NERACA
Jakarta – Tahun depan, PT Bursa Berjangka Jakarta menargetkan transaksi multilateral bisa melonjak 250%. Strategi untuk meningkatkan transaksi multilateral adalah dengan merevitalisasi dan fokus pada produk yang diminati pasar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (22/12).
Disebutkan, Bursa Berjangka Jakarta memaparkan salah satu contoh revitalisasi untuk mendorong transaksi multilateral adalah rencana diluncurkannya varian baru untuk kontrak kopi berjangka yaitu kontrak berjangka kopi hybrid."Tak hanya kopi, kami juga akan merevitalisasi di kontrak berkala emas. Sistem dan spesifikasinya akan disesuaikan dengan nasabah ritel,"kata Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ),Stephanus Paulus Lumintang.
Pada tahun ini, BBJ menargetkan volume transaksi multilateral sebesar 600.000 lot, sedangkan pada tahun depan ditargetkan bisa melonjak 250% menjadi 1,5 juta lot. Selain kontrak multilateral yang melampaui target, BBJ juga mencatatkan kenaikan kontrak bilateral. Sampai dengan 15 Desember 2015, transaksi kontrak bilateral atau sistem perdagangan alternatif (SPA) BBJ sudah menyentuh level 3.568.542,1 lot atau naik sekitar 9,70% dibandingkan tahun 2014 silam.“Animo masyarakat yang semakin tinggi serta peran aktif dari pialang dan penyelenggara juga turut memberi andil terhadap kenaikan transaksi BBJ di 2015,” kata Stephanus Paulus Lumintang.
Untuk transaksi bilateral sendiri terdapat 10 pialang dengan transaksi terbesar mulai dari PT Monex Investindo Futures dengan volume 273.643,2 lot, PT Valbury Asia Futures sebesar 245.296,3 lot, PT Bestprofit Futures 233.354 lot, PT Mahadana Asta Berjangka sebanyak 221.085,4 lot, PT Rifan Financindo Berjangka 220.995 lot.
Disusul PT Agrodana Futures 204.412,1 lot, PT Garuda Berjangka 182.744,2 lot, PT Kontakperkasa Futures sebesar 170.579,0 lot, PT Interpan Pasifik Futures sebanyak 154.648,3 lot dan terakhir PT SoeGee Futures mencapai 145.585,3 lot. Selain itu, lima penyelenggara dengan volume transaksi terbesar datang dari PT Royal Assetindo dengan 865.682 lot, PT Sentra Arta Maxima 558.954,7 lot, PT Halim Mitradana Internasional 543.746,9 lot, PT Surya Anugrah Mulya 305.928,3 lot dan terakhir PT SoeGee Commodity dengan raihan 211.759,6 lot.“Baik Multilateral dan bilateral keduanya secara kisaran rata-rata mencapai pertumbuhan 19,5% dan itu memuaskan ditengah gejolak ekonomi yang hebat di tahun ini,” jabar Paulus.
Meskipun performance kinerja BBJ tahun ini cukup positif, namun pamor industri bursa berjangka masih kalah pamor dibandingkan dengan industri pasar modal. Oleh karena itu, Paulus meminta meminta pemerintah untuk mendukung langsung industri bursa berjangka guna meningkatkan daya saing harga komoditas dan memberikan efek kesejahteraan bagi petani. Diakuinya, saat ini Indonesia sebagai produsen sawit dan kopi terbesar di dunia belum menikmati hasilnya atau belum menjadi tuan di rumah sendiri. Pasalnya, saat ini harga dua komoditas tersebut masih diatur negara asing yang justru bukan penghasil sawit atau kopi terbesar di dunia. (bani)
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyatakan dukungannya atas keputusan pemerintah pusat membatalkan wacana penyeragaman bungkus rokok. Dirinya menilai, keputusan…
NERACA Tangerang – PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”, “Unilever Indonesia”) menegaskan komitmen jangka panjangnya kepada pemegang saham dengan membagikan…
NERACA Jakarta —Dorong pertumbuhan bisnisnya di sektor properti, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) resmi menambah kepemilikan sahamnya di anak…
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyatakan dukungannya atas keputusan pemerintah pusat membatalkan wacana penyeragaman bungkus rokok. Dirinya menilai, keputusan…
NERACA Tangerang – PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”, “Unilever Indonesia”) menegaskan komitmen jangka panjangnya kepada pemegang saham dengan membagikan…
NERACA Jakarta —Dorong pertumbuhan bisnisnya di sektor properti, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) resmi menambah kepemilikan sahamnya di anak…