Oleh: Ratna Dewi, Pemerhati Hubungan Internasional
Pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang di Istana Merdeka, Jakarta, menjadi tonggak penting dalam memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara. Pertemuan ini tidak hanya mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi nyata di bidang ekonomi dan pembangunan nasional. Dalam diskusi yang berlangsung produktif, Presiden Prabowo membahas sejumlah program unggulan Indonesia, mulai dari program makan bergizi gratis (MBG), swasembada energi, hingga proyek besar pembangunan tanggul raksasa (giant sea wall) di pesisir utara Pulau Jawa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo secara terbuka menyampaikan harapannya agar Tiongkok dapat berkontribusi lebih jauh, tidak hanya dalam bentuk kerja sama teknis, tetapi juga melalui peningkatan investasi langsung di Indonesia.
Salah satu program yang menjadi sorotan adalah MBG, sebuah inisiatif strategis yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dini. Melalui penyediaan makanan bergizi gratis di sekolah-sekolah, program ini tidak hanya menjawab isu gizi buruk, tetapi juga memperkuat ketahanan generasi masa depan. Kerja sama dengan China diharapkan dapat memperkuat rantai pasok pangan serta teknologi produksi dan distribusi makanan skala nasional yang efektif dan efisien.
Selain MBG, program swasembada energi menjadi prioritas utama yang dikemukakan dalam pertemuan bilateral. Presiden Prabowo menaruh perhatian besar pada transisi energi nasional yang mandiri dan berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi dan investasi dari China, pemerintah Indonesia mengupayakan percepatan pembangunan infrastruktur energi terbarukan, termasuk pemanfaatan energi surya, angin, dan biomassa. Ini sejalan dengan komitmen global dalam menghadapi krisis iklim serta menjaga stabilitas energi nasional di tengah dinamika geopolitik internasional.
Tidak kalah penting, pembangunan giant sea wall di pesisir utara Jawa juga turut dibahas sebagai langkah antisipatif menghadapi ancaman perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut. Proyek ini tidak hanya bertujuan melindungi kawasan permukiman dan industri dari bencana banjir rob, tetapi juga dirancang menjadi kawasan ekonomi terpadu yang dapat membuka lapangan kerja baru serta mendorong pemerataan pembangunan di wilayah pesisir. Dukungan teknologi konstruksi dan pengalaman China dalam membangun infrastruktur berskala besar menjadi peluang yang patut dimanfaatkan.
Pertemuan ini juga menghasilkan penandatanganan empat nota kesepahaman dan delapan dokumen kerja sama yang mencakup berbagai sektor strategis. MoU yang diteken antara lain berkaitan dengan kerja sama dalam kebijakan pembangunan ekonomi, penguatan kerja sama industri dan rantai pasok, serta kerja sama transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal. Ini menunjukkan bahwa kerja sama Indonesia-China tidak hanya berbasis proyek fisik, tetapi juga mencakup penguatan arsitektur ekonomi dan keuangan kedua negara.
Selain itu, delapan dokumen kerja sama yang ditandatangani meliputi bidang pariwisata, ekspor pertanian, pengobatan tradisional, penanggulangan tuberkulosis, serta investasi strategis antara Badan Pengelola Investasi Danantara dengan China Investment Corporation. Kolaborasi antara Kamar Dagang dan Industri kedua negara, serta kerja sama media antara Kantor Berita ANTARA dan China Media Group serta Xinhua News Agency, turut memperkuat ekosistem hubungan bilateral dari sisi ekonomi, budaya, dan diplomasi publik.
Presiden Prabowo menyampaikan optimisme bahwa kerja sama dengan China akan membawa manfaat besar bagi rakyat kedua negara. Ia menilai hubungan erat ini akan memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Lebih dari itu, Prabowo menegaskan bahwa kemitraan strategis ini sejalan dengan visi Indonesia untuk tampil sebagai kekuatan ekonomi regional yang mandiri dan berdaulat.
Perdana Menteri Li Qiang sendiri membawa pesan pribadi dari Presiden Xi Jinping, yang menunjukkan betapa pentingnya Indonesia dalam peta diplomasi luar negeri Tiongkok. Ia mengingatkan kembali konsensus penting yang telah dicapai dalam kunjungan Prabowo ke Tiongkok pada November 2024 lalu. Kedua negara, menurut Li Qiang, memiliki tanggung jawab untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama, yang memiliki pengaruh luas di tingkat regional dan global.
Sebagai salah satu mitra ekonomi utama Indonesia, Tiongkok telah menunjukkan komitmennya melalui kunjungan resmi ini. Dukungan terhadap program-program unggulan Presiden Prabowo merupakan sinyal bahwa masa depan hubungan kedua negara akan terus diperkuat melalui kerja sama konkret, bukan sekadar retorika diplomatik.
Ke depan, implementasi dari seluruh nota kesepahaman dan dokumen kerja sama yang telah disepakati akan menjadi ujian penting bagi kedua negara dalam mewujudkan kemitraan strategis yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan fondasi diplomatik yang kuat, ditambah kepemimpinan yang visioner, Indonesia dan China berada dalam posisi strategis untuk membangun sinergi nyata dalam pembangunan ekonomi, ketahanan energi, dan penguatan stabilitas kawasan.
Presiden Prabowo telah menunjukkan langkah awal yang tegas dan terukur dalam diplomasi ekonomi. Dengan membuka ruang bagi kolaborasi internasional yang saling menguntungkan, Indonesia menempatkan diri sebagai negara yang aktif membentuk tatanan kawasan yang damai, sejahtera, dan berdaya saing. Pertemuan dengan PM Li Qiang menjadi bukti nyata bahwa di bawah kepemimpinannya, Indonesia siap melangkah lebih jauh menuju masa depan yang berdaulat dan berkeadilan bagi seluruh rakyatnya.
Oleh : Andi Mahesa, Peneliti di IISIP Jakarta Dalam dinamika global yang terus berkembang, tantangan keamanan lintas…
Oleh: Aurelia Sutradjat, Mahasiswa PTS di Bandung Keberhasilan Desk Pemberantasan Narkoba dalam menggagalkan penyelundupan sabu seberat sekitar 2…
Oleh: Rivka Mayangsari, Pengamat Media Digital Di era digital yang berkembang cepat, teknologi telah menjadi bagian tidak terpisahkan…
Oleh : Andi Mahesa, Peneliti di IISIP Jakarta Dalam dinamika global yang terus berkembang, tantangan keamanan lintas…
Oleh: Aurelia Sutradjat, Mahasiswa PTS di Bandung Keberhasilan Desk Pemberantasan Narkoba dalam menggagalkan penyelundupan sabu seberat sekitar 2…
Oleh: Rivka Mayangsari, Pengamat Media Digital Di era digital yang berkembang cepat, teknologi telah menjadi bagian tidak terpisahkan…