NERACA
Jakarta- Menjawab kebutuhan perkantoran yang diyakini bakal terus meningkat tahun depan, proyek Mangkuluhur City, siap meraup peluang tersebut. Ya, proyek properti yang digarap anak usaha dari KG Global, PT Kencana Graha Optima belum lama ini meresmikan topping off untuk proyek Mangkuluhur City Office Tower One, yang berlokasi di kawasan superblok Mangkuluhur City di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Direktur Utama KG, Global Harry Gunawan mengemukakan, Office Tower One ini terdiri dari 34 lantai dan lima lantai basement dengan luas 54 ribu per meter persegi. Perusahaan menargetkan properti baru tersebut dapat beroperasional secara resmi pada pertengahan tahun depan.”Kami telah groundbreaking akhir tahun 2013. Topping off ini telah sesuai rencana, yakni 9 September. Jadi target resmi operasional dapat dilakukan pertengahan 2017 dengan investasi total Rp6 triliun,”ujarnya di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Hingga saat ini, penjualan Office Tower One sudah mencapai 60%. Di mana sebagian besar dibeli oleh perusahaan keuangan. Harry menjelaskan, perusahaan tak akan menjual perkantoran lagi setelah penjualan yang mencapai 60% tersebut.”Kami nggak jual lagi untuk kantor, artinya disewakan," imbuhnya.
Selain Office Tower One, nantinya juga akan ada Office Tower Two, dua apartemen, dan F&B lifestyle dining. Untuk jumlah apartemen sendiri akan berjumlah dua tower, di mana tower A terdiri dari 53 lantai dan empat lantai basement dan tower B terdiri dari 30 lantai dengan empat lantai basement. Selain itu, juga ada F&B lifestyle dining yang terdiri dari empat lantai.
Profit Sharing
Asal tahu saja, Mangkuluhur City merupakan proyek properti multifungsi atau mixed use development. Proyek properti tersebut terdiri dari empat menara yang salah satunya bakal dibangun setinggi 80 lantai, juga nilai konstruksinya yang menembus angka US$ 1 miliar atau setara Rp 13,07 triliun. Proyek yang menggandeng kerjasama dengan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto melalui Humpuss Group ini berbentuk profit sharing.
Skema berbagi keuntungan ini diterapkan untuk Office Tower One setinggi 33 lantai dan 5 lantai rubanah, dan apartemen tower A setinggi 53 lantai dan 4 lantai rubanah. Demikian halnya dengan Office Tower Two yang akan dikembangkan 2017 mendatang. Sementara itu, ada bangunan yang 100% dimiliki sepenuhnya oleh Tommy, yakni Apartemen Tower B yang merupakan apartemen servis (service apartment). Apartemen servis ini dikelola oleh Fraser Hospitality dengan bendera Fraser Residence seluas 18.600 meter persegi dengan ketinggian 30 lantai dan 4 lantai rubanah.
Tommy mengatakan, properti merupakan bisnis yang akan terus digelutinya meskipun dalam dua tahun terakhir melambat. "Properti akan naik tahun 2017 mendatang. Karena itu, kami membangun lebih cepat dari yang dijadwalkan. Nanti, pada saat pulih kembali, aset ini akan berlipat-lipat harganya," tutur Tommy.
Terlebih lagi, lanjut dia, amnesti pajak mulai membawa dampak pada tingkat kepercayaan pasar dan investor untuk membelanjakan uangnya di sektor properti, khususnya perkantoran dan apartemen."Ini amnesti pajak merupakan stimulan paling efektif untuk mendongkrak aktivitas pembangunan, penjualan, dan investasi properti," kata Tommy.
Keyakinan Tommy dan Harry akan bisnis properti yang terus tumbuh dibuktikan dengan kinerja penjualan Office Tower One. Dari total area jual (saleable area) seluas 70% di antaranya sudah terserap dengan posisi angka aktual US$ 5.000 atau Rp 65,5 juta per meter persegi.
PT Bank KEB Hana merupakan penyewa mayoritas yang mengokupasi 13.000 area Office Tower One. Penyewa lainnya merupakan perusahaan berbasis Informasi dan Teknologi, serta jasa keuangan non-bank. Sementara Apartemen Tower A sudah terserap 40 persen meskipun belum dilansir secara resmi.
Hunian vertikal dengan luas terkecil 250 meter persegi dan griya tawang atau terluas 1.000 meter persegi ini dipatok mulai dari Rp 19 miliar hingga Rp 76 miliar. Adapun Office Tower Two direncanakan akan dimulai konstruksinya pada 2017 mendatang. Saat ini proses perizinan dan proses pembebasan lahan masih berlangsung. Menurut Tommy, Office Tower Two ini akan ditambah ketinggiannya menjadi 80 lantai dari sebelumnya 60 lantai.”Ini akan jadi supertall, dan kami bangga membangun land mark untuk Jakarta,"kata Tommy.
CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…