IMBAS DAYA BELI MASYARAKAT MENURUN - Turunnya Harga Komoditas Pemicu Deflasi Juli

NERACA

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat turunnya harga komoditas telah memicu terjadinya deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10%,”Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga bawang merah, daging ayam ras, maupun tarif angkutan udara," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin.

Dia memaparkan, bawang merah menyumbang andil deflasi 0,11%, diikuti daging ayam ras 0,06%, dan tarif angkutan udara 0,05%. Komoditas lain yang juga menyumbang andil deflasi adalah beras, cabai rawit, gula pasir, dan rokok putih, masing-masing sebesar 0,01%. Dimana harga-harga pangan banyak yang turun tajam.

Meski demikian terdapat komoditas lain yang memberikan andil inflasi yaitu emas perhiasan 0,05%, telur ayam ras 0,04%, tarif angkutan antar kota, dan kenaikan uang sekolah SD, masing-masing 0,01%."Masih terjadi kenaikan harga emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05% dengan kenaikan terjadi di 80 kota IHK," ujarnya.

Dengan penyumbang deflasi tertinggi adalah bahan makanan, maka kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang andil deflasi 0,19% dengan deflasi mencapai 0,73%. Kelompok lainnya adalah transportasi yang juga menyumbang andil deflasi sebesar 0,02% dengan deflasi mencapai 0,17%. Sementara itu kenaikan harga emas perhiasan memicu terjadinya inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yaitu dengan andil 0,06% serta inflasi 0,93%.

Selain itu, BPS juga mencatat deflasi itu terjadi di 61 kota dan hanya 29 kota yang menyumbang inflasi pada Juli 2020. Disebutkan, deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,09% karena terjadi penurunan harga beberapa komoditas pangan seperti bawang merah dan bawang putih.”Sedangkan deflasi rendah terjadi di lima kota yaitu Gunung Sitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukumba masing-masing 0,01%," ujarnya.

Kota yang mengalami inflasi tinggi pada Juli 2020 adalah Timika sebesar 1,45% karena adanya kenaikan tarif angkutan udara. Kota yang tercatat mengalami inflasi rendah adalah Banyuwangi dan Jember masing-masing sebesar 0,01%. Dengan terjadinya deflasi, maka inflasi tahun kalender Januari-Juli 2020 mencapai 0,98% dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,54%.

Menurut Suhariyanto, inflasi tahunan tersebut merupakan yang terendah sejak Mei 2000. Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan adanya perlambatan ekonomi di berbagai negara.”Pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan dan kontraksi serta harga komoditas yang menurun, kecuali emas, membuat pergerakan inflasi melambat, bahkan mengarah ke deflasi," ujarnya.

Dia menambahkan, situasi yang tidak wajar ini telah menyebabkan permintaan masyarakat menjadi berkurang dan daya beli terhadap barang konsumsi melemah. Hal itu terlihat dari terjadinya deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10% atau dua bulan usai terjadinya periode Ramadhan dan Lebaran.”Memang 2020 situasinya tidak wajar, pergerakan inflasi tahun ini, beda jauh dari tahun sebelumnya. Kalau dulu, Ramadhan selalu menjadi puncak inflasi karena permintaan meningkat dan banyak uang beredar," katanya.

Asal tahu saja, kendati beras menjadi penyumbang deflasi, tetapi BPS menyebutkan, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Juli 2020 sebesar 100,09 atau naik 0,49% dibandingkan NTP bulan sebelumnya karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,47%, sementara indeks harga yang dibayar Petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,2%.”Kalau kita lihat tentunya ini merupakan indikasi yang bagus," kata Suhariyanto.

Kenaikan NTP Juli 2020 dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,76%, subsektor peternakan sebesar 1,68%, dan subsektor perikanan sebesar 0,69%. Sementara itu, NTP pada dua subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,25% dan subsektor hortikultura sebesar 0,74%.”Kalau kita lihat di sana, penurunan subsektor tanaman pangan terjadi karena indeks harga yang diterima dan dibayarkan itu menurun. Salah satu penyebabnya adalah penurunan harga gabah, penurunan harga jagung, dan beberapa komoditas lainnya," ujarnya. bani 

BERITA TERKAIT

MIGRANT CARE MENILAI ATURAN BARU MEREPOTKAN - YLKI Pertanyakan Permendag No. 7/2024

Jakarta-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan alasan dibalik berubahnya peraturan yang dirilis Kementerian Perdagangan terkait barang bawaan Pekerja Migran Indonesia…

PRESIDEN JOKOWI: - Anggaran Jangan Banyak Dipakai Rapat dan Studi Banding

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan kepada kepala daerah agar tidak menggunakan anggaran untuk agenda rapat dan…

BPS MENGUNGKAPKAN: - Pertumbuhan Kuartal I Tembus 5,11 Persen

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024 ini. Adapun penopang utama pertumbuhan ekonomi…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

PRESIDEN JOKOWI: - Anggaran Jangan Banyak Dipakai Rapat dan Studi Banding

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan kepada kepala daerah agar tidak menggunakan anggaran untuk agenda rapat dan…

BPS MENGUNGKAPKAN: - Pertumbuhan Kuartal I Tembus 5,11 Persen

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024 ini. Adapun penopang utama pertumbuhan ekonomi…

Inggris Jajaki Berinvestasi di KEK

NERACA London – Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengundang para investor dan pelaku usaha di Inggris untuk menjajaki peluang kerja…