Bangun Pengetahuan Soal Gambut - BRG Bersama Kimia Titra Bikin Sekolah Ladang

Peduli pada kelestarian lingkungan, khususnya pengembangan gambut, Badan Restorasi Gambut (BRG) menggandeng perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Kimia Tirta Utama dari Grup Astra untuk membangun desa peduli gambut dalam bentuk sekolah ladang pengelolaan lahan tanpa bakar di Kabupaten Siak, Riau.”Ini agar petani timbul pengetahuannya tentang gambut dan ada perubahan perilaku juga dalam bertani," kata Kepala Kelompok Kerja Edukasi, Sosialisasi dan Kemitraan Deputi III BRG, Suwigna Utama dalam sosialisasi restorasi gambut di Kantor Camat Kotogasib, Kabupaten Siak, kemarin.

Sekolah tersebut, lanjutnya, diberikan pada sejumlah kelompok tani di Kampung Buatan I dan II. Pasalnya kedua desa tersebut masuk peta indikatif prioritas BRG untuk direstorasi karena beberapa di antaranya merupakan lahan bekas terbakar. Nantinya anggota kelompok tani tersebut akan diajarkan cara membuat pupuk buatan dan bercocok tanam holtikultura. Ini akan jadi percontohan agar masyarakat lain mengikuti pengolahan lahan tanpa bakar dan bukan komoditas sawit.

Sementara itu, Kepala Administrateur PT KTU Achmad Zulkarnain menyampaikan bahwa gambut harusnya merupakan anugerah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga isu agar gambut ini tidak lagi dianggap menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla).”"Untuk generasi mendatang kita mesti menjaga pembangunan berkelanjutan gambut tetap lestari. Jadi yang terpenting adalah pencegahan supaya gambut tidak terbakar," ucapnya.

Dia mengatakan, pihaknya mendukung upaya sekolah ladang oleh BRG tersebut. Konkritnya, PT KTU akan membantu jika ada hambatan untuk kemudian menjadi tanggung jawab sosial perusahaan.”Sosialisasi ini agar para peserta bisa menjadi penerus informasi atau sebagai agen. Paling tidak di lingkungan keluarga, mungkin ada orang tuanya yang punya lahan sawit," ujarnya.

Sementara, Kepala Kepolisian Sektor Kotogasib Iptu Suryawan dalam kesempatan itu juga memeragakan aplikasi penanganan karhutla, yakni "Lancang Kuning". Pada sistem itu bisa diketahui titik panas, api kebakaran, jumlah embung dan parit, bahkan sekolah-sekolah agar api segera diatasi. Selain dihadiri kelompok tani, sosialisasi tersebut juga dihadiri para pelajar dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak. Hadir juga Kepala Sub Bagian Pokja Edukasi, Sosialisasi dan Kemitraan Deputi III BRG Yuyus Aprianto dan Staf Dokumentasi Pengaduan dan Kemitraan Wilayah Riau, Suryadi.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…