Tujuh Fokus Pemerintah Atas Perubahan UU Perkoperasian

NERACA

Jakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) konsisten dalam mendorong koperasi dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Atas dasar itulah KemenkopUKM focus atas tujuh perubahan UU Perkeoperasian.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenkopUKM) Arif Rahman Hakim menyebutkan ada tujuh hal mendasar yang menjadi fokus pemerintah atas perubahan ketiga UU Perkoperasian tahun 2023. 

"Pertama, modernisasi kelembagaan dan usaha koperasi agar dapat kompatibel dengan perkembangan zaman. Hal ini dilakukan dengan memodernisasi ketentuan keanggotaan, perangkat organisasi, modal, usaha, serta ekosistem pendukung," kata SesKemenkopUKM Arif Rahman Hakim dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komite IV DPD RI, di Jakarta.

Kedua, rekognisi bahwa koperasi dapat menjalankan usaha di berbagai lapangan usaha. Koperasi dapat memilih lapangan usaha sesuai dengan pilihan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang memiliki 1.790 pilihan. “Agar koperasi memiliki keleluasaan tumbuh besar di berbagai lapangan usaha," ucap Arif.

Ketiga, afirmasi pada koperasi sektor riil agar menjadi penopang dan penggerak utama ekonomi masyarakat. Koperasi di sektor pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pengolahan, pariwisata, dan sebagainya, saat ini kurang berkembang. "Padahal, sektor tersebut menyerap tenaga kerja yang besar serta menyumbang nilai tambah yang tinggi," kata SesKemenkopUKM.

Keempat, pemurnian dan penguatan usaha simpan pinjam koperasi agar berbasis jati diri. Mengatur tentang standar tata kelola yang baik, sebab usaha simpan pinjam tergolong usaha dengan risiko tinggi.

Kelima, pendirian dua lembaga penyangga usaha simpan pinjam. Di sini, keberadaan Lembaga Pengawas Independen menyaratkan Lembaga Penjamin Simpanan Anggota. Sebab, efektivitas penegakan hukum dapat dilakukan ketika dana anggota dijamin lembaga tertentu seperti pada industri keuangan dengan adanya OJK dan LPS.

Keenam, merekognisi dan mengatur tentang keberadaan lembaga/profesi pendukung dan penunjang perkoperasian sebagai suatu ekosistem terpadu. Ada setidaknya 21 lembaga/profesi yang terlibat dalam membangun koperasi. 

"Untuk maksud tersebut, pemerintah mengoordinasikan sinergi penyelenggaraan ekosistem perkoperasian melalui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pembinaan dan pemberdayaan koperasi," katanya.

Fokus ketujuh adalah peningkatan pelindungan anggota dan badan hukum koperasi melalui penerapan sanksi pidana. Karena, banyak terjadi penyelewengan dan penyimpangan koperasi yang merugikan anggota. Serta, penyalahgunaan badan hukum koperasi yang merugikan masyarakat. "Hal tersebut dapat dikurangi dengan penerapan sanksi pidana," kata Arif.

Dalam kesempatan itu, anggota DPD RI Dapil NTB H Achmad Sukisman Azmy sepakat UU Perkoperasian harus direvisi karena sudah berumur lebih dari 30 tahun. "Terlebih lagi, dengan melihat kemajuan teknologi saat ini, agar koperasi bisa bertahan dengan bagus. Perlu juga pengawasan koperasi diperkuat," kata Sukisman.

Sukisman menambahkan, ada beberapa permasalahan koperasi yang sebaiknya dimasukkan juga ke dalam perubahan UU Perkoperasian. Di antaranya terkait kurangnya minat berkoperasi, keterbatasan SDM, hingga banyak muncul piutang macet.

"Masalah koperasi lainnya adalah kurangnya pengawasan kepada pengurus koperasi, hingga pengelolaan arsip koperasi yang kurang efektif," kata Sukisman.

Anggota DPD lainnya dari Kalimantan Barat, H Sukiryanto, juga mendorong agar revisi UU Perkoperasian ini dapat menjawab segala persoalan penting yang membelit koperasi. Misalnya, terkait perlindungan anggota. "Selain juga, harus ada lembaga penjamin simpanan. Sehingga, kalau pengurusnya nakal, anggota koperasi tidak sampai menjadi korban," kata Sukiryanto.

Empat Catatan

Sementara itu, Ketua Komite IV DPD RI KH Amang Syafrudin menegaskan Komite IV DPD RI mendukung RUU tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dengan beberapa catatan.

Antara lain, RUU Perkoperasian harus memberikan penguatan kelembagaan dan koperasi. Sehingga, dapat meningkatkan kemanfaatan bagi masyarakat luas dan meningkatkan kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

"Selain itu, RUU Perkoperasian harus mampu mendorong perkembangan ekosistem koperasi untuk mendukung pertumbuhan usaha koperasi yang merata dan berkelanjutan di seluruh daerah," kata KH Amang.

Catatan lain, kata KH Amang, modernisasi lembaga dan usaha koperasi diharapkan sesuai dengan perkembangan zaman yang menjadi salah satu fokus pemerintah dalam Perubahan UU Perkoperasian sehingga harus dibarengi dengan tersedianya fasilitas pendukung teknologi yang memadai di seluruh daerah.

"RUU Perkoperasian dimaksudkan untuk mencegah penyalahgunaan lembaga koperasi seperti pemanfaatan koperasi sebagai Pinjaman Online (Pinjol) ilegal atau sebagai tempat pencucian uang oleh pihak-pihak tertentu," ucap KH Amang. 

BERITA TERKAIT

Kalsel Berpotensi untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan Indonesia

NERACA Banjarbaru – Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat untuk mewujudkan swasembada pangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Tidak hanya di…

Bappebti Tingkatkan Peran SRG untuk Perkuat Pasar

NERACA Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan berperan aktif mendukung  program prioritas pemerintah Kabinet Merah Putih yang…

KemenKop Siap Bersinergi dengan Bulog Serap Komoditas Koperasi

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi (KemenKop) dan Perum Bulog berencana melakukan sinergi dan kerja sama terkait penyerapan komoditas pangan yang…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kalsel Berpotensi untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan Indonesia

NERACA Banjarbaru – Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat untuk mewujudkan swasembada pangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Tidak hanya di…

Bappebti Tingkatkan Peran SRG untuk Perkuat Pasar

NERACA Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan berperan aktif mendukung  program prioritas pemerintah Kabinet Merah Putih yang…

KemenKop Siap Bersinergi dengan Bulog Serap Komoditas Koperasi

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi (KemenKop) dan Perum Bulog berencana melakukan sinergi dan kerja sama terkait penyerapan komoditas pangan yang…