NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha Uzbekistan untuk memanfaatkan InaExport sebagai pintu gerbang untuk menemukan eksportir kredibel Indonesia. Hal ini diharapkan membuka peluang perdagangan baru yang akan semakin memperkuat kemitraan ekonomi kedua negara. Demikian ditekankan dalam Forum Bisnis Indonesia-Uzbekistan di Jakarta.
"InaExport dikembangkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai hub strategis yang menjembatani eksportir Indonesia dengan calon pembeli di seluruh dunia, termasuk Uzbekistan. Platform tersebut dapat menjadi pintu gerbang pelaku usaha Uzbekistan untuk menemukan eksportir papan atas Indonesia," jelas Roro.
Roro melanjutkan, Inaexport menyediakan akses menyeluruh ke produk-produk Indonesia berkualitas tinggi di berbagai sektor serta memfasilitasi interaksi bisnis dan negosiasi perdagangan yang lancar. Dengan memanfaatkan InaExport, para pelaku usaha dapat menjelajahi beragam produk siap ekspor, terhubung dengan pemasok tepercaya, dan memperoleh wawasan pasar yang berharga.
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong ekosistem perdagangan dan investasi yang kuat dan dinamis. Untuk mencapainya, Indonesia meningkatkan akses pasar melalui diplomasi ekonomi, memperkuat koneksi bisnis, dan memberikan dukungan bagi investor.
Pada 2018, pemerintah Indonesia dan Uzbekistan sepakat untuk memulai pembahasan Indonesia-Uzbekistan Preferential Trade Agreement (IU-PTA). Sebagai tindak lanjut, kedua negara sepakat untuk melakukan studi kelayakan bersama (joint feasibility study/JFS).
Rencananya pada Agustus 2025, kedua negara akan meluncurkan negosiasi IU-PTA selama kunjungan kerja Menteri Perdagangan Indonesia ke Uzbekistan.
Hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan telah terjalin cukup lama, berakar pada sejarah bersama keterlibatan diplomatik dan kerja sama ekonomi. Sejak terjalinnya hubungan diplomatik secara resmi pada 1992 silam, kedua negara terus memperkuat kerja sama mereka di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, dan pertukaran budaya.
Pentingnya kemitraan ini secara strategis tercermin dalam upaya konsisten kedua pemerintah untuk meningkatkan hubungan ekonomi bilateral, yang akan mendorong pertumbuhan dan kemakmuran kedua negara.
"Kami berharap melalui perjanjian perdagangan bilateral, kedua negara dapat meningkatkan hubungan perdagangan dan mengurangi hambatan perdagangan. Selain itu, menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif yang menguntungkan kedua eksportir dan investor," imbuh Roro.
Roro menuturkan, kedua pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik dengan menyederhanakan peraturan, memberikan insentif, dan mendorong keterlibatan business-to-business (B2B) yang lebih kuat. Selain itu, memperkuat arus investasi guna semakin meningkatkan integrasi ekonomi dan menciptakan pertumbuhan yang saling menguntungkan.
Forum bisnis Indonesia-Uzbekistan yang diprakarsai Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia ini memainkan peran penting dalam membangun hubungan bisnis kedua negara. Dengan memfasilitasi penjajakan bisnis (business matching) dan penandatanganan nota kesepahaman, forum bisnis membuka pintu bagi peluang investasi baru dan kerja sama perdagangan jangka panjang.
“Kementerian Perdagangan, bermitra dengan Kadin dan lembaga lainnya, siap membantu pelaku usaha Uzbekistan dalam menjelajahi pasar Indonesia sekaligus mendorong bisnis Indonesia untuk menjajaki peluang di Uzbekistan,” ungkap Roro.
Roro juga menekankan, guna memastikan kemajuan berkelanjutan dalam kerja sama perdagangan dan investasi, sinergi berkelanjutan antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting. Dengan menjaga dialog terbuka dan mendorong upaya kolaboratif, Indonesia dan Uzbekistan dapat memaksimalkan peluang ekonomi dan menciptakan hubungan perdagangan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arief Wibisono menekankan peran strategis Uzbekistan sebagai hub perdagangan yang berpotensi memperkuat penetrasi produk Indonesia ke pasar Asia Tengah.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kemenkeu pada semester I-2024, nilai ekspor ekonomi kreatif sebesar USD12,36 miliar. Nilai ini menunjukan adanya peningkatan 4,46 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebagai dampak dari peningkatan permintaan ekspor kriya dan fesyen. Kalau secara total untuk ekspor ini sudah mencapai 44,89 persen.
NERACA Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sepakat bekerja sama mengembangkan UMKM dan…
NERACA Jakarta – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) kembali mencatatkan langkah strategis dalam kerja sama ekonomi…
NERACA Kuala Lumpur – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso bertemu dengan Deput iPerdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura…
NERACA Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sepakat bekerja sama mengembangkan UMKM dan…
NERACA Jakarta – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) kembali mencatatkan langkah strategis dalam kerja sama ekonomi…
NERACA Kuala Lumpur – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso bertemu dengan Deput iPerdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura…