NERACA
ILO dan Kemenakertrans selenggarakan diskusi interaktif dalam mempromosikan budaya keselamatan UKM di Indonesia. Upaya menciptakan UKM lebih kompetitif dan produktif di pasar nasional dan global.
Di Indonesia, UKM telah menjadi pendukung terbesar bagi pembangunan yang berkelanjutan dan sarana penting dalam menyerap tenaga kerja. Bahkan, pada kenyataannya, lebih dari 60 % angkatan kerja bekerja di UKM.
Namun, UKM masih menghadapi beragam tantangan. Salah satu diantaranya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas, sekaligus di saat yang sama meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta kondisi kerja.
Pengembangan K3 di UKM Indonesia tidak hanya terkait dengan kesejahteraan masyarakat tapi juga kepentingan global terhadap pembangunan yang berkelanjutan di mana dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan terpadu menjadi satu.
Seiring dengan peringatan Hari K3 se-Dunia, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan diskusi interaktif bertajuk “Pentingnya K3 dalam Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing UKM di Indonesia” pada Rabu, 25 April 2012, di Galeri Smesco, Jakarta, Sebagai upaya untuk mempromosikan UKM yang lebih aman dan berbuadaya kesehatan.
“UKM memainkan peran penting di Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja serta membantu perekonomian daerah dan nasional. Karenanya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ingin menjalin bekerja sama dengan pekerja dan pengusaha guna memastikan tempat kerja yang lebih baik, aman dan produktif, terutama UKM agar produktivitas dan kualitas yang lebih baik di tempat kerja dapat dipertahankan,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ketenagakerjaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mudji Handaya.
Diskusi ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan informasi terkait dengan pencegahan risiko. Diskusi pun mengkaji upaya-upaya yang dilakukan untuk menerapkan K3 secara efektif dan efisien sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pelaksanaan budaya K3 di UKM untuk mengurangi kecelakaan kerja seraya meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Pentingnya K3
Hari K3 se-Dunia setiap tanggal 28 April merupakan kampanye peningkatan kesadaran yang terfokus pada perhatian internasional terkait tren-tren yang muncul di bidang K3 dan besaran cedera, penyakit dan kecelakataan kerja di seluruh dunia. Secara global, menurut ILO data, diperkirakan 337 juta kecelakaan kerja dan 2,3 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek penting dalam proses produksi, khususnya untuk usaha kecil menengah (UKM) yang mempekerjakan lebih dari 95 persen populasi kerja di dunia. Diberlakukannya K3 mempengaruhi minat konsumen dalam membeli barang.
Direktur ILO Peter van Rooij mengatakan bahwa UKM merupakan kunci untuk menciptakan dan mengembangkan pekerjaan yang layak bagi semua. Untuk itu, penerapan K3 secara efektif dan efisien merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatakan produktifitas dan daya saing UKM di Indonesia.
Hal senada juga dilontarkan oleh Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang UKM, Perempuan Pengusaha, Perempuan Pekerja, Gender & Sosial Nina Tursinah. Dia mengatakan bahwa K3 dalam bidang UKM sangat dibutuhkan. “K3 di UKM sangat dibutuhkan karena hampir 70% buta akan K3 dan ini juga berdampak pada daya saing produktivitas,” kata dia.
Selain itu, kata Nina, yang menyulitkan adalah memberi pemahaman kepada pelaku usaha skala UKM. “Kita banyak dibebani supaya bisnis berjalan. Gimana mau jalan kalau modalnya kecil?,“ kata Nina.
Selain Nina, Suharno, salah satu pemilik UKM pada diskusi tersebut juga menjelaskan bahwa hasil K3 di UKM belum maksimal, karena kesadaran karyawan di UKM sama perusahan berbeda. “Kita kan tahu kualifikasi karyawan di UKM berbeda dengan karyawan di perusahan besar. Helm ada, kaca mata ada, baju ada. Semuanya sudah disiapkan, tapi tidak dipakai, tidak nyaman, kata karyawan,“ ungkap dia.
Sedangkan menurut Muji Handaya, sektor UKM mampu berfungsi sebagai bumper perekonomian negara ini. Dengan mengutamakan K3, tentunya akan membuat unit UKM dan IKM akan berkembang dan maju. “Sektor UKM mampu berfungsi sebagai bumper perekonomian negara ini, karena ekonomi kita ditunjang oleh UKM dan IKM. Kita mampu bersaing secara global dengan mengandalkan dua unit ini. Kedepannya kita akan melakukan program yang berkaitan dengan K3 dengan pihak tertentu seperti Kementerian Koperasi dan UKM,” ungkap dia.
Untuk itu, kata van Rooij, melalui program SCORE, ILO mendukung pengembangan UKM melalui penyusunan modul-modul pelatihan yang mendorong kualitas dan produktivitas, memperbaiki kondisi kerja, memperkuat kerjasama dan komunikasi antara pengusaha dan pekerja serta meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Dari kelima modul SCORE yang telah diadaptasi dengan kondisi UKM di Indonesia, modul 5 secara spesifik membahas mengenai K3 yang akan membantu UKM menjadi lebih berdaya saing di pasar global.
“Kunci pembangunan ekonomi berkelanjutan yang secara efektif dapat menurunkan kemiskinan terletak pada UKM yang berhasil dan berdaya saing tinggi. Karenanya, Swiss dan Sekretariat Negara Swiss Bidang Perekonomian sangat mendukung inisiatif-inisiatif yang bertujuan meningkatkan daya saing dan produktivitas UKM. Kami percaya apabila UKM menjadi lebih kompetitif dan produktif di pasar nasional dan global, pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kondisi hubungan industrial,” kata Kepala Kerjasama Pembangunan Ekonomi (SECO) Juerg Schneider.
NERACA Jakarta - Germany Brilliant (GB) produsen perlengkapan kamar mandi dan dapur, menyerahkan keran untuk wudhu dan shower ke…
Bantu pemberdayaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perempuan dan menjawab tantangan utama UMKM yang umumnya belum memiliki sumber…
Selalu memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan menjadi komitmen PT Timah Tbk dalam menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Apalagi, kegiatan…
NERACA Jakarta - Germany Brilliant (GB) produsen perlengkapan kamar mandi dan dapur, menyerahkan keran untuk wudhu dan shower ke…
Bantu pemberdayaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perempuan dan menjawab tantangan utama UMKM yang umumnya belum memiliki sumber…
Selalu memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan menjadi komitmen PT Timah Tbk dalam menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Apalagi, kegiatan…