NERACA
Jakarta - Indonesia saat ini memiliki potensi energi baru terbarukan yang melimpah. Dan merupakan negara terbesar ketiga di dunia yang mempunyai potensi panas bumi setelah Amerika dan Filipina.
Energi panas bumi merupakan salah satu kekayaan alam yang bersifat terbarukan, ramah lingkungan dan sustainable untuk mendukung pembangunan rendah karbon.
Di dalam Kebijakan Energi Nasional, penggunaaan Energi Baru Terbarukan ditargetkan sebesar 25% pada 2025. Karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi terus mengoptimalkan sumber EBT yaitu di antaranya panas bumi, surya, biomassa, energi air, energi samudera.
Ketua Asosiasi Panas Bumi Abadi Poernomo mengungkapkan, Indonesia menempati posisi ketiga setelah Amerika dan Filipina dalam hal pemanfaatan panas bumi untuk sumber energi listrik. Dari total potensi panas bumi di Indonesia sebesar 28.617 MW, sumber energi panas bumi yang saat ini sudah digunakan sebesar 1341 MW.
Sedangkan untuk Amerika pemanfaataan panas bumi sebesar 3093 MW dan Filipina di posisi kedua sebesar 1904 MW. “Di seluruh negara menggunakan geothermal semua tetapi pemanfaatannya masih kecil-kecil. Di Italia sudah beroperasi selama 103 tahun sampai saat ini, tetapi kapasitas terakhir yang digunakan 803 MW,” ujar Abadi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, kemarin.
Kebijakan Energi Nasional menunjukkan lompatan menuju fase peralihan dari sumber daya fosil ke sumber daya terbarukan. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi, yaitu dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara) yang cadangannya terus menurun.
Pemerintah sendiri akan menetapkan sepuluh wilayah kerja panas bumi (WKP) pada tahun 2014 ini. Hingga saat ini pemerintah telah menetapkan 58 WKP baik dari hasil survei pemerintah maupun melalui penugasan kepada badan usaha.
Beberapa WKP yang sudah ditetapkan dalam waktu dekat di antaranya, Bukit Kili-Solok dengan potensi 64 megawatt (MW), Arjuno Welirang-Malang (180 MW), Songgoriti-Malang (32 MW), Gunung Pandan-Madiun (30MW), Gunung Gede-Pangrango (77MW), Gunung Willis-Madiun (67MW), Gunung Hamiding-Halmahera Utara (62MW), Telaga Ranu (48 MW), Graho Nyabu-Merangin (203MW).
Sedang satu WKP lagi yang diharapkan dapat ditetapkan pada semester II tahun 2014 adalah hasil Penugasan Survei Pendahuluan yang dilakukan oleh PT Chevron Daya Jasa di Gunung Gereundong-Benemeriah (190 MW).
Sepuluh WKP yang rencananya akan ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2014, merupakan hasil kerja keras dari berbagai institusi meliputi, Badan Geologi, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha pelaku Penugasan Survei Pendahuluan. [agus]
NERACA Jakarta - Pengamat ekonomi dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia…
NERACA Jakarta - Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2025 terjaga dengan posisi tercatat…
NERACA Jakarta - Pengamat ekonomi dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia…
NERACA Jakarta - Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2025 terjaga dengan posisi tercatat…