Dubai – Produk alat kesehatan (alkes) Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 9,15 juta atau Rp137 miliar pada keikutsertaannya di Arab Health 2023 yang merupakan pameran produk alkes terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika. Arab Health 2023 berlangsung di Dubai World Trade Centre, Dubai, Persatuan Emirat Arab.
NERACA
Produk alkes yang pada Arab Health 2023 menampilkan 10 perusahaan Indonesia. Kesepuluh perusahaan yang mengikuti pameran tersebut, yaitu PT Enesers Mitra Berkah, PT Fyrom International, PT Graha Teknomedika, PT Inspiry Indonesia Konsultan, PT Mega Andalan Kalasan, PT Oneject Indonesia, PT Sterin Laboratories, PT Sugih Instrumendo Abadi, PT Trimitra Garmedindo, dan PT Triton Manufactures.
“Kesepuluh perusahaan Indonesia yang mengikuti Arab Health 2023 berhasil mencetak potensi transaksi Rp125 miliar. Produk-produk yang diminati yaitu kasur rumah sakit (hospital bed), jarum suntik dengan penonaktifan otomatis (auto disable syringes), dan pompa pernapasan (respiratory pump). Ini menunjukkan, produk alat kesehatan Indonesia mampu bersaing di kancah global,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion CenterDubai Muhammad Khomaini.
Dari potensi transaksi yang berhasil dicapai tersebut, kontribusi terbesar diperoleh dari enam kontrak dagang senilai USD 850 ribu yang ditandatangani antara pelaku usaha Indonesia yaitu PT Mega Andalan Kalasan dengan sejumlah buyer yaitu Babil Medical Equipment LLC dari Persatuan Emirat Arab; Samiya International LLC dari Oman; Ibn Al Haytham Center dari Qatar; Behzad Medical Est, WLL dari Bahrain; Tabasheer Medical Co. Ltd. dari Sudan; dan Anudha Ltd. dari Tanzania.
Penandatanganan enam kontrak dagang tersebut dilakukan para pimpinan dari perusahaan serta disaksikan secara langsung oleh Duta Besar RI untuk Persatuan Emirat Arab, Husin Bagis; Konsul Jenderal RI Dubai, K. Candra Negara; Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Dita Novianti Sugandi Argadireja.
Khomaini pun mengungkapkan, pada keikutsertaan kali ini, sebanyak 592 buyer telah mengunjungi Paviliun Indonesia.
“Ketertarikan buyer tersebut tentunya menjadi hal yang sangat positif setelah beberapa tahun Indonesia absen di pameran tersebut. Indonesia tampil di pameran Arab Health terakhir kalinya di tahun 2017 lalu,” jelas Khomaini.
Duta Besar RI untuk Persatuan Emirat Arab, Husin Bagis menyampaikan, keikutsertaan Indonesia pada pameran ini merupakan langkah awal yang sangat baik bagi perusahaan Indonesia.
“Sejak hari pertama pameran Arab Health 2023, perusahaan Indonesia berhasil mendapatkan kontrak dagang. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu perusahaan Indonesia lain yang hadir sebagai ekshibitor dalam Arab Health 2023 ini untuk mendapatkan setidaknya potensi transaksi dagang dengan parabuyer dari wilayah Timur Tengah dan Afrika,” ujar Husin.
Lebih lanjut, terkait dengan industri alkes, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ignatius Warsito industri farmasi dan alat kesehatan bahwa industri farmalkes merupakan dua dari tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.
“Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri,” ungkap Warsito.
Sehingga dalam hal ini Kemenperin akan terus mendukung pertumbuhan industri alkes untuk mewujudkan kemandirian subsektor ini. Langkah yang diambil antara lain dengan menerapkan kebijakan yang berfokus kepada industri alat kesehatan dalam negeri, yang merupakan salah satu industri prioritas dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035.
Sehigga sengan adanya prioritas pengembangan industri alkes di dalam negeri, Kemenperin akan sepenuhnya mendukung upaya para pelaku industri untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat membanjiri pasar alat kesehatan dalam negeri maupun memasuki pasar ekspor di kancah global.
Tidak hanya itu, produk-produk dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mampu menyuplai kebutuhan alkes dalam negeri sekaligus memproduksi alkes yang bisa menyubstitusi produk impor.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan hingga saat ini produk di sektor kesehatan masih banyak yang merupakan barang impor. Tapi di satu sisi, dari waktu ke waktu produk lokal kesehatan semakin baik dan tak kalah bagusnya dengan produk impor.
"Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersinergi dengan berbagai pihak mengembangkan produk UMKM untuk diperbaiki agar menjadi rantai pasok industri nasional," kata Teten.
NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…
NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…
NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…
NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…