Dampingi Pelaku Cold Storage Guna Perluas Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan

Dampingi Pelaku Cold Storage Guna Perluas Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan
Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan siap mendampingi para entrepreneur atau wirausahawan yang ingin mengoptimalkan peluang bisnis cold storage (CS) atau gudang beku di Indonesia. Sebagai usaha yang begerak di bidang penyimpanan ikan, gudang beku bermanfaat untuk mempertahankan mutu, menjaga harga jual, serta dapat memperluas jangkauan distribusi.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo mengungkapkan peluang usaha CS sangat menjanjikan terutama di daerah yang menjadi sentra produksi ikan. 
"CS juga dapat menjadi buffer stock untuk menjembatani saat musim puncak dan paceklik," kata Budi.
Budi mencontohkan analisis bisnis CS portabel 100 ton tanpa Air Blast Freezer (ABF), memerlukan modal investasi Rp4,5 miliar dengan biaya operasional bulanan Rp2,6 miliar. Investasi tersebut memiliki internal rate return (IRR) sebesar 60,75 persen dengan payback period selama 3,3 tahun. 
Sedangkan apabila dibutuhkan tambahan ABF kapasitas 2 ton, CS dengan kapasitas 100 ton tersebut memerlukan investasi sebesar Rp5,5 miliar dengan biaya operasional bulanan Rp2,7 miliar, IRR 45,54persen serta payback period menjadi 4,5 tahun.
Sehingga dengan sumber daya perikanan yang melimpah, Budi berharap bisnis CS ini dapat dioptimalkan sebagai peluang usaha untuk lintas generasi. KKP pun menyediakan layanan konsultasi interaktif bisnis CS ini, baik terkait lokasi yang sesuai, kapasitas CS yang dibutuhkan maupun analisis usahanya, melalui call center 0813 8883 2500.
 "Jadi silakan dipilih mau mengoptimalkan peluang yang mana, kami siapkan ruang konsultasi untuk yang berminat," ujar Budi.
Sebelumnya, KKP juga ) mensosialisasikan Warehouse Management System (WMS) sebagai sistem informasi Cold Storage untuk mengetahui ketersediaan dan sebaran ikan di Indonesia.
"WMS menjadi basis data ketika kita bicara stok ikan secara realtime yang dibutuhkan bukan hanya bagi konsumen tapi juga industri," terang Budi. 
Gudang beku begitu krusial guna menjaga ketersediaan serta mutu karena ikan sebagai perishable food atau pangan mudah rusak memerlukan penangananan khusus. Mengingat peran tersebut, Budi mendorong pengelola gudang beku mengurus Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). "Jadi bisa dibilang gudang beku ikan adalah gudang protein karena bisa mempertahankan mutu ikan," ujar Budi.
Teknologi Terintegrasi
Hal senada diungkapkan Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Berny A Subki yang menjabarkan WMS mengintegerasikan perangkat internet of think (IoT) dan aplikasi. Gudang beku yang menerapkan WMS bisa dipantau keterisiannya secara real time sekaligus dilihat turn over ikan yang keluar-masuk baik harian, bulanan hingga tahunan.
Berny menyebut WMS juga menjadi bagian dari sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional (STELINA) "Ini yang kami kembangkan untuk memperluas trading ikan dan meningkatkan efisiensi operasional," kata Berny.
Dalam forum sosialisasi, Berny menjabarkan ada 2.110 gudang beku, khususnya untuk produk perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total kapasitas mencapai 813.966 ton. Dari jumlah tersebut, saat ini baru terdata 113 gudang beku yang telah menerapkan WMS. "Tentu melalui forum ini kami mengajak pengelola gudang beku untuk menerapkan WMS dalam rangka pemanfaatan pangan biru mendukung  program prioritas Presiden RI,“ jelas Berny.
 Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan bahwa program Ekonomi Biru menawarkan peluang usaha dan lapangan kerja yang signifikan. Ekonomi biru juga berfokus pada pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Trenggono juga pernah menegaskan sektor kelautan dan perikanan siap mendukung program hilirisasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 8%. Adapun komoditas yang akan ditingkatkan produksinya antara lain udang, rumput laut, tilapia, dan tuna.
Sekedar catatan, KKP berhasil mengembangkan model hilirisasi skala Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan melibatkan masyarakat pesisir untuk komoditas rajungan. Di Jepara, pilot project bantuan sarana pasca panen atau mini plant yang diinisiasi Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) telah memiliki kapasitas produksi hingga 50 kilogram (kg) rajungan utuh per hari.
Mini plant tersebut memproses bahan baku rajungan sebelum dijual ke unit pengolah ikan (UPI) dan diekspor ke Amerika Serikat. Dengan fasilitasi mini plant, pelaku usaha yang sekaligus anggota koperasi, dari mulanya hanya menjual rajungan segar dan rajungan rebus beralih menjual daging rajungan masak kupas. 

