NERACA
Jakarta - Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang dilakukan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sejak awal 2022 ibarat katalisator bagi pertumbuhan ekonomi usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) di Kalimantan Selatan (Kalsel) pasca diterpa badai pandemi covid-19.
Salah satunya, Rini Wardani pemilik usaha amplang berbahan ikan tenggiri di Banjarbaru menerima banjir pesanan usai mengikuti bimbingan dari KKP. Mimik wajah Rini begitu sumringah menatap layar ponsel miliknya. Sebuah nomor tak dikenal baru saja mengirim pesan disertai dengan pertanyaan varian dan harga produk amplang berbahan ikan tenggiri bikinannya.
"Alhamdulillah, setelah bimbingan Bangga Buatan Indonesia dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, hampir setiap hari ada aja nomor yang nanya produk," kata Rini saat membuka obrolan secara virtual.
Berjualan amplang sejak tahun 2012, Rini mengaku sering mengalami pasang surut. Memulai usaha dengan 3 karyawan, area pemasaran Rini hanya di sekitar tempat tinggalnya di Banjarbaru. Barulah tahun 2018, dia merambah ritel dan memperluas jangkauan pemasaran di kawasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Namun, pandemi covid-19 membuat usaha ibu 3 anak ini hampir 'tiarap'. Meski banyak yang menyarankannya untuk berjualan secara online, dia justru bingung bagaimana cara mengelola serta mencari pembeli. "Tadinya jualan online cuma ala kadarnya aja, karena tidak tau mesti bagaimana," kenang perempuan 41 tahun ini.
Beruntung, Gernas BBI 2022 oleh KKP dihelat di Kalimantan Selatan (Kalsel). Rini pun mengikuti semua rangkaian bimbingan teknis (bimtek) hingga akhirnya terpilih sebagai salah satu dari 67 peserta terbaik yang akan dipamerkan di acara puncak, 22-24 Juli. Sejak mengikuti bimtek, Rini mengaku mindsetnya tentang pasar digital berubah sekaligus dan membuatnya semakin yakin dengan prospek pasar online bagi UMKM.
"Sangat membantu UMKM banget, apalagi dari segi pemasaran yang kita tidak bisa sama sekali. Ini jadi tau dan lebih diarahkan lagi, karena persaingan kan ketat, kalau tidak terbuka nanti ketinggalan," ungkap Rini.
Kini, para pembeli pun datang dari berbagai daerah setelah dia mempraktekkan materi branding, literasi digital, hingga fotografi produk. Per hari, dengan 10 pekerja, UMKM Rini Amplang bisa memproduksi 1.000 pcs produk.
Khusus acara puncak BBI nanti, Rini pun mempersiapkan kemasan baru untuk 4 varian amplang bikinannya. Dia pun optimistis bisa memikat para tamu yang datang ke Kalsel melalui produk Rini Amplang.
"Ada yang hubungi minta kirim ke Papua, Kediri, Lombok. Pemasarannya jadi luas. Ini saya sudah persiapkan kemasan baru hasil bimbingan kemarin untuk puncak BBI nanti," kata Rini.
Sementara Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti mengaku dampak positif Gernas BBI sangat dirasakan oleh UMKM. Dia pun semakin termotivasi untuk terus memberikan program terbaik bagi UMKM, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.
"Tentu semangat Ibu Rini jadi motivasi ekstra bagi kami untuk terus memberikan program-program terbaik bagi para pelaku UMKM," jelas Artati.
Dalam kesempatan ini, Artati mengajak masyarakat untuk turut mensukseskan Gernas BBI yang akan digelar di Kalsel.
Lebih lanjut, Gernas BBI merupakan langkah pemerintah agar UMKM bisa dengan mudah masuk ke platform digital dan marketplace. Dalam program tersebut, KKP melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM dalam kegiatan produksi, manajemen usaha, promosi dan pemasaran.
Tak hanya itu, terdapat pula fasilitasi promosi dan pemasaran produk UMKM unggulan melalui website, medsos, e-commerce, marketplace, serta di ruang terbuka publik. Kemudian pembinaan dan pendampingan UMKM unggulan siap ekspor dan melaksanakan kampanye Gernas BBI Kalimantan Selatan.
"Tentu saja, langkah ini memerlukan dukungan Kementerian/ Lembaga serta pihak swasta dan BUMN," ujar Artati.
Sebelumnya, Wakil Pemimpin Divisi Small and Medium Eterprise (SME) BNI, Yessi Aktaina menjabarkan BNI memiliki ekosistem yang mempertemukan UMKM sebagai penjual dengan para pembeli serta fasilitator ekspor. Para diaspora Indonesia, nasabah BNI di berbagai negara, lokapasar baik ritel dan digital (e-commerce) turut terlibat dalam ekosistem bernama Xpora tersebut.
"Ekosistem ini bisa diakes juga di digital portal Xpora.bni.co.id dan semua UMKM punya kesempatan untuk bisa ekspor," ujar Yessi.
Sementara itu, Asisten Manager Pengembangan Bisnis Shopee Ekspor, Priscilla Brain memastikan para pelaku UMKM bisa dengan mudah menjangkau pasar Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Meksiko dan Brasil. Melalui platform e-commerce, pelaku UMKM tak perlu pusing dengan kendala bahasa, pengiriman hingga pembayaran.
"Jadi produk UMKM bisa diakses oleh platform kami di negara-negara tersebut, dan pembayaran yang diterima UMKM nantinya juga sudah dalam bentuk rupiah," pungkas Priscilla.
NERACA Jakarta – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah…
NERACA Jakarta, – Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi…
Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin standarisasi kualitas layanan di…
NERACA Jakarta – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah…
NERACA Jakarta, – Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi…
Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin standarisasi kualitas layanan di…