Empat Strategi Dorong Ekspor Rempah ke Pasar Global

NERACA

Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menyampaikan, strategi ekspor Indonesia saat ini fokus pada diversifikasi produk dan pasar. Dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung penuh adanya program "Spice Up the World yang bertujuan meningkatkan ekspor rempah melalui promosi  Gastronomi  Indonesia. 

"Fokus ekspor tahun ini adalah diversifikasi produk dan pasar. Rempah-rempah Indonesia harus diakui dunia. Itu adalah tantangan kami untuk mempromosikan rempah-rempah Indonesia melalui banyak acara," ujar Jerry saat kesepakatan bisnis internasional (International Business Matching/IBM) "Celebes Legendary Spices".

Lebih lanjut, Jerry menyebutkan, empat strategi untuk mendorong ekspor rempah ke pasar global, yaitu pertama, terkait standar. Hal itu termasuk praktik pertanian yang baik, persyaratan teknis, dan spesifikasi produk.

Kedua, eksportir Indonesia harus memenuhi standar internasionaluntuk memastikan kualitas yang prima dan konsisten.Kedua, menjadi organik. Sebab, saat ini perilaku konsumen bergeser ke arah produk organik dan berkelanjutan.

"Saya percaya rempah-rempah Indonesia memiliki potensi dalam kategori organik dan berkelanjutan," kata Jerry.

Ketiga, lanjut Jerry, penjenamaan (branding). Penjenamaan diharapkan dapat meningkatkan kreativitas para pelaku usaha untuk mengikuti permintaan global.

Keempat, terkait promosi, Kementerian Perdagangan memiliki 46 perwakilan dagang di kota-kota besar  dunia  yang  bertugas  mempromosikan  ekspor  Indonesia  dan  bekerja  sama  dengan  para importir dan distributor.

"Saya mengajak kita semua ikut mempromosikan dan meningkatkan kesadaran tentang indikasi Geografis  (IG).  IG  merupakan  salah  satu  komponen  penting  dalam  meningkatkan  ekspor  dan menciptakan penjenamaan. Beberapa rempah-rempah Indonesia yang sudah terdaftar IG antara lain,  lada  Muntok,  pala  Siaw,  kayu  manis  Koerintji,  vanili  Alor,  dan  masih  banyak  lagi," ajak Jerry.

Para pelaku usaha diharapkan dapatmeningkatkan produktivitasnya dan kinerja ekspor dengan menghasilkan lebih banyak produk bernilai tambah.

Sektor industri rempah-rempah yang kuat di Indonesia memerlukan kreativitas, teknologi, dan sinergi dari berbagai pihak.

Lebih lanjut, untuk mendorong komoditas perkebunan sub sektor rempah maka Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dukung pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM di bidang Obat Tradisional, Kosmetik dan Pengolahan Pangan.

MoU tersebut dibuat untuk meningkatkan komitmen dan koordinasi dalam memfasilitasi Pembinaan dan Pendampingan serta Kemudahan penerbitan izin edar produk yang dikeluarkan oleh BPOM.

Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya mengatakan beberapa program di KemenkopUKM khususnya terkait dukungan terhadap pemberian izin edar bagi UMKM selain pengganti biaya kepengurusan izin edar produk dari Badan POM.

Khusus yang ada di Kedeputian Usaha Mikro terkait dengan Fasilitasi Pendaftaran Sertifikasi dan Izin Edar bagi Usaha Mikro, bagi skala Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) maka diselenggarakanlah penyuluhan keamanan pangan yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan di Daerah sebagai salah satu persyaratan yang penting dalam mendapatkan SPP-IRT, selain itu KemenkopUKM memfasilitasi sertifikasi lainnya.

Dalam hal ini membantu para pelaku usaha mikro dalam memperoleh izin edar bagi produknya namun tetap disesuaikan dengan ketersediaan pagu alokasi anggaran yang ada.

Disisi lain dalam mendukung program Indonesia Spice Up The World KemenkopUKM turut serta mempersiapkan usaha kecil dan menengah (UKM) rempah di berbagai daerah. Saat ini telah disusun strategi dan rencana aksi untuk percepatan terealisasinya program tersebut dengan melakukan identifikasi dan pemetaan terhadap rempah-rempah Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor rempah-rempah Indonesia kode HS 0903–0909 ke dunia mengalami kontraksi hingga 4,88 persen pada 2021 dengan nilai ekspor mencapai USD 764,22 juta. Ekspor pala, cengkeh dan anise menunjukkan tren positif lebih dari 20persenselama limatahun  terakhir. 

Namun,  produksi  rempah-rempah  Indonesia  masih  menempati peringkat ke-4 secara global, setelah India, Tiongkok, dan Nigeria. Sementara untuk kinerja ekspor, Indonesia masih berada di peringkat 10 besar, setelah Tiongkok, India, Belanda, dan Jerman.

 

BERITA TERKAIT

Kemenkop Rumuskan Strategi Mitigasi Risiko Kopdes Merah Putih

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan telah merumuskan berbagai strategi mitigasi risiko dari beberapa tantangan dalam pembentukan Koperasi Desa/…

Dorong Tumbuhnya Wirausaha Berbasis IPTEK

NERACA Padang - Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah ,Helvi Moraza mendorong tumbuhnya wirausaha muda mandiri yang mengedepankan Ilmu…

Tingkatkan Produksi dan Persiapkan Ekspor

NERACA Bekasi – Pangsa pasar pendingin udara (air conditioner/AC) produksi Indonesia yang masih kecil  di pasar global merupakan peluang sekaligus…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenkop Rumuskan Strategi Mitigasi Risiko Kopdes Merah Putih

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan telah merumuskan berbagai strategi mitigasi risiko dari beberapa tantangan dalam pembentukan Koperasi Desa/…

Dorong Tumbuhnya Wirausaha Berbasis IPTEK

NERACA Padang - Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah ,Helvi Moraza mendorong tumbuhnya wirausaha muda mandiri yang mengedepankan Ilmu…

Tingkatkan Produksi dan Persiapkan Ekspor

NERACA Bekasi – Pangsa pasar pendingin udara (air conditioner/AC) produksi Indonesia yang masih kecil  di pasar global merupakan peluang sekaligus…