Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi
Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo
Pelaku wirausaha menjadi subjek penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, pelaku usaha secara umum dan juga yang tergabung dalam Hipmi menjadi pendukung terhadap sukses pembangunan nasional. Terkait ini, tema HUT Hipmi 2025 yaitu: "Pengusaha Pejuang: Penggerak Ekonomi Bangsa, Menuju Indonesia Emas 2045". Argumen dibalik tema ini tidak terlepas dari peringatan Hari Kewirausahaan Nasional 2025 (ditetapkan 10 Juni). Jadi, ada sinergi yang kuat antara peringatan HUT Hipmi ke-35 dan semangat kewirausahaan, sementara etos kewirausahaan juga tidak bisa terlepas dari daya saing.
Hipmi menjadi bagian penting dalam kekuatan pembangunan ekonomi yang di tahun ini, tepatnya 10 Juni 2023 lalu menapaki usia ke-53 tahun. Oleh karena itu, Hipmi tidak bisa tinggal diam menatap prospek dan tantangan ekonomi ke depan, terutama komitmen dari memacu daya saing, apalagi masih dalam situasi pemulihan pasca pandemi, terjadinya perlambatan ekonomi global, pertumbuhan era global, ketegangan geopolitik global dan implementasi hasil kerjasama secara konkret.
Selain itu hal mendasar yang tidak bisa diabaikan adalah komitmen memacu daya saing karena hal ini menjadi isu penting di era globalisasi dan digitalisasi, termasuk semakin tingginya daya tarik investasi padat modal yang menggeser padat karya.
Kiprah dan kinerja Hipmi di tahun politik menjadi strategis dalam upayanya memacu geliat ekonomi di tengah ancaman resesi dan komitmen bangkit pasca pandemi. Di satu sisi pro kontra muncul terkait kepentingannya memacu daya saing pasca pandemi dan di sisi lain kepentingan pemulihan ekonomi jauh lebih relevan dibandingkan memacu daya saing.
Hasil laporan Institute for Management Development (IMD) World Competitive Yearbook 2022 bahwa daya saing Indonesia pada posisi ke-44 dari posisi 37 di tahun 2021. Hal ini terendah sejak 5 tahun terakhir karena di tahun 2018 di peringkat 43, lalu 32 pada tahun 2019, di 2020 di peringkat 40, lalu di tahun 2021 di posisi 37 meski di tahun 2022, tingkat daya saing turun ke posisi 44.
Meski demikian rilis IMD yaitu World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 tentang daya saing, Indonesia pada peringkat 27 dari 67 negara (naik 7 peringkat dari tahun lalu di posisi 34). Sebagai perbandingan di Asia Tenggara, Indonesia termasuk dalam tiga besar (di bawah Singapura no 1 dan dan Thailand no 25). Fakta ini menjadi tantangan Hipmi di tahun politik untuk memacu daya saing melalui berbagai kegiatan ekonomi bisnis.
Indikator pemeringkatan itu adalah performa ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Oleh karena itu, komitmen memacu daya saing pada dasarnya terkait faktor intern -ekstern. Faktor ekstern misal resesi global dan pelemahan ekonomi dunia, dampak perang AS - Israel vs Iran yang kian memanas dengan strategi pengenaan tarif yang tinggi untuk sejumlah produk. Bahkan sebelumnya juga terjadi perang dagang AS-China dan ini diperkuat dengan langkah AS yang memasukan 8 perusahaan teknologi China pada daftar hitam perdagangan. Padahal, 8 perusahaan itu merupakan tambahan 28 perusahaan China di daftar hitam perdagangan AS.
Awal kasus ini terkait kebijakan AS menaikan tarif 10% menjadi 25% atas produk made in China senilai US$ 200 miliar. Hal yang mendasari menangkal pencurian kekayaan intelektual, transfer teknologi paksa dan mereduksi defisit neraca perdagangan dengan China. Kemudian China menaikan tarif bea impor produk made in AS senilai US$ 60 miliar. Oleh karena itu Hipmi tidak bisa meremehkan tantangan daya saing dan komitmen memacu kinerja daya saing menjadi penting dan apa yang terjadi dengan tahun politik harus diantisipasi ancaman terkait iklim sospol.
Fakta dari urgensi daya saing dan memanasnya iklim global, terutama dampak perang AS – Israel vs Iran menjadi catatan penting, terutama untuk memacu daya saing sebab upaya memacu daya saing untuk strategi untuk memenangkan persaingan di era global. Realita ini tidak bias diabaikan dan Hipmi pada khususnya serta pemerintahan Prabowo secara umum harus melihat ini sebagai peluang dan tantangan untuk memacu daya saing secara sistematis dan berkelanjutan.
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Indonesia tahun ini kembali mencalonkan salah satu putranya untuk…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Sudah hampir dua pekan perang Timur Tengah antara Iran–Israel menjadikan sorotan dunia dan keperhatinan…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo Perdebatan tentang jumlah kemiskinan di republik ini…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo Pelaku wirausaha menjadi subjek penting dalam pembangunan. Oleh…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Indonesia tahun ini kembali mencalonkan salah satu putranya untuk…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Sudah hampir dua pekan perang Timur Tengah antara Iran–Israel menjadikan sorotan dunia dan keperhatinan…