NERACA
Jakarta - Rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Sidakarya Denpasar yang diperuntukan untuk pembangkit PLN Bali, mendapat penolakan keras dari masyarakat adat setempat.
Pasalnya, lokasi pembangunan FSRU Sidakarya yang hanya berjarak 500 meter dari garis pantai dinilai membawa potensi risiko besar terhadap keselamatan masyarakat, lingkungan, dan keberlanjutan pariwisata Bali.
Terlebih lagi lokasi tersebut sangat dekat dengan kawasan padat penduduk, destinasi wisata Pantai Sanur, dan Pulau Serangan.
Selain itu, lokasi yang dipilih juga hanya memiliki kedalaman berkisar 6-8 meter, sehingga diperlukan pengerukan besar-besaran hingga 15 meter untuk mencapai kedalaman ideal sekitar 23 meter seperti FSRU Lampung.
Dikhawatirkan dampak dari pengerukan besar-besaran tersebut akan merusak habitat laut, meningkatkan kekeruhan, sedimentasi, serta mengganggu biota laut dan ekosistem mangrove di Taman Tahura Ngurah Rai yang berdekatan, dan penempatan FSRU berdekatan dengan daratan sangat membahayakan, banyak terdapat kawasan suci di pesisir, pun juga kawasan pariwisata sekitar seperti Sanur akan terdampak.
Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha meminta rencana proyek ini dilakukan kajian lebih lengkap terhadap dampak ekologis dan sosial di wilayah pesisir Bali Selatan mengingat rencana proyek ini dibangun sangat dekat dengan wilayah desa adatnya.
“Dalam pertemuan kemarin di Hotel Mercure di Sanur, kita diajak membahas tentang amdalnya. Salah satu yang tidak tertuang adalah soal kajian pariwisata dimana kalau kita lihat dari aspek geografis, bahwa pembangunan LNG sangat dekat palemahan Desa Adat Serangan,” ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan dari Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Nyoman Pariatha menegaskan masyarakat, nelayan dan pekerja pariwisata di kawasan tersebut tentu akan terdampak jika tidak dikaji secara matang. Ia berharap hal ini perlu diperhatikan agar pengaturan wilayah laut berjalan lancar, nyaman dan tidak merugikan.
“Yang menjadi usulan kami tentu harus jelas persoalan dampaknya, karena mengingat investasi besar LNG di kemudian hari bisa timbul berbagai masalah,” tegasnya.
Sebelumnya penolakan yang sama juga disuarakan oleh Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) yang menilai rencana pembangunan FSRU Sidakarya akan membawa dampak visual dan polusi cahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan kapal FSRU berukuran raksasa (290–300 meter panjangnya) yang harus dinyalakan terang pada malam hari untuk navigasi, mengganggu pemandangan dan kenyamanan warga.
Sebagai perbandingan, FSRU di lokasi lain seperti Lampung, Teluk Jakarta, dan OLT Toscana Italia ditempatkan jauh dari garis pantai — antara 12 hingga 22 kilometer — untuk meminimalkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. FSRU Lampung, misalnya, ditempatkan sejauh 21 kilometer dari pantai guna memastikan panas radiasi dan awan gas dari skenario kecelakaan terburuk dapat mereda sebelum mencapai daratan.
Rencana pembangunan FSRU Sidakarya yang berjarak 500 meter dari daratan bertolak belakang dengan standar keselamatan global, harus ada evaluasi ulang demi keselamatan rakyat Bali dan kelestarian lingkungan. LMND juga menilai perlu adanya studi kelayakan ulang yang transparan, melibatkan masyarakat, dan mempertimbangkan opsi lokasi lain yang lebih aman dan ramah lingkungan. (Mohar/Iwan)
NERACA Jakarta – Di tengah implementasi PSAK 117 untuk industri asuransi, anak usaha Pertamina Group yaitu PT Asuransi Tugu Pratama…
NERACA Karawang - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menurunkan modul terumbu karang buatan ke-420 di kawasan…
NERACA Kuningan – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini merilis Indeks Daya Saing Daerah (IDSSD) 2024, dan Kabupaten…
NERACA Jakarta - Rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Sidakarya Denpasar yang diperuntukan untuk pembangkit PLN Bali, mendapat penolakan…
NERACA Jakarta – Di tengah implementasi PSAK 117 untuk industri asuransi, anak usaha Pertamina Group yaitu PT Asuransi Tugu Pratama…
NERACA Karawang - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menurunkan modul terumbu karang buatan ke-420 di kawasan…