Investasi Industri Orientasi Ekspor Digenjot Lewat Insentif

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi berkelanjutan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan substitusi impor yang menjadi prioritas Kementerian Perindustrian di tahun 2019, sehingga sebisa mungkin bahan baku yang tadinya impor, dibuat di dalam negeri. “Sekarang pemerintah sudah memakai formula, untuk mengurangi impor adalah substitusi impor, kemudian untuk mendorong ekspor dengan meningkatkan investasi berorientasi ekspor,” imbuhnya.

Dengan formula yang diterapkan tersebut, diharapkan terjadi loncatan pertumbuhan ekonomi nasional yang signifikan. Karena, kata Airlangga, target Making Indonesia 4.0 adalah capaian 10 besar perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

Kemudian untuk meningkatkan investasi yang berorientasi ekspor, pemerintah  menggenjot melalui keringanan pajak antara lain tax holiday dan super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100 persen. “Insentif fiskal ini akan diberikan kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi,” tegas Airlangga.

Airlangga menyampaikan, penerapan super deductible tax sejalan dengan inisiatif di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Artinya, pemberian fasilitas ini selain melengkapi insentif fiskal tax allowance dan tax holiday, akan mengakselerasi industri manufaktur nasional agar siap menuju revolusi industri 4.0.

“Insentif pajak ini juga diberikan guna mempercepat peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam menyongsong revolusi industri keempat. Untuk bertransformasi ke era industri digital, dibutuhkan reskilling agar mereka mampu berkompetisi,” paparnya.

Pengembangan SDM terampil merupakan salah satu strategi guna menangkap peluang bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada tahun 2020-2030. Tumbuhnya jumlah angkatan kerja yang produktif ini dapat menggenjot kinerja ekonomi nasional.

Kemenperin telah menggulirkan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi dalam menuju era industri 4.0. Misalnya, pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).  Untuk pengembangan SDM di politeknik, Kemenperin punya program skill for competitiveness (S4C) yang bekerja sama dengan Swiss dalam menerapkan pendidikan sistem ganda (teori dan praktik).

Sebelumnya, diwartakan, industri elektronika nasional terus menunjukkan daya saingnya yang semakin kompetitif di kancah global. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, juga mampu diandalkan menjadi sektor yang berorientasi ekspor sehingga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah telah menetapkan industri elektronika sebagai salah satu sektor manufaktur yang diprioritaskan memasuki era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Peresmian Pengiriman Perdana Produk Smarthome Router ke Amerika Serikat di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (2/2).

Seremoni ekspor ini diresmikan oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla didampingi Menperin Airlangga serta Gubernur Kepri Nurdin Basirun, yang juga turut disaksikan Direktur Utama PT Sat Nusapersada Abidin dan Vice Chairman Pegatron Corporation Jason Cheng.

Menperin memberikan apresiasi kepada PT Sat Nusapersada yang telah menjalin kemitraan dengan perusahaan asal Taiwan, Pegatron Corp. untuk memproduksi perangkat broadband dan smarthome yang akan dipasarkan ke Amerika Serikat.

Pada tahun 2019, PT Sat Nusapersada berkomitmen untuk memproduksi smarthome router yang memiliki kecepatan tinggi. Dengan membangun gedung 6 lantai, 3 SMT lines, dan 11 final assembly lines yang total investasinya mencapai Rp300 miliar, pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 10 juta unit per tahun. Potensi total nilai ekspor akan mencapai USD600 juta per tahun serta dapat membuka lapangan kerja baru hingga 2.000 orang.

“Semoga dengan diresmikannya pengiriman perdana ke Amerika Serikat, produksi smarthome router yang memiliki kecepatan tinggi dengan gedung baru ini akan berjalan dengan sukses, sehingga keberadaan pabrik ini bermanfaat bagi peningkatan kegiatan ekonomi di Batam khususnya dan ekonomi nasional umumnya,” tutur Airlangga.

Smarthome Router yang diproduksi oleh PT. Sat Nusapersada merupakan router dengan teknologi Fast Router Wireless Wave 2 dengan kecepatan transfer data mencapai 100 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan wireless pada umumnya (wireless Type-G). 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…