NERACA
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) sepakat untuk mempercepat pengembangan hilirisasi dan industri kelapa nasional. Kesepakatan ini diambil sebagai langkah serius Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengakselerasi nilai tambah produk kelapa sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia.
“Pagi ini kita rapat dengan asosiasi kelapa, kelapa Indonesia sekarang ini lagi diminati dunia. Dimana China itu mengimpor dan beberapa negara lainnya termasuk Malaysia mengimpor kelapa dari Indonesia,” ujar Amran usai melakukan audiensi dengan KOPEK di Jakarta.
Rapat yang digelar sejak pukul 06.00 pagi ini juga sekaligus menjadi upaya Mentan Amran untuk gerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas (ratas) pada Jumat lalu (23/5/25) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam ratas tersebut, Presiden memanggil sejumlah menteri dan satuan tugas (satgas) hilirisasi untuk membahas percepatan proyek hilirisasi nasional serta tindak lanjut proyek prioritas di berbagai sektor strategis, termasuk sektor pertanian.
“Atas perintah Bapak Presiden, kami akan membangun industri hilirisasi, insyaallah mulai tahun ini,” sambung Amran.
Amran menambahkan permintaan kelapa global yang terus meningkat turut mendorong kenaikan harga kelapa secara signifikan. “Harga kelapa naik tinggi dari Rp1.300 menjadi Rp4.000, Rp5.000, bahkan Rp7.000/kilogram. Jadi sekarang, selamat bagi petani kelapa Indonesia,” tambah Amran.
Merespons tren ini, Amran memastikan bahwa pemerintah melalui Kementan akan segera mengakselerasi pembangunan industri kelapa dari hulu hingga hilir terutama di sentra-sentra penghasil. Amran juga meminta KOPEK untuk lebih aktif dan serius dalam mendorong program hilirisasi, termasuk mendorong investasi industri pengolahan kelapa di daerah-daerah sentra produksi.
“Momentum ini tidak boleh kita lewatkan. Petani harus sejahtera, dan nilai tambah harus tinggal di daerah,”kata Amran.
Tidak hanya itu, sebagai bagian dari strategi peningkatan produktivitas dan efisiensi lahan, Mentan Amran juga mendorong sistem tumpang sari di kawasan kelapa. Ia meminta agar di lahan kelapa juga ditanami padi, jagung, cacao dan komoditas pangan lainnya yang cocok secara agroklimat. Langkah ini diyakini akan meningkatkan pendapatan petani serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kita harus maksimalkan lahan. Di bawah kelapa bisa ditanam padi, bisa juga jagung. Jadi petani panen kelapa, panen juga jagung dan padi. Ini cara percepat swasembada dan naikkan pendapatan petani,” jelas Amran.
Berikut ini 10 kabupaten/kota sentra kelapa di Indonesia yakni Kabupaten Indragiri Hilir (Riau), Tanjung Jabung Timur (Jambi), Banggai (Sulawesi Tengah), Tanjung Jabung Barat (Jambi), Sumenep (Jawa Timur), Halmahera Utara ( Maluku Utara), Banyuasin (Sumatera Selatan), Minahasa Selatan (Sulawesi Utara), Pandeglang (Banten), Padang Pariaman (Sumatera Barat).
Terkait dengan kelapa, Saint Lucia adalah salah satu negara di Kepulauan Karibia aktif menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan sektor industri agro. Kolaborasi ini juga mencakup program pelatihan kompetensi sumber daya manusia (SDM) untuk menciptakan wirausaha industri baru.
Sejak tahun 1994, kedua negara telah menjalin kerja sama diplomatik bilateral dan multilateral yang baik. Contohnya, kerja sama antara Kementerian Perindustrian RI melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) dengan Saint Lucia yang terlaksana melalui mekanisme hibah berupa Pelatihan Diversifikasi Pengolahan Produk Kelapa untuk Negara-Negara di Kawasan Karibia.
Pelatihan tersebut dilaksanakan pada tahun 2023 dan 2024 di Politeknik ATI Padang selaku unit pendidikan vokasi di bawah binaan BPSDMI Kemenperin. Pelatihan ini didukung pula oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri RI.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan apresiasi terhadap kerja sama tersebut, yang sejalan dengan program prioritas pemerintah sesuai Asta Cita, yakni melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Terlebih lagi, industri agro merupakan sektor yang selama ini memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian nasional.
“Neraca perdagangan internasional untuk industri agro memperlihatkan hasil positif dengan nilai ekspor mencapai USD67,08 miliar dan volume sebesar 67,07 juta ton pada tahun 2024. Sementara itu, terdapat realisasi investasi di sektor agro yang secara total mencapai Rp206,3 triliun dari PMA dan PMDN,” ujar Agus
NERACA Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding integrated marine and logistic dari PT Pertamina (Persero), kembali menegaskan perannya…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kinerja PT Yuasa Battery Indonesia, salah satu pabrikan aki kendaraan terbesar Indonesia, yang…
NERACA Indramayu – Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufan Marhaendrajana,…
NERACA Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding integrated marine and logistic dari PT Pertamina (Persero), kembali menegaskan perannya…
NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) sepakat untuk mempercepat pengembangan…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kinerja PT Yuasa Battery Indonesia, salah satu pabrikan aki kendaraan terbesar Indonesia, yang…