NERACA
Jakarta – Emiten maskapai milik negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) pada 12 September mendatang. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyebutkan, ada tiga mata acara dalam agenda RUPSLB dan salah satunya yaitu perubahan pengurus perseroan.
Mata acara ini sehubungan dengan adanya usulan tambahan mata acara dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna perseroan. Dua mata acara lain yang diajukan perseroan pada RUPS-LB tersebut yaitu paparan kinerja semester I/2018 perseroan dan laporan perkembangam rencana transaksi penerbitan obligasi global dan pendanaan perseroan tahun 2018.
Pergantian direksi emiten penerbangan tersebut mencuat cukup lama, terutama setelah Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) menuntut agar direktur personalian perusaaan dapat segera dihentikan. Merespons tuntutan yang vokal digaungkan asosiasi perusahaan tersebut, manajemen menilai pergantian direksi tidak dapat dilakukan sendiri oleh perseroan, namun harus mendapat persetujuan pemerintah atau dalam hal ini direpresentasikan oleh Kementerian BUMN.
Tahun ini, Garuda Indonesia berambisi mencetak untung setelah sebelumnya membukukan rugi. Selain itu, perseroan juga menargetkan total aset konsolidasi dapat mencapai US$ 5,3 miliar dengan liabilitas dan ekuitas masing-masing US$ 4,2 miliar dan US$ 1,18 miliar sepanjang 2018. Sementara di semester pertama 2018, perseroan berhasil mengurangi kerugian 58%.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury pernah bilang, rugi bersih Garuda Indonesia di semester I-2018 sebesar US$ 116,857 juta atau setara Rp 1,67 triliun (kurs Rp 14.300). Kerugian itu turun 58,8% dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 283,8 juta. Penurunan rugi bersih itu disebabkan juga adanya kenaikan pendapatan operasional sebesar 5,9% menjadi sekitar US$ 1,99 miliar. Angka itu setara dengan Rp 28,58 triliun.
Garuda Indonesia juga berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 0,3% menjadi US$ 2,1 miliar. Meskipun di semester I tahun ini ada tantangan dari kenaikan biaya bahan bakar avtur sebesar 12% dan adanya depresiasi nilai tukar.”Jadi pertumbuhan revenue kita sekitar 6% dan profit tax 4%. Kalau dikeluarkan depresiasi rupiah, tax revenue 9% total revenue 12%. Jadi harusnya tumbuh lebih besar lagi,”ujar Pahala. |
Pahala menambahkan, biasanya bagi maskapai semester I lebih berat dari semester II. Namun karena adanya libur Lebaran yang lebih panjang dan adanya musim Haji, Garuda Indonesia berhasil menerbangkan penumpang sebanyak 18,7 juta. Angka itu tumbuh 8,3%.”Sedangkan untuk Haji kita sudah angkut sekitar 107 ribu jamaah," tambahnya.
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…