Indofarma Bukukan Rugi Rp25,10 Miliar

NERACA

Jakarta -Sepanjang kuartal pertama 2025, PT Indofarma Tbk. (INAF) membukukan rugi Rp25,10 miliar. Dimana kerugian ini berkurang 53,45% dibandingkan kerugian di priode yang sama tahun lalu sebesar Rp53,94 miliar. Sementara penjualan bersih emiten farmasi ini terkoreksi15,75% YoY menjadi Rp36,76 miliar pada kuartal I/2025 dari Rp43,63 miliar pada kuartal I/2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Selanjutnya, beban pokok penjualan ikut menyusut sebesar 2,26% YoY menjadi Rp42,36 miliar pada kuartal I/2025 dari Rp43,34 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Koreksi penjualan bersih INAF disebabkan oleh penurunan penjualan di setiap segmen. Segmen penjualan obat, misalnya, tercatat penurunan penjualan sebesar 80,88% YoY menjadi Rp20,28 miliar pada kuartal I/2025 dari Rp106,15 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Segmen penjualan alat kesehatan perseroan yang anjlok 84,19% menjadi Rp16,47 miliar. Padahal, pada kuartal I/2024, perseroan mencatatkan penjualan bersih pada alat kesehatan mencapai Rp104,22 miliar. Alhasil, rugi tercatat sebesar Rp25,10 miliar pada kuartal I/2025 atau berkurang 53,45% yoy dari rugi Rp53,94 miliar pada kuartal I/2024.

Direktur Utama Indofarma, Yeliandriani mengakui bahwa kondisi perseroan pada 2025 akan semakin menantang, akibat dinamika ekonomi global dan geopolitik, termasuk kenaikan harga komoditas bahan bakar yang berdampak pada peningkatan biaya bahan baku farmasi.”Ketegangan geopolitik yang berkepanjangan, terutama di kawasan Eropa Timur dan Timur Tengah, juga telah mengganggu rantai pasok global, menyebabkan keterlambatan dalam pengadaan bahan baku penting. Faktor-faktor ini secara keseluruhan memberikan tekanan besar pada sektor farmasi, terutama dalam menjaga biaya produksi dan memastikan ketahanan rantai pasok,” katanya.

Dari sisi lain, aset perseroan turun sebesar 7,13% sepanjang tahun berjalan 2025 (YtD) dari Rp618,15 miliar pada Desember 2024, menjadi Rp574,07 miliar pada Maret 2025. Sementara itu, liabilitas perseroan turut menyusut 22,65% YtD dari Rp1,76 triliun pada Desember 2024 menjadi Rp1,36 triliun pada akhir Maret 2025. Sedangkan ekuitas tercatat masih negatif sebesar Rp788,95 miliar atau berkurang dari sebelumnya negatif Rp1,14 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…