NERACA
Jakarta – Sektor perdagangan Indonesia saat ini baik dan stabil. Bahkan saat ini pemerintah sedang meningkatkan Kerjasama perdagangan dengan beberapa negara, salah satu diantaranya yakni denga Korea Selatan.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga “Data yang kami miliki pun mencatat, Indonesia terus mendapat surplus 38 bulan berturut-turut. Inflasi di bawah 4 persen dan pertumbuhan ekonomi menyentuh 5 persen. Hal ini membuktikan Indonesia berhasil melalui pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik yang tidak menentu."
Seperti diketahui, Indonesia telah mencapai surplus neraca perdagangan sebesar USD 31,94 milia rpada Januari—Juli 2023. Pada Juli 2023, surplus Indonesia mencapai USD 1,31 miliar.
Melihat fakta tersebut, Jerry menuturkan, kestabilan ekonomi Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan Korea Selatan untuk melanjutkan kerja sama bilateral serta meningkatkan hubungan dagang dan investasi di Indonesia.
Sebagai realisasi, Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) diluncurkan pada 2012. Setelah berlangsung tujuh putaran, kedua pihak berhasil menandatangani IK-CEPA pada 18 Desember 2020 di Seoul, Korea dan resmi diimplementasi pada 1 Januari 2023.
"Dengan IK-CEPA, pelaku usaha kedua negara dapat menekan biaya dan menggenjot kepraktisan. Eliminasi tarif untuk 92 persen pos tarif Indonesia dan 95,5 persen pos tarif Korea berpotensi pada tahun kelima akan memberikan peningkatan kesejahteraan USD 21,9 miliar. Hal ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2,43 persen peningkatan ekspor 19,8 persen dan impor 13,8 persen," papar Jerry.
Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan (Kemendag), total perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada Januari—Juli 2023 tercatat USD 12,2 miliar. Tren total perdagangan 2018—2022 tercatat 7,38 persen.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan pada Januari—Juli 2023 membukukan nilai USD 4,8 miliar sementara impor nonmigas Indonesia dari Korea Selatan USD 5,8 miliar. Korea-Indonesia Economic Cooperation Forum digelar Kedutaan Besar Korea Selatan di Indonesia dengan menggandeng Korea International Trade Association (KITA). Acara tersebut dihadiri sekitar 50 pelaku usaha dan perwakilan kementerian/lembaga kedua negara.
Lebih lanjut terkait IK-CEPA, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menggungkapkan implementasi IK-CEPA ini juga menjadi momentum tepat kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi, khususnya, perdagangan dan investasi. Implementasi sekaligus menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara yang merefleksikan eratnya hubungan “special strategic partnership” yang telah dimiliki kedua negara sejak 2017 lalu.
“Dengan implementasi IK-CEPA pada 1 Januari 2023, para pelaku usaha dapat memanfaatkan cakupan IK-CEPA yang komprehensif. Misalnya, penghapusan tarif bea masuk perdagangan barang, peningkatan kesempatan perdagangan jasa, peningkatan peluang investasi, serta peningkatan program kerja sama ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia,” ujar Zulkifli.
Zulkifli menguraikan, cakupan IK-CEPA akan memberikan berbagai manfaat bagi Indonesia.
Pertama, semakin terbukanya akses untuk ekspor barang Indonesia ke Korea Selatan. Melalui IK-CEPA, Korea Selatan memberikan kemudahan dalam hal tarif bea masuk berupa eliminasi 11.267 pos tarif atau 95,5 persen total pos tarif menjadi 0 persen.
Beberapa produk Indonesia yang akan semakin terbuka akses pasarnya antara lain sepeda, sepeda motor, aksesori kendaraan bermotor, produk olahan ikan, salak, dan produk tekstil seperti kaos kaki.
Kedua, semakin terbukanya perdagangan jasa Indonesia ke Korea Selatan. Melalui IK-CEPA, kedua negara membuka lebih dari 100 subsektor jasa dengan penyertaan modal asing berkisar 49 persen sampai 100 persen.
Selain itu, IK-CEPA akan memfasilitasi pergerakan intra-corporate transferees, business visitors, dan independent professionals.
Ketiga, peluang meningkatnya investasi yang bersifat jangka panjang. IK-CEPA akan mendorong masuknya investasi Korea Selatan ke Indonesia. Korea Selatan selama ini telah menunjukkan keseriusan untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor otomotif, logam, kimia, dan energi terbarukan.
Keempat, terbuka peluang kerja sama ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Melalui IK-CEPA, Indonesia mendapatkan program-program kerja sama ekonomi yang membawa kapasitas SDM Indonesia menjadi lebih ahli, terampil, dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Beberapa peluang yang ditawarkan dalam kerja sama ekonomi IK-CEPA, yakni sektor industri; sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan; aturan dan prosedur perdagangan yang fasilitatif; pergerakan orang perseorangan; serta area kerja sama lainnya.
“Seluruh manfaat ini saling mendukung satu sama lain dan di sinilah esensi dari IK-CEPA. Bukan hanya soal ekspor barang dan jasa, tetapi juga bagaimana perjanjian ini mampu mendorong daya saing ekonomi serta meningkatkan kualitas SDM Indonesia,” tegas Zulkifli.
NERACA Bali – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong perluasan akses pasar produk-produk perikanan yang dihasilkan oleh…
NERACA Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memperkenalkan ikan jade perch sebagai komoditas yang potensial dibudidayakan di…
NERACA Jakarta - Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 siap menghadirkan empat program unggulan untuk menyukseskan upaya promosi produk ekspor Indonesia…
NERACA Bali – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong perluasan akses pasar produk-produk perikanan yang dihasilkan oleh…
NERACA Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memperkenalkan ikan jade perch sebagai komoditas yang potensial dibudidayakan di…
NERACA Jakarta - Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 siap menghadirkan empat program unggulan untuk menyukseskan upaya promosi produk ekspor Indonesia…