Produk Alas Kaki UMKM Tembus Kuwait

NERACA

Surabaya – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor perdana 8.872 pasang produk alas kaki buatan CV Rumah Jeddiah senilai USD38 ribu, atau sekitar Rp618 juta, ke Kuwait di Surabaya, Jawa Timur.

CV Rumah Jeddiah merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Surabaya yang fokus pada produksi alas kaki dan telah berorientasi ekspor. Budi mengapresiasi pelepasan ekspor ke Kuwait kali ini.

Menurut Budi, upaya UMKM alas kaki untuk menembus pasar ekspor dapatdiikuti lebih banyak UMKM. Momentum ekspor ke Kuwait pun perlu dimanfaatkan secara optimal agar produk-produk Indonesia dapat semakin menunjukkan daya saingnya di pasar global.

“Kami harap, produk-produk UMKM tidak hanya beredar di pasar dalam negeri, tapi juga semakin banyak yang ekspor. Ekspor alas kaki ke Kuwait kali ini menunjukkan bahwa produk Indonesia mampu bersaing di pasar global, bahkan di kawasan yang belum banyak dijajaki eksportir kita. Syaratnya, harus punya kualitas dan mampu bersaing,” kataBudi.

Meskipun ini ekspor perdananya ke Kuwait, CV Rumah Jeddiah sebenarnya sudah memiliki pengalaman ekspor. Pada Desember 2024, CV Rumah Jeddiah mengekspor 5.000 pasang sepatu dengan nilai transaksi hampir USD22 ribu ke Libya, Afrika Utara. Dengan pendekatan berbasis kemitraan dan pemberdayaan, perusahaan ini telah berhasil memperluas pasar ekspornya. 

CV Rumah Jeddiah memberdayakan masyarakat lokal melalui kemitraan dengan lebih dari 60 UMKM dari Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabayayang melibatkan lebih dari800 perajin.

“Saya mengapresiasi CV Rumah Jeddiah atas komitmen dan kerja kerasnya dalam mengembangkan produk yang berkualitas dan berdaya saing global. Keberhasilan ini membuktikan bahwa UMKM Indonesia mampu menembus pasar internasional sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi lokal lewat pemberdayaan masyarakat," ujar Budi.

Budi menambahkan, Kemendag memiliki berbagai program untuk memperkuat eksistensi UMKM, baik di pasar domestik maupun internasional. Beberapa upaya penguatan pasar dalam negeri dilakukan melalui kemitraan dengan platform niaga elektronik (e-commerce) dan  jaringan ritel modern, serta melalui kampanye untuk mendorong kecintaan terhadap produk dalam negeri melalui gerakanBangga, Bela, Beli Buatan Indonesia.

“Kami menjalin kerja sama dengan platformniagaelektronikdan jaringan ritel modern untuk membantu memasarkan produk-produk UMKM. UMKM harus memiliki kualitas yang baik dan berdayasaingsehingga bisa memanfaatkan kerja sama ini dengan maksimal,” ujar Budi.

Budi menambahkan, Kemendag juga memiliki program untuk memperluas akses pasar dan mendukung pelaku usaha untuk ekspor. Program-program tersebut, antara lain, fasilitasi pitching dan business matching oleh perwakilan dagang di luar negeri, promosi melalui partisipasi dalam pameran internasional, peningkatan kapasitas pelaku usaha, serta dukungan terhadap penjenamaan produk ekspor Indonesia.

“Kami  terus  mendorong  pelaku  usahauntuk  menembus  pasar  global.  Untuk  itu,  Kemendag menghadirkan berbagai program strategis sepertipameran tahunan Trade Expo Indonesia, kegiatan business matching, serta penguatan jaringan perwakilan dagang di luar negeri,” ucap Budi.

Sementara itu, Direktur CV Rumah JeddiahDaniel Oktavianus menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian Perdagangan, khususnya melalui fasilitasi yang dilakukan paraperwakilan perdagangan (perwadag) RIdi luar negeri.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kemendag, terutama melalui perwadag RI di luar negeri yang telah membantu mempertemukan kami dengan calon pembelidan membuka akses ke pasar internasional,” ujar Daniel.

Seperti diketahui, pada kuartal I 2025, ekspor produk alas kaki Indonesia ke seluruh dunia tercatat sebesar USD1,89 miliar. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat ke-6 dunia sebagai eksportir produk alas kaki dengan nilai ekspor mencapai USD7,08 miliar pada 2024.

Selama lima tahun terakhir (2020—2024), pertumbuhan rata-rata ekspor sektor ini mencapai 8,51 persen per tahun.Sementara itu, ekspor Indonesia untuk sektor alas kaki ke kawasan Timur Tengah pada 2024 tercatat mencapai  USD 9,71miliar. 

Kuwait menjadi mitra dagang peringkat ke-7 Indonesia di kawasan tersebut untuk produk alas kaki. Pada Januari—Maret 2025, total perdagangan Indonesia dan Kuwait mencapai USD207,00 juta.

Ekspor Indonesia ke Kuwaittercatat USD88,22juta, sementaraimpor Indonesia dari Kuwait USD118,78 juta. Sementara itu, pada 2024, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 547,53 juta. Ekspor Indonesia ke Kuwait mencapai USD218,31 juta dengan pertumbuhan rata-rata 15,5 persen/tahun dalam lima tahun terakhir (2020–2024).

BERITA TERKAIT

Pemerintah Dorong Pengelolaan Tambang Ramah Lingkungan di Wilayah Raja Ampat

NERACA Raja Ampat -  Pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus mendorong pengelolaan tambang di wilayah Raja Ampat…

KKP Jalin 3 Kerjasama Bangun Sentra Industri Garam

NERACA Rote Ndao – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan melakukan tiga kerja sama penting mewujudkan…

Transformasi Industri Bahan Kimia Khusus Semakin Berdaya Saing

NERACA Jakarta – Industri kimia merupakan salah satu sektor yang strategis dan berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya,…

BERITA LAINNYA DI Industri

Produk Alas Kaki UMKM Tembus Kuwait

NERACA Surabaya – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor perdana 8.872 pasang produk alas kaki buatan CV Rumah Jeddiah senilai…

Pemerintah Dorong Pengelolaan Tambang Ramah Lingkungan di Wilayah Raja Ampat

NERACA Raja Ampat -  Pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus mendorong pengelolaan tambang di wilayah Raja Ampat…

KKP Jalin 3 Kerjasama Bangun Sentra Industri Garam

NERACA Rote Ndao – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan melakukan tiga kerja sama penting mewujudkan…