NERACA
Jakarta - Merukh Enterprises melalui anak usahanya, PT Merukh Iron & Steel, menggandeng Paul Wurth S.A dan SMS Siemag AG untuk membangun dua pabrik pengolahan bijih besi di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pembangunan pabrik ini bertujuan mengakselerasi posisi Indonesia sebagai negara industri yang kuat di Asia Tenggara pada 2025 mendatang.
Penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan Presiden Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh, Direktur Eksekutif PT Sumba Prima Iron Gustaaf Y N Merukh, Executive Vice President Project Development SMS Siemag Jens Kempken, dan Chief Representative Paul Wurth Karel E Hallatu serta Direktur PT Merukh Iron & Steel Musana H A Merukh dan Direktur Proyek Siemag Hans Ulrich Breuer.
“Dua pabrik pengolahan bijih besi ini masing-masing berkapasitas 2 x 3,5 juta ton per tahun dan rencananya akan beroperasi pada 2015 mendatang,” ujar Rudy Merukh dalam keterangan tertulisnya yang diterima Neraca, Minggu (27/2).
Rudy menambahkan, dengan adanya dua pabrik tersebut akan menyumbang nilai tambah dan multiplier effect yang signifikan untuk kepentingan daerah dan nasional, terutama upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, pihaknya sangat mengapresiasi kesediaan Paul Wurth dan SMS Siemag dalam membangun dua pabrik ini.
“Pembangunan dua pabrik di Sumba itu akan memanfaatkan potensi sumber daya alam khususnya bijih besi yang besar di Sumba dan bertujuan mengakselerasi posisi Indonesia sebagai negara industri yang kuat di Asia Tenggara pada 2025,” tambahnya.
Di lain pihak, Direktur Eksekutif PT Sumba Prima Iron Gustaaf Y N Merukh mengatakan, total investasi untuk pembangunan dua pabrik itu mencapai €35 miliar. Selain investasi dua pabrik, pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangkit listrik, instalasi air, area perkantoran dan pelabuhan mencapai €10 miliar. Sementara itu, alokasi untuk corporate social responsiblility (CSR) sebesar €5 miliar.
Pabrik baja di Sumba Barat ini diperuntukkan mengolah bijih besi dari hasil eksplorasi PT Sumba Prima Iron, anak perusahaan Merukh Enterprises di daerah tersebut. Cadangan bijih besi di Sumba Barat mencapai 977 juta metrik ton dengan kadar 68% Fe. Sementara itu, pabrik baja di Sumba Timur akan mengolah tambang bijih besi PT Sumba Prima Iron di daerah itu dengan cadangan sebesar 1,000 juta metrik ton pada kadar yang sama.
Menurut Gustaaf, sesuai rencana dua pabrik pengolahan bijih besi tersebut akan memasuki tahap konstruksi pada Agustus 2013 mendatang. Pihaknya, bersama Paul Wurth dan SMS Siemag segera melakukan penyelidikan teknis untuk mempercepat proses studi kelayakan demi mematangkan pembangunan dua pabrik pengolahan bijih besi tersebut.
“Kami sangat yakin dengan pasar baja ke depan, karena produksi dua pabrik baja kami hanya mencukupi 1/3 dari kebutuhan baja Indonesia tahun 2015. Diperkirakan pada 2020, kebutuhan baja Indonesia mencapai 20 juta ton per tahun, sedangkan tahun 2030 sebesar 30 juta ton per tahun,” tuturnya. (ardi)
CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…