NERACA
Jakarta - Pemerintah berkomitmen terus mendukung keberlanjutan pelaksanaan program mandatori biodiesel (B30). Hal ini ditunjukkan dengan penyesuaian pungutan ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya untuk menyokong keberlanjutan program B30 tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program B30 harus terus dijalankan dengan tujuan menjaga stabilisasi harga CPO pada level harga minimal US$600 per ton untuk menjaga harga tandan buah segar (TBS) petani sawit.
“Selain itu juga untuk mempertahankan surplus neraca perdagangan non migas yang sekitar 12%-nya berasal dari ekspor produk sawit dan turunannya,” ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), yang dilaksanakan secara daring di Jakarta.
Kemudian, kata Airlangga, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan produksi perkebunan kelapa sawit rakyat dengan mengalokasikan Dana Perkebunan Kelapa Sawit untuk 180 ribu hektare (ha) lahan di 2021.
“Target luasan lahan tersebut diikuti kenaikan alokasi dana untuk tiap hektare lahan yang ditetapkan, yaitu Rp30 juta per ha atau naik Rp5 juta per ha dari sebelumnya sebesar Rp25 juta per ha,” ungkap Airlangga.
Seperti diketahui, dipenghujung tahun 2019 kemarin Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan program biodiesel 30 persen (B30). Peluncuran B30 ternyata tidak hanya menghemat devisa hingga Rp 63 triliun per tahun. Berikut kelebihan B30.
Pemerintah optimis biodiesel atau Biosolar 30 persen (B30) yang merupakan campuran dari 30 persen FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dan 70 persen minyak solar, mampu meningkatkan daya kerja mesin untuk kendaraan berkapasitas 3,5 ton, hal ini dikarenakan tingginya angka cetane (CN) yang terkandung dalam B30.
Mengutip laman Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kementerian ESDM, solar memiliki cetane number (CN) 48, sedangkan minyak sawit CN 41. Jika komposisi itu digabungkan maka akan membentuk B30. Perlu diketahui, semakin tinggi angka CN, maka bahan bakar akan lebih mudah terbakar.
Namun angka CN yang tinggi pada B30 tidak serta-merta membuat performa mesin meningkat. Mengingat, nilai kalor yang dimiliki B30 sedikit lebih rendah daripada solar dan sifat alami biosolar mudah berubah menjadi gel (menggumpal) jika terkena udara dingin.
“B30 ini sudah diujicobakan sejak November lalu, dan hari ini kita sampaikan B30 sudah kita luncurkan. Dengan adanya B30 ini, bisa menghemat devisa hingga Rp 63 triliun,” kata Presiden Jokowi.
Menurut beberapa penelitian, kandungan FAME ini didapatkan dari kelapa sawit yang diolah menjadi FAME (Fatty Acid Methyl Ester), yaitu bahan bakar nabati.
Sehingga B30 ini telah diimplementasikan pada awal 1 Januari 2020, akan memberikan target kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan jajaran direksi Pertamina untuk mempercepat implementasi B50 pada awal 2021.
Bahkan Kementerian Enerdi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa program B30 tidak akan memengaruhi kebijakan harga jual B30 atau yang dikenal sebagai biosolar di masyarakat. Artinya, biosolar tetap dibanderol, yakni Rp 5.150 per liter.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menambahkan telah mengamankan stok B30 dalam jumlah yang cukup. Total stok B30 tercatat 509 ribu kilo liter (KL) dengan penyaluran harian mencapai 66 ribu KL. Stok tersebut merupakan persediaan di TBBM, belum termasuk stok di kilang dan kapal.
“Memasuki tahun baru 2020, seluruh SPBU Pertamina telah siap menjual B30. Masyarakat bisa menikmati B30 melalui produk biosolar dan Dexlite. Kelebihan B30 adalah lebih ramah lingkungan dan bersahabat dengan mesin kendaraan,” terang Fajriyah.
Sekedar catatan, saat ini pemerintah sedang mematangkan tahap penyesuaian semisal menyiapkan depo. Pertamina juga sudah berkomitmen untuk bahan bakar dari CPO. Kebijakan ini didukung keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) No 66 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres No 61 Tahun 2015 tentang Perhimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Bahkan tidak hanya B30, rencana membuat bahan bakar lainnya mulai terwujud. ITB yang ditunjuk pemerintah melakukan penelitian bahan bakar dari CPO sudah menemukan teknologinya. Bahkan RON yang diciptakan hingga 120, melebihi Pertamax.
NERACA Jakarta – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah…
NERACA Jakarta, – Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi…
Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin standarisasi kualitas layanan di…
NERACA Jakarta – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah…
NERACA Jakarta, – Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi…
Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin standarisasi kualitas layanan di…