Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic Wates yang membuka toko alat-alat perlengkapan listrik lantaran sang suami memiliki keahlian dalam pemasangan dan service listrik,”Suami teknisi listrik, jadi kalau ada klien yang bantu pasang ya cukup beli disini saja,”tuturnya kepada Neraca.
Diakuinya, jualan alat listrik sendiri bertahan lama tidak begitu sulit ketimbang berdagang makanan yang tidak bisa tahan lama. Hanya saja, orang yang belanja alat-alat listrik tidak tiap hari karena bukan kebutuhan pokok dan berbeda dengan sembako yang tiap hari dikonsumsi. Meskipun demikian, ibu dua anak ini mengakui usaha ini telah memberikan kehidupan ekonomi keluarga.
Ya, dari hidup ngontrak bisa kebeli rumah sendiri berkat jualan alat listrik. Kendatipun semuanya merupakan pinjaman, usaha toko ini telah memberikan harapan ekonomi lebih baik lagi. Dibalik usahnya berjualan alat-alat listrik tentunya tidak bisa sendiri tanpa adanya dukungan dan bantuan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
Menjadi nasabah BRI dengan bantuan KUR, menjadi titik balik kebangkitan ekonomi keluarga dari yang tidak memiliki apa-apa hingga punya aset yang terus bertambah. “Kalau bukan KUR, mungkin usaha tidak bisa berjalan. Makasih BRI,”ucapnya.
Saling sinergis, kedua pasutri ini dalam menjalankan usaha membuat omset toko miliknya tidak sembarangan karena bisa mencapai Rp100 juta. Sama seperti usaha kuliner, pemasangan jasa listrik dengan alatnya cukup promosi dari mulut ke mulut. “Biasanya mereka yang puas akan mempromosikan teknisi atau toko ke teman atau saudaranya, begitu juga sebaliknya,”tandasnya.
Layaknya seperti toko besar, Diaz bercerita, pembayaran transaksi lebih banyak menggunakan uang digital seperti QRIS. Hal ini sangat beralasan adalah untuk memudahkan pelanggan dan juga penjual.”Cukup scan barcode via smartphone, semua selesai dalam hitungan detik,”jelasnya.
Walaupun demikian, lanjutnya, toko miliknya juga menerima uang cash dan biasanya mereka yang belanja barang-barang kecil. Yanto (50), pengembang kluster di Pamulang ini mengatakan, proyek properti miliknya akan mengandalkan jasa dan barang kebutuhan listrik dari Multi Jaya.”Meskipun bukan toko besar, tapi kalau kita pesan bisa disangupi. Soal harga cukup kompetitif dan hebatnya, transaksi bisa pakai QRIS,”tuturnya.
Sementara untuk tenaga pemasangan listrik dan service, menurutnya cukup memuaskan hasilnya tidak perlu memakan waktu lama pengerjaan dan juga bergaransi. Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan transaksi QRIS yang terus melesat. Catatan BI, pertumbuhan volume transaksi QRIS meroket di angka 169% pada kuartal pertama 2025."Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15 persen (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.
Perry menerangkan, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada kuartal pertama 2025 tetap tumbuh. Hal itu didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Salah satunya dikontribusikan oleh QRIS."Transaksi digital melalui QRIS selama periode Ramadhan dan Idulfitri (RAFI) 2025 juga meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan volume transaksi per pengguna mencapai 111% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode RAFI 2024 sebesar 76%," ucap Perry.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta menyampaikan, lebih rinci mengenai volume transaksi, data pengguna, serta jumlah merchant yang menggunakan QRIS. "Pengguna QRIS untuk triwulan I/2025 jumlahnya sudah mencapai 56,3 juta. Lalu volume transaksi mencapai 2,6 miliar transaksi, nominalnya Rp 262,1 trilliun, dan merchant yang kebanyakan UMKM sudah mencapai 38,1 juta," ucapnya.
QRIS tidak hanya hadir di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Negara-negara yang bisa memanfaatkan layanan QRIS adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dalam waktu dekat, QRIS juga bakal diberlakukan di Jepang, India, Korea Selatan (Korsel), China, dan Arab Saudi.
Layanan QRIS terus dikembangkan oleh BI. Terbaru, BI telah meluncurkan QRIS Tap atau QRIS tanpa pindai sebagai salah satu inovasi baru dalam sistem pembayaran di Indonesia, yang hadir mulai 14 Maret 2025. Baru sebulan diluncurkan, BI sudah mencatatkan jumlah pengguna mencapai 20,8 juta, jumlah merchant 1,44 juta dan volume transaksi mencapai 42,9 juta dengan nominal Rp 3,24 miliar.
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…
Bantu suami agar dapur tetap ngebul menjadi alasan Ibra (28) membuka usaha kelontongan atau warung kecil di pemukiman padat penduduk…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…