NERACA

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan siap mendampingi para entrepreneur atau wirausahawan yang ingin mengoptimalkan peluang bisnis cold storage (CS) atau gudang beku di Indonesia. Sebagai usaha yang begerak di bidang penyimpanan ikan, gudang beku bermanfaat untuk mempertahankan mutu, menjaga harga jual, serta dapat memperluas jangkauan distribusi.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo mengungkapkan peluang usaha CS sangat menjanjikan terutama di daerah yang menjadi sentra produksi ikan. 

"CS juga dapat menjadi buffer stock untuk menjembatani saat musim puncak dan paceklik," kata Budi.

Budi mencontohkan analisis bisnis CS portabel 100 ton tanpa Air Blast Freezer (ABF), memerlukan modal investasi Rp4,5 miliar dengan biaya operasional bulanan Rp2,6 miliar. Investasi tersebut memiliki internal rate return (IRR) sebesar 60,75 persen dengan payback period selama 3,3 tahun. 

Sedangkan apabila dibutuhkan tambahan ABF kapasitas 2 ton, CS dengan kapasitas 100 ton tersebut memerlukan investasi sebesar Rp5,5 miliar dengan biaya operasional bulanan Rp2,7 miliar, IRR 45,54persen serta payback period menjadi 4,5 tahun.

Sehingga dengan sumber daya perikanan yang melimpah, Budi berharap bisnis CS ini dapat dioptimalkan sebagai peluang usaha untuk lintas generasi. KKP pun menyediakan layanan konsultasi interaktif bisnis CS ini, baik terkait lokasi yang sesuai, kapasitas CS yang dibutuhkan maupun analisis usahanya, melalui call center 0813 8883 2500.

 "Jadi silakan dipilih mau mengoptimalkan peluang yang mana, kami siapkan ruang konsultasi untuk yang berminat," ujar Budi.

Sebelumnya, KKP juga ) mensosialisasikan Warehouse Management System (WMS) sebagai sistem informasi Cold Storage untuk mengetahui ketersediaan dan sebaran ikan di Indonesia.

"WMS menjadi basis data ketika kita bicara stok ikan secara realtime yang dibutuhkan bukan hanya bagi konsumen tapi juga industri," terang Budi. 

Gudang beku begitu krusial guna menjaga ketersediaan serta mutu karena ikan sebagai perishable food atau pangan mudah rusak memerlukan penangananan khusus. Mengingat peran tersebut, Budi mendorong pengelola gudang beku mengurus Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). "Jadi bisa dibilang gudang beku ikan adalah gudang protein karena bisa mempertahankan mutu ikan," ujar Budi.

Teknologi Terintegrasi

Hal senada diungkapkan Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Berny A Subki yang menjabarkan WMS mengintegerasikan perangkat internet of think (IoT) dan aplikasi. Gudang beku yang menerapkan WMS bisa dipantau keterisiannya secara real time sekaligus dilihat turn over ikan yang keluar-masuk baik harian, bulanan hingga tahunan.

Berny menyebut WMS juga menjadi bagian dari sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional (STELINA) "Ini yang kami kembangkan untuk memperluas trading ikan dan meningkatkan efisiensi operasional," kata Berny.

Dalam forum sosialisasi, Berny menjabarkan ada 2.110 gudang beku, khususnya untuk produk perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total kapasitas mencapai 813.966 ton. Dari jumlah tersebut, saat ini baru terdata 113 gudang beku yang telah menerapkan WMS. "Tentu melalui forum ini kami mengajak pengelola gudang beku untuk menerapkan WMS dalam rangka pemanfaatan pangan biru mendukung  program prioritas Presiden RI,“ jelas Berny.

 Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan bahwa program Ekonomi Biru menawarkan peluang usaha dan lapangan kerja yang signifikan. Ekonomi biru juga berfokus pada pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Trenggono juga pernah menegaskan sektor kelautan dan perikanan siap mendukung program hilirisasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 8%. Adapun komoditas yang akan ditingkatkan produksinya antara lain udang, rumput laut, tilapia, dan tuna.

Sekedar catatan, KKP berhasil mengembangkan model hilirisasi skala Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan melibatkan masyarakat pesisir untuk komoditas rajungan. Di Jepara, pilot project bantuan sarana pasca panen atau mini plant yang diinisiasi Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) telah memiliki kapasitas produksi hingga 50 kilogram (kg) rajungan utuh per hari.

Mini plant tersebut memproses bahan baku rajungan sebelum dijual ke unit pengolah ikan (UPI) dan diekspor ke Amerika Serikat. Dengan fasilitasi mini plant, pelaku usaha yang sekaligus anggota koperasi, dari mulanya hanya menjual rajungan segar dan rajungan rebus beralih menjual daging rajungan masak kupas. 

 

 

BERITA TERKAIT

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton

NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…

Pemerintah Perkuat Strategi Digital dan Diplomasi Ekonomi

NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton

NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…

Pemerintah Perkuat Strategi Digital dan Diplomasi Ekonomi

NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…