Produksi Empat Komoditas Palawija di Lebak Capai 2.887 Ton

NERACA

Lebak - Produksi empat komoditas pertanian palawija di Kabupaten Lebak, Banten periode Januari - April 2025 mencapai 2.887 ton guna mendukung program swasembada pangan dan pendapatan ekonomi keluarga petani di daerah itu.

"Kita minta petani terus meningkatkan produksi pertanian palawija itu," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Minggu (18/5).

Produksi empat komoditas pertanian palawija di Lebak dari Januari sampai April 2025 sebanyak 2.887 ton itu terdiri dari jagung 1.563 ton, kacang tanah 147 ton, singkong 932 ton dan ubi jalar 245 ton dari luas panen 609 hektare.

Menurut dia, para petani dalam mengembangkan pertanian palawija tersebut di lahan-lahan darat dan masih menjadi usaha sampingan, sebab kebanyakan andalan ekonomi petani di sini masih menggeluti usaha pertanian padi.

Namun pihaknya kini minta petani agar meningkatkan produksi empat komoditas palawija, karena permintaan pasar cukup tinggi.

"Kami menargetkan produksi empat komoditas palawija tahun 2025 itu sebanyak 40 ribu ton, sehingga dapat menggulirkan perputaran uang miliaran rupiah per tahun," katanya.

Menurut dia, keunggulan pertanian palawija itu sangat mudah dibandingkan pertanian padi, sebab tidak banyak perawatan.

Disamping itu juga pertanian palawija tidak mudah terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tidak banyak membutuhkan pupuk kimia.

Pertanian palawija cukup menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan ternak maupun limbah sampah organik yang sudah diproses fermentasi atau pengeposan.

Pemerintah daerah juga memfasilitasi petani yang mengembangkan pertanian komoditas palawija bisa memanfaatkan lahan milik BUMN, seperti Perkebunan Nusantara dan Perhutani dengan sistem sewa.

"Kami berharap ke depannya produksi pertanian palawija itu meningkat hingga menjadi andalan ekonomi petani," kata Deni.

Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka merasa terbantu ekonomi keluarga dari hasil pertanian komoditas singkong.

Mereka petani di daerah itu umumnya menyewa lahan milik pengembang developer perumahan yang belum dimanfaatkan perusahaan.

"Kami bisa panen singkong mencapai 30 ton per hektare dengan harga Rp 2.000 per kilogram sehingga bisa menghasilkan pendapatan Rp60 juta selama 10 bulan," kata Oman, seorang petani Maja Kabupaten Lebak. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Bahas Tiga Poin Krusial, PBPSK Temui Bagian Hukum Pemprov Jawa Barat

NERACA Bandung - Bahas tiga poin krusial, Perhimpunan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (PBPSK) gelar pertemuan dengan Bagian Hukum Pemerintah Provinsi…

Hampir Sepekan Lebih, Harga Cabai di Kota Sukabumi Turun Harga

NERACA Sukabumi - Hampir sepekan lebih, sejumlah cabai di Pasar Gudang dan Pelita Kota Sukabumi alami penurunan harga. Seperti, cabai…

Kolaborasi Edukasi ASI Ibu Hamil Jadi Potensi Terkuat Tiang Negara - Kegiatan Pentahelix FK UPN Veteran Jakarta 2025:

NERACA Depok - Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran (FK-UPN) Jakarta dalam kegiatan Seminar & Workshop Kerjasama Pentahelix 2025, mengingatkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Bahas Tiga Poin Krusial, PBPSK Temui Bagian Hukum Pemprov Jawa Barat

NERACA Bandung - Bahas tiga poin krusial, Perhimpunan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (PBPSK) gelar pertemuan dengan Bagian Hukum Pemerintah Provinsi…

Hampir Sepekan Lebih, Harga Cabai di Kota Sukabumi Turun Harga

NERACA Sukabumi - Hampir sepekan lebih, sejumlah cabai di Pasar Gudang dan Pelita Kota Sukabumi alami penurunan harga. Seperti, cabai…

Kolaborasi Edukasi ASI Ibu Hamil Jadi Potensi Terkuat Tiang Negara - Kegiatan Pentahelix FK UPN Veteran Jakarta 2025:

NERACA Depok - Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran (FK-UPN) Jakarta dalam kegiatan Seminar & Workshop Kerjasama Pentahelix 2025, mengingatkan…