Adi Sasono dan Ekonomi Syariah

Oleh : Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Pada Sabtu 13 Agustus 2016, bangsa Indonesia kehilangan putra terbaiknya Adi Sasono, 73. Melihat sosok pribadi Adi Sasono  ke belakang, masyarakat hanya  mengenalnya sebagai mantan Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden BJ Habibie, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dan aktivis LSM yang konsisten dalam memperjuangkan ekonomi kerakyatan. Bahkan melalui visi pemikiran dan gerakan politiknya Adi Sasono di mata media Barat dan para konglomerat dikatakan sebagai "manusia berbahaya". Itu sekelumit tentang Adi Sasono.

Sementara, peran Adi Sasono yang lain  dalam mendorong pengembangan ekonomi syariah nyaris tidak pernah di sorot sama sekali oleh masyarakat, bagaimana kiprahnya.Tulisan ini mencoba mengurai kembali tentang beliau dalam kiprahnya di ekonomi syariah. Selain menjadi menteri dan jabatan lainya, Adi Sasono adalah Sekretaris Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dimana ketua umumnya pada saat itu adalah BJ Habibie. Semenjak memimpin ICMI di tahun 90-an sepak terjang almarhum sangat agresif dalam mendorong pengembangan ekonomi umat.

Apalagi latar belakang didirikannya ICMI sebagai jawaban dari kebangkitan Islam secara global dalam membangkitkan peradaban dunia. ICMI dibawah kepemimpinan BJ Habibie dan Adi Sasono tampil untuk menjawab keraguan Barat terhadap kebangkitan Islam yang selama ini diyakini oleh mereka sebagai sebuah ancaman terhadap hegemoni Barat.

Dipanggung nasional--lahirnya ICMI sebagai masa hubungan kemesraan antara penguasa Orde Baru dan umat Islam yang sebelumnya terjadi  banyak ketidakadilan di alami umat Islam. Disinilah Adi Sasono dengan ICMI nya mendorong pemerintahan Presiden Soeharto dalam melahirkan "bank tanpa riba" dengan nama Bank  Muamalat Indonesia pada 1992.

Hadirnya BMI yang dimotori oleh ICMI dan ormas Islam lainya tidak mudah  dalam awal pendiriannya. Apalagi dari kecukupan modal yang harus disetor ke Bank Indonesia ditengah krisis ekonomi. Namun di tengah perjuangan umat Islam akhirnya BMI bisa berdiri dengan modal yang disetor Rp 106.126.382.000,- sekaligus sebagai titik  awal munculnya lembaga keuangan syariah lainya seperti asuransi Takaful yang digagas oleh ICMI era Adi Sasono pula.

Tak sebatas itu pula, sebelumnya bersama almarhum Prof. Amin Azis, Adi Sasono mendirikan Pusat Inkubasi Bisnis  UKM (PINBUK) yang melahirkan banyak jaringan baitulmaal waa tanwil (BMT) di daerah  dengan badan hukum koperasi syariah. Dalam perkembangannya sekarang ini sudah banyak BMT berdiri dan beraset trilyunan telah banyak  berkontibusi terhadap perekonomian.

Dari pemaparan ini--kita memahami, Adi Sasono bukan sekedar tokoh dalam pengembangan koperasi dan UKM saja, tapi tokoh dalam mengembangkan ekonomi syariah. Bahkan di Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Adi Sasono menjadi salah satu dewan pembina di organisasi tersebut. Kita ketahui di MES ini banyak kebijakan kebijakan pemerintah yang dikeluarkan dalam mendukung pengembangan ekonomi syariah.

Menelisik apa yang dilakukan Adi Sasono sangat banyak dilakukannya. Dalam perjuangan ekonomi syariah, beliau selalu menekankan perlunya ekonomi syariah sebagai sebuah ekonomi alternatif yang mampu memberikan solusi kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Bahkan dia selalu mengatakan dalam setiap aktivitas "saatnya bekerja tidak bicara saja " kalimat ini yang  selalu diucapkan dia dan memberikan motivasi agar ekonomi syariah tumbuh dan berkembang. Sekali lagi selamat jalan pak Adi Sasono, terima kasih atas pengabdianmu terhadap negeri ini.

BERITA TERKAIT

Stigma Buruk Meningkatnya Utang

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Belakangan ini, berbagai ruang publik, baik media sosial maupun bermacam forum diskusi,…

April 2025, Neraca Perdagangan Surplus

Oleh: Budi Santoso Menteri Perdagangan   Neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 mencatatkan surplus sebesar USD0,16 miliar.  Surplus April 2025…

Menagih Janji Ekonomi Syariah

Oleh : Agus Yuliwan Pemerhati Ekonomi Syariah Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 hingga sekarang, masyarakat Indonesia menanti kepada pemerintah…

BERITA LAINNYA DI

Stigma Buruk Meningkatnya Utang

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Belakangan ini, berbagai ruang publik, baik media sosial maupun bermacam forum diskusi,…

April 2025, Neraca Perdagangan Surplus

Oleh: Budi Santoso Menteri Perdagangan   Neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 mencatatkan surplus sebesar USD0,16 miliar.  Surplus April 2025…

Menagih Janji Ekonomi Syariah

Oleh : Agus Yuliwan Pemerhati Ekonomi Syariah Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 hingga sekarang, masyarakat Indonesia menanti kepada pemerintah…