NERACA
Jakarta -Memasuki kenormalan baru, industri biokop bisa bernafas lega setelah beberapa bulan dipaksa tutup karena mematahui kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran pandemi Covid-19. Hal inilah yang dilakukan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) yang secara resmi membuka kembali seluruh kegiatan operasional enam bioskop CGV di Kota Bandung sejak 9 Oktober 2020, yaitu CGV Paris van Java, CGV Miko Mall, CGV BEC,CGV Paskal Shopping Center, CGV Metro Indah Mall, dan CGV Kings Shopping Center.
Direktur Graha Layar Prima, Yeo Deoksu dalam siaran persnya di Jakrta, kemarin mengatakan, pembukaan kembali bioskop di Bandung tersebut dilakukan setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberi izin operasional kegiatan hiburan di Kota Kembang. “Izin tersebut mengacu pada Surat Edaran Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan setelah Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung meninjau bioskop CGV, beberapa waktu lalu,” ujar Yeo.
Pembukaan kembali keenam bioskop tersebut, menurut Yeo Deoksu, telah mengikuti sejumlah protokol kesehatan sesuai panduan Kementerian Kesehatan, seperti staf dan penonton wajib memakai masker di seluruh area bioskop, mengecek suhu tubuh penonton sebelum masuk ke area bioskop, dan mengurangi kapasitas tempat duduk di ruang auditorium hingga 50% guna menjaga jarak aman antarpenonton.
Protokol kesehatan lainnya, kata dia, adalah menerapkan prosedur kebersihan dengan cairan disinfektan di seluruh area bioskop, menyediakan hand-sanitizer, dan mengimbau penonton untuk memesan tiket menonton serta makan minum secara online melalui pembayaran digital. Untuk diketahui, pembukaan kembali bioskop tidak hanya terjadi di Kota Kembang saja, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengizinkan bioskop kembali beroperasi, namun dengan aturan hanya 25% penonton saja.
Sales and Head of Marketing CGV Cinemas, Manael Sudarman pernah mengatakan, guna mempertahankan kinerja selama bioskop tutup, perusahaan menjajaki kerja sama dengan sejumlah produser film agar tetap menayangkan konten-konten yang baru. Selain itu, dengan konsep Cultureplex, CGV juga terus memberikan beragam jenis konten, baik penayangan di layar maupun pertunjukan langsung. "Kami percaya bahwa platform offline CGV (bioskop) dapat digunakan sebagai pusat ekspresi seni budaya," ujarnya.
Kemudian di paruh kedua tahun ini, perseroan tidak hanya fokus pada model bisnis pemutaran film saja. Manael menjelaskan, perusahaan bakal menyediakan beberapa program musik dan komedi di kuartal III dan kuartal IV tahun ini. Selanjutnya, BLTZ juga memperkuat pengembangan di kanal digital dengan memproduksi beragam konten yang mungkin dapat di jual ke potential partners.
Terimbas dari pandemi Covid-19, mendorong perseroan untuk merevisi anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) dari sebelumnya mematok capex Rp 350 miliar. Sekretaris Perusahaan Graha Layar Prima, Hera Septi Astuti mengatakan, capex 2020 disusun pada akhir tahun silam. Alhasil, setelah pandemi Covid-19 merebak, capex perseroan kemungkinan disesuaikan.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…
Tekad Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian bahan bakar minyak (BBM) dalam lima tahun yang akan datang menurut pakar Komunikasi…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…