KKP Latih Nelayan Buat Alat Tangkap Gillnet

NERACA

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mendorong ekonomi nelayan di tengah pandemi Covid-19. Kali ini, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan “Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Gillnet” bagi 30 nelayan di Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh.

Dengan keterbatasan physical distancing yang masih berlaku, pelatihan dilakukan dengan metode blended learning. Pelatih dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan mendemonstrasikan pelatihan secara daring melalui Zoom dan aplikasi pembelajaran online KKP, e-Jaring. Sementara itu, penyuluh perikanan di Kabupaten Bireun turut mendampingi para peserta melakukan praktik di tempatnya sesuai dengan protokol kesehatan.

Kepala BRSDM, KKP, Sjarief Widjaja mengatakan, Aceh memiliki garis pantai yang panjang dan laut yang luas. Di dalamnya tersimpan beraneka ragam kekayaan perikanan. Selain itu, Aceh juga memiliki 119 pulau. Tak heran jika selama ini banyak masyarakat Aceh menggantungkan hidup dari sektor perikanan, terutama penangkapan ikan.

Masyarakat yang tinggal di pesisir umumnya melakukan penangkapan ikan dengan cara yang paling sederhana hingga cara mutakhir. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, alat tangkap yang digunakan pun semakin beragam. Salah satunya menggunakan gillnet (jaring insang) yang dianggap sebagai salah satu alat tangkap ramah lingkungan.

“Kita ingin masyarakat yang hidup di pesisir memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Jika selama ini masih ada yang menggunakan alat tangkap yang masih sangat sederhana, kita ajarkan cara membuat gillnet. Alat tangkap ini cukup efektif untuk menangkap ikan dan juga ramah lingkungan,” jelas Sjarief.

Sementara, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati menyebut, masyarakat Bireun dapat mengembangkan sektor perikanan tangkap guna mengoptimalkan sumber daya kelautan dan perikanan setempat.

“Saya harap pelatihan kali ini dapat mendukung bapak-bapak sekalian dalam kegiatan penangkapan ikan sehari-hari,” harap Lilly.

Lilly mengungkapkan, alat tangkap gillnet tidak terlalu sulit untuk dibuat. Untuk itu, jika memang cocok dengan kondisi perairan di Bireun, Lilly mendorong para nelayan untuk membentuk kelompok usaha guna menambah penghasilan dan manfaat untuk masyarakat setempat.

“Kalau nanti butuh modal usaha, KKP melalui Badan Layanan Umum – Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU-LPMUKP) siap untuk memberikan bantuan pinjaman. Memang tidak gratis tapi bunganya kecil sekali. Ini patut dipertimbangkan oleh bapak-bapak sekalian,” ujar Lilly.

Sejalan dengan itu, Lilly menyatakan bahwa ke depannya para penyuluh akan terus mendampingi para nelayan pasca pelatihan. Puslatluh KP juga akan terus menggali kerja sama dengan pemerintah daerah ke depannya. Dengan demikian, diharapkan agar konsumsi ikan di Aceh pun dapat turut meningkat.

 

Pelatihan ini disambut baik oleh para nelayan maupun pemerintah daerah Kabupaten Bireun. Kepala Dinas Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bireun Ir. Irwan menyampaikan apresiasinya kepada KKP yang tetap memberikan pelatihan di tengah pandemi. Ia berharap, kerja sama keduanya akan terus terjalin ke depan untuk memberikan edukasi maupun meningkatkan jiwa wirausaha masyarakat.

 “Mudah-mudahan ilmu yang didapatkan ini bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. Baik melalui pembentukan suatu koperasi atau kelompok usaha yang membuat alat tangkap gillnet sehingga bisa membawa berkah pada kita yang belajar hari ini,” ucap Irwan.

Apresiasi juga datang dari para peserta, salah satunya Effendi, nelayan asal Kec. Gandapura. Ia menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan mayoritas nelayan di Kabupaten Bireun.

 “Nelayan kami sangat dominan menggunakan jaring insang ikan (gillnet) ini. Sekarang kami jadi paham cara menghitung dan membuatnya,” ujar Effendi.

 ffendi pun menyampaikan terima kasih kepada para instruktur dari BP3 Medan yang memberikan arahan dalam materi dan praktek. Tak lupa, ia juga mengapresiasi para penyuluh yang mendampingi para peserta dalam pendataan dan pengisian e-Jaring guna mendapatkan materi diklat.

 “Saya harapkan untuk ke depannya bisa berlanjut untuk bantuan sarana prasarana untuk alat tangkap, khususnya di Kabupaten Bireun,” pungkas Effendi.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…