LPEI Beri Pinjaman untuk Ekspansi Richeese Factory di Malaysia

LPEI Beri Pinjaman untuk Ekspansi Richeese Factory di Malaysia
NERACA
Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memberikan pembiayaan luar negeri (overseas financing) ke perusahaan luar negeri dengan memberikan fasilitas Term Loan – Corporate Finance kepada Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd. untuk mendukung pengembangan dan memperluas jaringan outlet Richeese Factory di Malaysia.
Pembiayaan ke Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd. merupakan pelaksanaan mandat LPEI sebagai agen Pemerintah dalam mendukung program gastrodiplomasi melalui Ekspor Jasa (commercial presence). Hubungan bisnis LPEI dengan Nabati Group telah berlangsung sejak Desember 2023.
“Fasilitas overseas financing ini menjadi bukti dukungan LPEI terhadap perusahaan Indonesia yang berinvestasi di luar negeri. Kami melihat Nabati Group melalui Richeese Factory Malaysia sebagai contoh inspiratif kebanggaan Indonesia di pasar global. Fasilitas ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan bisnis dan membuka lebih banyak peluang internasional,” ujar Plt. Direktur Pelaksana Bisnis Anton Herdianto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/11).
Richeese Factory Malaysia merupakan bagian dari grup usaha Nabati yang bergerak di sektor makanan cepat saji dan sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan asal Indonesia. Dengan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) dan konsumsi ayam per kapita yang jauh lebih tinggi di Malaysia dibandingkan Indonesia, yakni 50,5 kilogram per kapita di Malaysia berbanding 12,7 kilogram di Indonesia, Richeese Factory berpotensi besar dalam menjangkau pasar Malaysia yang luas.
Direktur Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd., Chong Kok Yeow mengatakan bahwa pihaknya bangga dapat membawa jenama (brand) Indonesia hingga ke luar negeri. “Dengan dukungan Indonesia Eximbank, kami berharap Richeese Factory dapat semakin berkembang dan membawa nama Indonesia semakin besar di pasar internasional. Semoga kemitraan ini berlangsung secara berkelanjutan dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan,” jelasnya.
Hingga Desember 2023, Richeese Factory Malaysia telah mengoperasikan beberapa gerai dan menargetkan tambahan gerai baru di 2024. Hingga Oktober 2024, sebanyak 55 outlet telah dibuka di wilayah Malaysia Barat, termasuk Kuala Lumpur, Malaka, Johor, Penang dan Selangor. Langkah ini juga merupakan bentuk nyata dukungan LPEI dalam program "Indonesia Spice up the World" yang bertujuan untuk meningkatkan eksposur produk makanan jenama Indonesia di panggung internasional, memperkuat daya saing, serta membantu pelaku usaha lokal untuk menembus pasar global. Program ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi produk-produk Indonesia, termasuk yang dihasilkan oleh Richeese Factory, untuk dikenal dan diterima di berbagai negara.

 

NERACA

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memberikan pembiayaan luar negeri (overseas financing) ke perusahaan luar negeri dengan memberikan fasilitas Term Loan – Corporate Finance kepada Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd. untuk mendukung pengembangan dan memperluas jaringan outlet Richeese Factory di Malaysia.

Pembiayaan ke Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd. merupakan pelaksanaan mandat LPEI sebagai agen Pemerintah dalam mendukung program gastrodiplomasi melalui Ekspor Jasa (commercial presence). Hubungan bisnis LPEI dengan Nabati Group telah berlangsung sejak Desember 2023.

“Fasilitas overseas financing ini menjadi bukti dukungan LPEI terhadap perusahaan Indonesia yang berinvestasi di luar negeri. Kami melihat Nabati Group melalui Richeese Factory Malaysia sebagai contoh inspiratif kebanggaan Indonesia di pasar global. Fasilitas ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan bisnis dan membuka lebih banyak peluang internasional,” ujar Plt. Direktur Pelaksana Bisnis Anton Herdianto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/11).

Richeese Factory Malaysia merupakan bagian dari grup usaha Nabati yang bergerak di sektor makanan cepat saji dan sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan asal Indonesia. Dengan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) dan konsumsi ayam per kapita yang jauh lebih tinggi di Malaysia dibandingkan Indonesia, yakni 50,5 kilogram per kapita di Malaysia berbanding 12,7 kilogram di Indonesia, Richeese Factory berpotensi besar dalam menjangkau pasar Malaysia yang luas.

Direktur Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd., Chong Kok Yeow mengatakan bahwa pihaknya bangga dapat membawa jenama (brand) Indonesia hingga ke luar negeri. “Dengan dukungan Indonesia Eximbank, kami berharap Richeese Factory dapat semakin berkembang dan membawa nama Indonesia semakin besar di pasar internasional. Semoga kemitraan ini berlangsung secara berkelanjutan dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan,” jelasnya.

Hingga Desember 2023, Richeese Factory Malaysia telah mengoperasikan beberapa gerai dan menargetkan tambahan gerai baru di 2024. Hingga Oktober 2024, sebanyak 55 outlet telah dibuka di wilayah Malaysia Barat, termasuk Kuala Lumpur, Malaka, Johor, Penang dan Selangor. Langkah ini juga merupakan bentuk nyata dukungan LPEI dalam program "Indonesia Spice up the World" yang bertujuan untuk meningkatkan eksposur produk makanan jenama Indonesia di panggung internasional, memperkuat daya saing, serta membantu pelaku usaha lokal untuk menembus pasar global. Program ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi produk-produk Indonesia, termasuk yang dihasilkan oleh Richeese Factory, untuk dikenal dan diterima di berbagai negara.

BERITA TERKAIT

LKPP Sempurnakan E-Katalog Menjadi Versi 6.0

  NERACA Jakarta - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau LKPP menyempurnakan katalog elektronik atau E-Katalog menjadi versi 6.0. Menurut…

Dorong Inkubator Bisnis, UPT Pelatihan Studi Banding di Polbangtan Kementan

  NERACA Bogor - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) pada Polbangtan Bogor menerima kunjungan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan…

Wujudkan Kemandirian Pangan dan Energi, BPDPKS Dukung Workshop Penguatan Kelembagaan UKMK Sawit

NERACA Jakarta - Dengan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) bersama Sawit…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

LKPP Sempurnakan E-Katalog Menjadi Versi 6.0

  NERACA Jakarta - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau LKPP menyempurnakan katalog elektronik atau E-Katalog menjadi versi 6.0. Menurut…

Dorong Inkubator Bisnis, UPT Pelatihan Studi Banding di Polbangtan Kementan

  NERACA Bogor - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) pada Polbangtan Bogor menerima kunjungan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan…

Wujudkan Kemandirian Pangan dan Energi, BPDPKS Dukung Workshop Penguatan Kelembagaan UKMK Sawit

NERACA Jakarta - Dengan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) bersama Sawit…