NERACA
Jakarta – Sepanjang April 2025, penjajakan bisnis (business matching) yang difasilitasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp722,76 miliar atau setara USD43,74 juta.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi mengatakan, melalui pencapaian ini, Kemendag kembali mencetak capaian gemilang dalam mendorong ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Transaksi business matching pada April ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kami optimistis angka ini akan terus meningkat sebagai respons atas tantangan perdagangan global,” ujar Puntodewi.
Capaian April 2025 merupakan hasil dari 27 kegiatan business matching, mencakup 20 sesi presentasi bisnis (pitching) dan 7 pertemuan langsung dengan calon pembeli mancanegara. Sebanyak 73 UMKM ambil bagiandenganmenampilkan produk unggulan seperti fesyen, kerajinan tangan, dekorasi rumah, kelapa parut kering, gula aren, produk olahan laut, buah segar, pakan ternak, serta aneka makanan dan minuman olahan.
Puntodewi menyampaikan, dari total transaksi tersebut, sebesar USD32,20 juta sudah dalam bentuk pesanan (purchase order/PO), sementara USD11,54 juta merupakan potensi transaksi.
“Kegiatan business matching merupakan bagian dari program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Tujuannya, membuka akses pasar internasional bagi pelaku UMKM dan memastikan pendampingan dalam merealisasikan setiap peluang transaksi,” kata Puntodewi.
Secara kumulatif, sampai dengan awal Mei 2025, Kemendag telah menggelar 246 business matching dengan total transaksi mencapai USD57,61 juta. Dari jumlah tersebut, sebesar USD36,11 juta berbentuk PO dan USD21,49 juta berupa potensi transaksi.
Sebanyak709 UMKM terlibat aktif dalam kegiatan tersebut berkat koordinasi dengan berbagai pembina UMKM seperti KADIN, BankIndonesia, Bank BRI, Bank BNI, Bank Jatim, BCA, Bank BSI, Pertamina, Pelindo, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), dan asosiasi dunia usaha lainnya.
Puntodewi menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk peran strategis perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan, Konsul Perdagangan, dan IndonesianTrade Promotion Center (ITPC), dalam menjembatani pelaku UMKM dengan pembeli global.
“Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi dengan para pembina UMKM yang aktif dalam membina dan merekomendasikan pelaku usahanya. Kolaborasi solid menjadi kunci utama capaian positif ini,” tegas Puntodewi.
Puntodewi menambahkan, secara umum ekspor nonmigas Indonesia pada Januarisampai dengan Maret 2025, tercatat mencapai USD62,98 miliar, naik 7,84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya(YoY).
Produk ekspor nonmigas utama Indonesia di antaranya lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) sebesar USD8,11miliar dengan pangsa 12,88 persen, batubara (HS 27) sebesar USD8,07 miliar (12,81persen), besi dan baja (HS 72) USD6,49 miliar (10,31persen).
Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Tiongkok USD14,04miliar dengan pangsa 22,29persen, Amerika Serikat USD7.3miliar (11,60persen), dan India USD4,28miliar (6,80persen).
“Melalui pencapaian ini, Kemendag menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat strategi perluasan pasar ekspor dan mempercepat realisasi hasil business matching untuk membuka lebih banyak peluang bagi UMKM Indonesia di pasar global,“ jelas Puntodewi.
Sepanjang Januari—Maret 2025, telah dilaksanakan 219 kegiatan business matching. Kegiatan ini terdiri atas 145 pertemuan pelaku UMKM dengan para perwakilan perdagangan RI di luar negeri (pitching) dan 74 pertemuan dengan pembeli (buyer) mancanegara.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengapresiasi capaian tersebut. Budi juga menegaskan produk-produk UMKM dari Indonesia diminati pasar global.
“Pada periode Januari—Maret2025, business matching yang telah dilaksanakan mencatatkan hasil yang baik dengan nilai transaksi mencapai USD13,86 juta. Nilai ini terdiri atas pemesanan pembelian sebesar USD 3,91 juta dan potensi transaksi sebesar USD9,95 juta. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk UMKM dari Indonesia diminati pasar global,” kata Budi.
Kemendag akan terus memperkuat sinergi kegiatan ekspor. Dalam hal ini, Kemendag akan memperkuat kerja sama dengan para pembina UMKM, kementerian, dan lembaga untuk mengoptimalkan hasil capaian business matching.
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan budidaya rajungan di Indonesia. Minat pasar yang begitu tinggi…
NERACA Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi dan standardisasi mutu menjadi kunci…
NERACA Pandeglang – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung Desa Kertasana di Kabupaten Pandeglang, Banten menjadi pusat budidaya…
NERACA Jakarta – Sepanjang April 2025, penjajakan bisnis (business matching) yang difasilitasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp722,76…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan budidaya rajungan di Indonesia. Minat pasar yang begitu tinggi…
NERACA Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi dan standardisasi mutu menjadi kunci…