Kolaborasi Pelaku Usaha RI-Arab Saudi Diperkuat

Riyadh – Benar, bahwa Indonesia dan Arab Saudi memiliki banyak peluang untuk meningkatkan dan  mempererat hubungan perdagangan khususnya dengan melihat struktur komoditas perdagangan kedua negara. 

NERACA

Di tengah krisis global yang tengah terjadi, penting bagi negara-negara di dunia, termasuk para  pelaku bisnis Indonesia dan Arab Saudi  agar lebih mempererat kerja sama dan kolaborasi. Terlebih, Arab Saudi merupakan negara tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia ke-24. 

“Dari struktur komoditas perdagangan kedua negara, masih terdapat banyak peluang untuk  meningkatkan dan mempererat hubungan perdagangan ke depannya," jelas Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi di Riyadh, Arab Saudi.

Lebih lanjut, Zulkifli mengungkapkan, “produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi yaitu kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit dan turunannya, ikan, produk kertas, arang kayu, dan plywood. Sementara itu, produk utama Indonesia yang diimpor dari Arab Saudi antara lain ethylene glycol, sulphur, polypropylene, polyethylene, dan besi.

Zulkifli juga meyakini adanya kesamaan pandangan kedua negara untuk saling bekerja sama. "Saya yakin kita memiliki kesamaan pandangan bahwa dua negara iniakan bekerja sama  lebih  dalam  demi  kesejahteraan  rakyatnya  melalui  penguatan  sektor  ekonomi, terutama melalui perdagangan, baik perdagangan produk/komoditas dan juga jasa," ungkap Zulkifli.

Selain itu, Zulkifli menyatakan, kehadirannya bersama perwakilan dari perusahaan-perusahaan  Indonesia menunjukkan komitmen untuk dapat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dengan rekan bisnisnya di Arab Saudi.

Adapun untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing kedua negara, Indonesia telah mendapatkan dukungan dari Kerajaan Saudi Arabia untuk kerja sama Indonesia dengan negara-negara dalam  Gulf Cooperation Council (GCC).

“Untuk itu, Indonesia juga membutuhkan dukungan dari para pelaku usaha Arab Saudi agar proses tersebut berjalan lancar sampai dengan tahap penandatanganan kesepakatan Indonesia-GCC CEPA," terang Zulkifli.

Zulkifli juga berkomitmen memperdalam partisipasi Indonesia dalam rantai nilai global,  serta berupaya untuk mengembangkan volume perdagangan yang bernilai tambah tinggi untuk meningkatkan produktivitas perekonomian.

Selain itu, saat ini Indonesia sudah membuka jalan disebut  "toll way" untuk mempermudah akses pasar Indonesia di luar negeri. Misalnya dengan diimplementasikannya perjanjian dagang antara Indonesia dengan Australia, Chile, Korea Selatan, Negara-negara EFTA, bahkandengan salah satu negara GCC yaitu Uni Emirat.

"Saya mengundang para pelaku usaha Arab Saudi untuk juga memanfaatkan posisi Indonesia  tersebut dengan bermitra dengan pelaku usaha Indonesia," imbuh Zulkifli.

Pada Forum Bisnis tersebut, Zulkifli juga memaparkan sejumlah potensi dan keunggulan Indonesia   yang dapat menguntungkan perdagangan kedua negara. Indonesia merupakan negara yang terletak  di Asia Tenggara, diapit Samudera Hindia dan  Samudera  Pasifik dengan jumlah penduduk sekitar 273 juta jiwa dengan Pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 tercatat sebesar USD 4.287.

Zulkifli juga menyampaikan, prediksi lembaga  survey internasional Price Waterhouse Coopers dan  McKinsey, Indonesia akan mengalami kemajuan ekonomi yang signifikan yaitu pada 2025,  pendapatan per kapita Indonesia  akan meningkat menjadi lebih dari USD 15.000.

Lebih lanjut, perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri, salah satunya di  Arab  Saudi akan selalu siap membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan ekspornya.

“Perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri selalu siap membantu para pelaku usaha   Indonesia untuk mempromosikan produk-produknya, serta memperluas pasar dan meningkatkan ekspornya,” tegas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Didi Sumedi.

Seperti diketahui, Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030, dan ke-4 pada 2050. Adapun dari sisi perdagangan bilateral antara Indonesiadan Arab Saudi, pada Januari−November 2022, total perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai USD 7 miliar atau meningkat 45,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 4,81 miliar.

Sementara itu, total perdagangan kedua negara pada 2021 mencapai USD 5,55 miliar. Penjajakan Kesepakatan Dagang Usai Forum Bisnis, agenda dilanjutkan dengan penjajakan kesepakatan dagang (one on one business matching).

Sebanyak 15 pelaku usaha Indonesia bertemu dengan 30 pelaku usaha Arab Saudi. Pada penjajakan  kesepakatan dagang tersebut, tercatat potensi transaksi sebesar  USD 155,7 juta untuk produk palm  oil, beras, coconut charcoal bricket, rempah-rempah, tuna kaleng, sayuran, dan makanan olahan.

 

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…