Tingkatkan Daya Saing industri Alas Kaki Dalam Negeri

NERACA

Tanggerang – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para pelaku industri alas kaki dalam negeri untuk meningkatkan daya saing dan merebut peluang pasar. Salah satu upayanya adalah dengan menggandeng jenama (brand) lokal untuk tampil dalam berbagai ajang yang diselenggarakan penggiat alas kaki di Tanah Air.

Dukungan terhadap industri alas kaki tersebut diwujudkan oleh Balai Besar Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dengan keikutsertaan dalam Jakarta Sneaker Day – Solebration 2023. Lewat ajang tersebut, BPIPI mengajak beberapa jenama lokal alas kaki untuk tampil pada agenda Sneaker Show dalam rangkaian Jakarta Sneaker Day – Solebration 2023, yang juga merupakan kolaborasi antara komunitas Jakarta Sneaker Day (JSD) dengan ESMOD.

“Kegiatan ini merupakan salah satu program dari kampanye #IndonesiaMelangkah yang bertujuan untuk mengajak para pelaku industri alas kaki di Indonesia bersama-sama saling mendukung dan berkolaborasi,” jelas Kepala BPIPI Kemenperin, Syukur Idayati saat pelaksanaan Sneaker Show di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang..

Upaya ini didasari oleh keinginan untuk membawa industri alas kaki agar semakin berdaya saing. Sebagai salah satu subsektor industri yang berperan terhadap perekonomian, industri alas kaki semakin memiliki tempat di hati masyarakat dan berpeluang  besar untuk mengisi pasar dalam negeri. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada triwulan IV - 2022, pertumbuhan industri alas kaki mencapai Rp30,8 triliun, dengan nilai ekspor sebesar USD7,7 miliar.

"Pasar domestik luar biasa, namun begitu brand lokal masih kewalahan untuk memenuhi pasar ini. Misalnya, ada beberapa yang belum memiliki workshop sendiri. Maka perlu kolaborasi antara para pelaku industri alas kaki sendiri," jelas Syukur.

BPPI merupakan satuan kerja di bawah Kemenperin yang fokus mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) alas kaki. BPIPI membina IKM alas kaki untuk dapat meningkatkan kualitas produknya. Gerakan #IndonesiaMelangkah mendorong keterlibatan para pelaku usaha alas kaki dari hulu ke hilir dengan mengusung semangat kebersamaan, kecintaan pada profesi, dan komitmen untuk terus berkembang.

BPIPI telah aktif bersinergi dengan Jakarta Sneaker Day sejak tahun 2018 dengan terus menghadirkan  jenama-jenama lokal. Dalam kesempatan ini, BPIPI menghadirkan jenama lokal pada sneaker show, antara lain Artemis Ethereal, Bitka, Brundi, Footwear Emba, Kanky, Ortuseight, Pijakbumi, dan Prabu Indonesia.

CEO Kanky, Alfonsus Ivan Kurniadi memberikan apresiasi kepada pemerintah terhadap dukungan yang diberikan untuk IKM alas kaki melalui program pelatihan, penyuluhan hingga gelaran pameran untuk memperkenalkan jenama lokal.

“Kami berharap bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Banyak support pemerintah dan penggiat sneakers untuk menggaungkan produk lokal ini,” harap Alfonsus yang juga menggelar booth di JSD – Solebration 2023 lalu.

Lebih lanjut terkait dengan induri alas kaki, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita mengungkapkan industri alas kaki di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi bisnis yang prospektif di pasar lokal dan global. Berdasarkan data World Footwear Yearbook 2022, di tahun 2021 Indonesia merupakan konsumen produk alas kaki terbesar keempat di dunia dengan total konsumsi sebesar 806 juta pasang sepatu atau 3,8% dari total konsumsi produk alas kaki dunia.

“Di tahun 2021, Indonesia juga merupakan eksportir alas kaki terbesar ketiga di dunia setelah China dan Vietnam. Kuantitas ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai angka 427 juta pasang, atau 3,3% dari total produk alas kaki yang diekspor di seluruh dunia,” sebut Reni.

Menurut Reni, data tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif dan mendukung eskalasi beberapa SDGs, diantaranya SDG1 (menghapus kemiskinan), SDG2 (mengakhiri kelaparan), SDG8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan), dan SDG 10 (mengurangi ketimpangan).

“Setiap tujuan pada SDGs saling berkaitan, sehingga poin tujuan dari masing-masing SDG secara tidak langsung mempengaruhi tujuan lainnya terutama pada sisi lingkungan,” imbuh Reni.

Reni menjelaskan, di era industri 4.0, Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai salah satu unit kerja Ditjen IKMA, melihat pola dari hubungan dan potensi kemitraan setiap stakeholder pada industri alas kaki membentuk sebuah ekosistem yang bisa dilakukan replikasi dalam dunia digital. Ekosistem ini dapat menghubungkan antar stakeholder dalam pemenuhan kebutuhan yang lebih luas dan diharapkan dapat memberi kebermanfaatan yang lebih besar.

Misalnya, BPIPI telah meluncurkan Indonesia Footwear Network (IFN) yang menghubungkan stakeholder pelaku industri alas kaki di Indonesia.

 

 

BERITA TERKAIT

Kebijakan Tata Kelola Sawit Berkelanjutan Diintegrasikan

NERACA Jakarta – Industri kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang menyumbang kurang lebih 42 persen dari total…

Di Sulawesi Pertamina Temukan Sumber Daya Gas

NERACA Sulawesi Tengah – Pada tinjauan lapangan ke area sumur Tedong (TDG)-001, Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng mengungkapkan, PT…

Perusahaan Wajib Taati Ketentuan Ketenagalistrikan

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pencegahan kebakaran listrik dengan menerapkan standar keamanan ketat,…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kebijakan Tata Kelola Sawit Berkelanjutan Diintegrasikan

NERACA Jakarta – Industri kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang menyumbang kurang lebih 42 persen dari total…

Di Sulawesi Pertamina Temukan Sumber Daya Gas

NERACA Sulawesi Tengah – Pada tinjauan lapangan ke area sumur Tedong (TDG)-001, Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng mengungkapkan, PT…

Perusahaan Wajib Taati Ketentuan Ketenagalistrikan

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pencegahan kebakaran listrik dengan menerapkan standar keamanan ketat,…