Tepung Jagung Olahan Tembus Pasar Israel

NERACA

Cilegon - Pangsa pasar produk olahan berupa tepung jagung atau corn starch hasil industri di Cilegon berhasil tembus pasar Israel.Setelah sebelumnya menjadi langganan 5  negara tujuan ekspor lainnya yakni Vietnam, Malaysia, Hongkong, Pilipina dan Thailand.

Pada pengiriman perdana kali ini,  sebanyak tiga kontainer dengan berat total 57 ton senilai Rp. 430 juta tepung jagung siap diberangkatkan menuju Israel. "Kami telah pastikan tepung jagung ini bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), sehingga aman dan layak untuk diekspor," ujar Raden Nurcahyo, Kepala Karantina Cilegon.

Raden juga menjelaskan bahwa target pemeriksaan OPTK serta persyaratan ekspornya masih sama dengan 5 negara sebelumnya. Israel juga mempersyaratkan adanya Phytosanitary Certificate (PC) sebagai jaminan kesehatan bagi tepung jagung tersebut. Dengan adanya jaminan PC maka tepung jagung akan diterima/tidak ditolak oleh negara tujuan.

Berdasarkan data otomasi sistem IQFast, ditahun 2020 ini, Karantina Pertanian Cilegon telah memfasilitasi sertifikasi ekspor produk olahan sub sektor tanaman pangan atau  tepung jagung ini sebanyak 8,9 ribu ton atau senilai Rp. 42 miliar.  Jumlah ini setara dengan  33% dari total volume ekspor ditahun 2019 yang mencapai 27 ribu ton.

“Memang, lalu lintas produk pertanian dan turunannya tetap berjalan, walaupun ada sedikit penurunan di tengah wabah pandemi Covid19,” jelas Raden.

Raden juga menjelaskan bahwa hal ini, sesuai  arahan pemerintah pusat bahwa seluruh layanan perkarantinaan terhadap publik tetap berjalan.

"Sesuai petunjuk, maka Tindakan Karantina dimodifikasi melalui kombinasi pemeriksaan inline inspection dengan perangkat digital. Protokol kesehatan dari Pemerintah bagi pejabat karantina yang bertugas di kantor dan di lapangan antara lain  bilik disinfeksi bagi pengguna jasa yang datang ke kantor dan juga hal lainnya, diterapkan secara Disiplin sehingga biosekuriti dilaksanakan secara ketat serta memberi rasa aman dalam pelayanan," papar Raden.

Disisi lain, tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia diharapkan dapat terus mencetak pertumbuhan ekonomi berkualitas dan inklusif sepanjang tahun ini. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3% pada 2020.

“Jadi, kami akan mempermudah impor dan ekspor. Hal yang bersifat administratif untuk dua hal itu akan dimudahkan dan disederhanakan. Dengan (Rancangan) Undang-Undang Cipta Kerja akan bisa streamlining procedure. Untuk setiap titik ekspor, semuanya harus bisa disiapkan, seperti sertifikat kesehatan, origin, dan sebagainya,” ujar Airlangga.

Sehingga, Airlangga megatakan, untuk impor bahan baku akan diperluas untuk menjaga momentum peningkatan ekspor, jadi sedang dikaji kemungkinan relaksasi Pajak Penghasilan (PPh) dan Bea Masuk, sehingga bahan baku akan langsung bisa dimanfaatkan untuk produksi. “Ini akan disiapkan menjadi paket stimulus kedua. Ini sudah program Presiden, kita mempersiapkan 8 paket kebijakan, 4 terkait prosedural, dan 4 terkait fiskal,” jelas Airlangga.

Airlangga juga menerangkan bahwa RUU Ciptaker merupakan kesempatan untuk mentransformasikan perekonomian. “Jadi, dalam RUU ini disederhanakan. Beberapa hal yang penting, antara lain terkait Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), di mana kemudahan diberikan kepada perizinan supaya terintegrasi, dan diberikan fasilitas perpajakan yang merupakan insentif fiskal dari UU Ciptaker,” ungkapAirlangga.

Sementara, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menuturkan arahan Presiden RI Joko Widodo ketika membuka Rakernas Kemendag 2020 ini yaitu antara lain Kemendag harus mampu menjaga neraca perdagangan dengan mendorong ekspor, salah satunya dengan menjaga pasar ekspor yang sudah ada, seperti ke Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Australia; serta harus bisa mengembangkan ekspor ke pasar-pasar potensial lainnya, seperti Afrika Selatan, Nigeria, Chili, dan Myanmar. Akselerasi peningkatan ekspor yang juga harus dilakukan yakni dengan memangkas regulasi yang menghambat kinerja ekspor, akses pembiayaan ekspor, dan kualitas produk ekspor.

“Kedua, impor harus diutamakan yang bahan baku, di samping untuk menjaga peluang investasi di bidang substitusi impor. Pasar rakyat dari Sabang sampai Merauke pun jangan dilupakan, dan ini harus bisa menjadi sentra ekonomi dan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya, agar bisa menjaga konsumsi kita terus tumbuh,” ungkap Agus

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…