Kawasan Industri Pacu Pengembangan Furnitur Jepara

NERACA

Jepara – Industri pengolahan non-migas terus diyakini mampu berkembang di luar sentra-sentra industri sebelumnya seperti Jakarta dan kota besar di Jawa. Pemerataan kawasan industri juga mendekatkan proses produksi ke sumber bahan baku dan menumbuhkan ekonomi daerah.

Kawasan industri merupakan tempat pemusatan kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri agar operasionalisasi perusahaan lebih efisien serta pengendalian dampak lingkungannya dapat dilakukan secara lebih baik.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu saat mengunjungi lokasi rencana kawasan industri di desa Balong, Kembang, Jepara, Jawa Tengah. Kunjungan ini dilakukan disela-sela menghadiri Festival Kartini IV 2016.

“Adanya rencana kawasan industri yang terintegrasi pelabuhan laut berpotensi memperkuat industri Jepara, bahkan Jawa Tengah serta nasional pada umumnya. Industri furnitur yang menjadi ikon Jepara juga diuntungkan karena berkembang terpadu dan mendapat akses yang lebih luas untuk perdagangan ekspor nantinya,” kata Menperin, Sabtu (16/4), dilansir dalam keterangan resmi.

Dalam pengembangan industri di Indonesia, industri furnitur dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritas yang didukung oleh sumber bahan baku berupa kayu, rotan maupun bambu dan melimpahnya ketersediaan tenaga kerja.

Daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku alami yang melimpah dan berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal serta ditunjang oleh SDM yang cukup kompeten. “Ukiran Jepara merupakan salah satu kekayaan intelektual dengan kearifan lokal yang dapat meningkatkan nilai tambah produk industri furnitur dan kerajinan kayu,” katanya.

Di lokasi ini juga direncanakan akan dibangun Pelabuhan Samudera dengan calon investor Pelindo III. Kedalaman di area dermaga yang mencapai 16 meter, diperhitungkan Menperin, dapat disinggahi kapal kelas panamax berbobot 60 ribu-100 ribu DWT (mother vessel) sehingga memudahkan pengapalan produk ke pelabuhan besar di luar negeri secara langsung.

“Infrastruktur yang tengah dipacu pemerintah, seperti rencana kawasan industri dan pelabuhan ini dapat menumbuhkan industri manufaktur kita. Juga memecah konsentrasi industri dari Jakarta dan sekitarnya,” ulas Saleh.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menegaskan pihaknya siap mendukung rencana pembangunan tersebut. “Akses jalan akan kami kaji lebih matang, juga penyediaan rumah bagi pekerja seperti rusunawa dan air bersih,” katanya.

Menurut Wakil Bupati Jepara, Soebroto, pemkab menargetkan pembangunan kawasan industri berikut pelabuhan dimulai pada tahun 2017 mendatang. “Dari luas lahan 2800 hektare, sekitar sebagian kami peruntukkan untuk industri kecil dan menengah seperti furnitur,” ujarnya sembari mengungkapkan, di antara industri yang berminat masuk ialah perusahaan otomotif asal Italia.

Jepara merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang berjarak sekitar 75 kilometer dari Semarang. Kabupaten ini juga memiliki industri ukir, kerajinan akar dan patung, kerajinan monel dan emas, keramik, tenun ikat troso, kue, roti, rokok kretek, konveksi dan anyaman bambu.

Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Kemenperin di Semarang, Titik Purwati mengatakan keunggulan furnitur Jepara telah teruji baik desain dan kualitas produk. “Kemenperin, melalui Balai Besar TPPI, sudah aktif mendukung industri furnitur Jateng. Salah satu layanan kami ialah sertifikasi dan pengujian produk industri termasuk furnitur Jepara,” ujar Titik.

Turut mendampingi Menperin ialah Direktur Pengembangan Wilayah Industri III Ditjen Pengembangan Perwilayah Industri (PPI) Kemenperin, Ignatius Warsito dan Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro, Edy Sutopo.

Menperin menuturkan, perkembangan industri furnitur di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan beberapa tahun terakhir ini. Nilai ekspor furnitur kayu dan rotan Indonesia pada tahun 2013 mencapai US$ 1,8 miliar, pada tahun 2014 meningkat menjadi US$ 1,9 miliar dan pada tahun 2015 meningkat lagi menjadi US$ 2 miliar.

Diharapkan nilai ekspor furniture kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan akan mencapai US$ 5 miliar. Komposisi ekspor furniture Indonesia dilihat dari segi bahan baku masih didominasi oleh bahan baku kayu (59,5%), metal (8,1%), rotan (7,8%), plastik (2,3%), bambu (0,5%), dan lain-lain (21,3%).

Guna meningkatkan SDM di bidang furnitur, Kementerian Perindustrian telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Bidang Ukiran Kayu (12 unit kompetensi) dan akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan.

Merujuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, arah kebijakan sektor industri turut menyasar penumbuhan populasi industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50 persen tumbuh di luar Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha. Begitu pula pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa didorong yaitu pada wilayah pusat pertumbuhan industri.

BERITA TERKAIT

PHE ONWJ Tuntaskan Proyek Pembangunan dan Peremajaan Jalur Pipa Bawah Laut

NERACA Jakarta - Di kedalaman laut yang tenang, jauh dari sorotan mata publik, sebuah proyek besar baru saja selesai dikerjakan.…

BPS: Januari " Juli 205 Produksi Beras Capai 21,76 Juta Ton

NERACA Jakarta – Produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi…

Pengembangan Industri Mamin Terus Peningkatan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) agar semakin inovatif…

BERITA LAINNYA DI Industri

PHE ONWJ Tuntaskan Proyek Pembangunan dan Peremajaan Jalur Pipa Bawah Laut

NERACA Jakarta - Di kedalaman laut yang tenang, jauh dari sorotan mata publik, sebuah proyek besar baru saja selesai dikerjakan.…

BPS: Januari " Juli 205 Produksi Beras Capai 21,76 Juta Ton

NERACA Jakarta – Produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi…

Pengembangan Industri Mamin Terus Peningkatan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) agar semakin inovatif…