirian dan operasional bisnis. Di zona bebas Dubai, startup beroperasi dengan batasan minimal, kepemilikan asing penuh, dan fleksibilitas peraturan.
Struktur hukum yang lebih ramah investor, sehingga mempermudah perusahaan modal ventura dan investor institusional berinvestasi ke startup. Singapura merupakan pintu gerbang ke Asia Tenggara, sementara Dubai menyediakan akses mudah ke pasar Timur Tengah dan Eropa.
Singapura menawarkan perlindungan kekayaan intelektual yang kuat. Hal ini dibutuhkan oleh startup di bidang teknologi mendalam seperti Internet of Things (IoT) atau Blockchain, Fintech, dan kecerdasan buatan (AI). Dubai juga meningkatkan regulasi kekayaan intelektual, khususnya untuk perusahaan rintisan Web3 dan Blockchain.
Sementara itu, alasan startup memilih kantor pusat di Singapura menurut laman ASEAN Briefing dengan klien investor asing di Asia, sebagai berikut:
-Insentif pemerintah. Pemerintah Singapura berperan proaktif dalam membina ekosistem startup teknologi yang berkembang pesat melalui berbagai insentif dan program dukungan. Salah satu inisiatif yang menonjol yakni skema Startup SG, yang menyediakan pendanaan, bimbingan, dan peluang jaringan.
Program Startup SG Founder menawarkan hibah hingga S$ 50 ribu kepada wirausahawan pemula, yang mendorong ide bisnis inovatif. Selain itu, program Startup SG Tech menyediakan pendanaan tahap awal untuk komersialisasi inovasi teknologi mendalam.
Pemerintah juga mendukung perusahaan rintisan melalui inisiatif Startup SG Tech yang menawarkan hibah hingga S$ 500 ribu untuk mendukung komersialisasi Proof-of-Concept (POC) dan Proof-of-Value (POV) atas teknologi atau konsep perusahaan.
-Lokasi strategis di Asia Tenggara. Singapura yang berada di persimpangan Asia Tenggara memberi perusahaan rintisan teknologi akses tak tertandingi ke salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Asia Tenggara adalah rumah bagi lebih dari 650 juta orang, dengan kelas menengah yang sedang berkembang pesat dan tingkat penetrasi internet yang meningkat pesat. Wilayah ini menghadirkan peluang signifikan bagi perusahaan rintisan teknologi, khususnya di bidang seperti e-commerce, fintech, dan layanan digital.
Negara ini memiliki salah satu bandara tersibuk di dunia, Bandara Changi, dan memiliki penerbangan langsung ke kota-kota besar di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika.
Selain itu, keanggotaan Singapura dalam perjanjian perdagangan regional, seperti Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), memberikan akses istimewa ke pasar-pasar utama bagi perusahaan rintisan, mengurangi hambatan perdagangan, dan mendorong kolaborasi lintas batas.
-Infrastruktur kelas dunia. Infrastruktur digital yang dimaksud mencakup konektivitas internet berkecepatan tinggi, pusat data canggih, dan adopsi teknologi 5G secara luas. Elemen-elemen ini sangat penting bagi startup teknologi, khususnya di sektor fintech, AI, dan IoT, di mana konektivitas yang andal dan cepat sangat penting untuk pengembangan produk dan penyediaan layanan.
Inisiatif kota pintar Singapura, seperti program Smart Nation, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan rintisan teknologi untuk menguji coba dan mengembangkan produk.
-Sistem pajak yang menguntungkan. Negara jiran ini menawarkan salah satu tarif pajak perusahaan terendah di dunia, dengan tarif tetap 17%. Tarif pajak yang rendah ini memungkinkan startup menahan lebih banyak pendapatan, yang dapat diinvestasikan kembali ke dalam bisnis untuk pertumbuhan dan ekspansi.
Selain itu, sistem pajak Singapura mencakup berbagai pengecualian pajak dan insentif yang dirancang khusus untuk perusahaan rintisan. Skema Pembebasan Pajak Perusahaan Rintisan (SUTE) memberikan perusahaan rintisan yang memenuhi syarat pembebasan pajak penuh atas penghasilan kena pajak normal S$ 100 ribu pertama untuk tiga tahun pertama penilaian.
Selain itu, startup dapat memperoleh manfaat dari Pembebasan Pajak Sebagian (PTE), yang menawarkan pembebasan pajak 75% atas penghasilan kena pajak pertama S$ 10 ribu dan pembebasan 50% atas penghasilan kena pajak berikutnya S$ 190 ribu.
Singapura juga memiliki jaringan perjanjian pajak berganda yang luas dengan lebih dari 80 negara, sehingga mengurangi risiko pajak berganda bagi perusahaan rintisan yang beroperasi secara internasional. Jaringan ini, ditambah dengan tidak adanya pajak keuntungan modal dan sektor keuangan yang diatur dengan baik, menjadikan Singapura tujuan yang menarik bagi perusahaan rintisan teknologi yang ingin mengoptimalkan kewajiban pajak mereka.
-Tenaga kerja terampil. Singapura memiliki universitas seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) yang unggul di bidang teknik dan teknologi. Kebijakan imigrasi terbuka Singapura juga menarik para profesional teknologi papan atas dari seluruh dunia. Skema Employment Pass dan EntrePass memudahkan wirausahawan asing dan pekerja terampil untuk tinggal dan bekerja di Singapura, yang berkontribusi pada kumpulan bakat beragam yang tersedia bagi perusahaan rintisan. bari/ibnu/fba
NERACA Jakarta – Pemerintah resmi meluncurkan enam paket stimulus ekonomi sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta…
NERACA Jakarta — Judi daring kini kian marak dan bahkan menyusup ke situs-situs resmi milik Pemerintah Daerah (Pemda). Kementerian Komunikasi…
Jakarta-Hasil survei konsumen Mei 2025 Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, keyakinan masyarakat soal ketersediaan lapangan kerja saat ini menuju zona…
Jakarta-Traveloka dan sejumlah Startup dari negara lain memindahkan kantor pusatnya ke negara tetangga Indonesia seperti Singapura dan India. Alasan…
NERACA Jakarta – Pemerintah resmi meluncurkan enam paket stimulus ekonomi sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta…
NERACA Jakarta — Judi daring kini kian marak dan bahkan menyusup ke situs-situs resmi milik Pemerintah Daerah (Pemda). Kementerian Komunikasi…