NERACA
Jakarta - Dalam peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2025, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa keanekaragaman hayati bukan hanya aset alam, melainkan fondasi ketahanan pangan, energi, dan kesehatan nasional. Ia menyerukan agar seluruh pemangku kepentingan — dari kementerian, dunia usaha, hingga anak muda — bergerak bersama untuk melindungi dan memanfaatkan kekayaan hayati secara adil dan berkelanjutan.
Dengan mengusung tema global “Harmony with Nature and Sustainable Development”, peringatan tahun ini menjadi panggilan bersama untuk memperkuat aksi nyata dan kolaboratif lintas sektor. Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki lebih dari 22 tipe ekosistem dan menjadi rumah bagi 14% spesies mamalia serta 18% spesies burung dunia. Potensi ini merupakan kekuatan strategis yang harus dijaga dari ancaman degradasi dan krisis iklim. “Hari ini, saya ingin kita buktikan komitmen melalui kebijakan, instrumen, dan aksi konkret. Tidak cukup dengan tema dan pidato. Kita harus kerja nyata mulai sekarang,” tegas Menteri Hanif seperti diketerangan web resminya dikutip Selasa (3/6).
Menteri Hanif memaparkan tujuh langkah strategis nasional untuk pengelolaan keanekaragaman hayati yang adil dan berkelanjutan: Penataan ruang berbasis ekosistem untuk menjamin keseimbangan fungsi lindung dan produktif di darat dan laut. Pemulihan tapak-tapak rusak melalui rehabilitasi ekosistem hutan dan pesisir dengan keterlibatan masyarakat. Kemitraan dengan komunitas lokal dan adat sebagai penjaga pengetahuan tradisional dan konservasi.
Lalu, Penguatan riset dan inovasi hayati agar memberi nilai tambah berkelanjutan. Tanggung jawab dunia usaha dalam menjaga ekosistem dan mendukung ekonomi sirkular. Penerapan prinsip kehati-hatian untuk mengelola risiko biologis dari spesies asing invasif dan bioteknologi. Pelibatan generasi muda melalui pendidikan, kampanye digital, dan kepemimpinan lingkungan.
Menteri Hanif juga menekankan pentingnya tata ruang fungsional dengan zonasi yang jelas, penerapan praktik pemanfaatan yang tidak merusak lingkungan, serta penguatan kapasitas masyarakat lokal. Ia menyerukan agar lembaga masyarakat, dunia usaha, dan akademisi bekerja bahu-membahu dalam memulihkan ekosistem.
Sebagai bagian dari langkah konkret, KLH/BPLH meluncurkan dokumen strategis Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025–2045 dan memperkenalkan Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia sebagai pusat data dan pengetahuan biodiversitas nasional. “Biodiversitas adalah jalan keluar dari krisis global. Ia ada adalah sumber pangan lokal, energi bersih, dan ketahanan masa depan. Kolaborasi adalah kunci. Sat set, kerja bersama, jangan tunda,” tutup Menteri Hanif.
NERACA Jakarta - Menjelang musim kemarau, polusi udara kembali melanda Jakarta. Pada Kamis 29 Mei, polusi Jakarta kembali tercatat sebagai…
NERACA Jakarta - Pusat Kajian Daerah dan Anggaran (Puskadaran) Sekretariat Jenderal DPD RI merumuskan rekomendasi kebijakan untuk memperkuat tata kelola…
NERACA Kuala Lumpur - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengatakan para pemimpin ASEAN sepakat untuk menjaga sentralitas Perhimpunan Bangsa-Bangsa…
NERACA Jakarta - Dalam peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2025, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa keanekaragaman…
NERACA Jakarta - Menjelang musim kemarau, polusi udara kembali melanda Jakarta. Pada Kamis 29 Mei, polusi Jakarta kembali tercatat sebagai…
NERACA Jakarta - Pusat Kajian Daerah dan Anggaran (Puskadaran) Sekretariat Jenderal DPD RI merumuskan rekomendasi kebijakan untuk memperkuat tata kelola…