NERACA
Jakarta – Emiten properti, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatat penjualan pemasaran atau marketing sales sebesar Rp466 miliar pada kuartal I 2025. Pencapaian ini, sekitar 9% dari target marketing sales PANI sebesar Rp5,3 triliun tahun 2025. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Presiden Direktur PANI, Sugianto Kusuma mengatakan, kinerja kuartal I 2025 mencerminkan dampak dari faktor eksternal terhadap hasil jangka pendek, seperti volatilitas pasar global dan melambatnya aktivitas ekonomi. Namun, lanjutnya, dengan didukung oleh fondasi yang solid, termasuk portofolio properti yang terdiversifikasi dan strategi bisnis yang responsif, PANI tetap melihat peluang untuk kembali ke jalur pertumbuhan.
Hal ini seiring dengan membaiknya stabilitas ekonomi domestik dan global, yang diperkirakan akan mendukung pemulihan pasar properti dalam beberapa kuartal mendatang.“Kami memahami bahwa tahun 2025 dibuka dengan tantangan berat, namun kami percaya pada potensi jangka panjang sektor properti Indonesia. Portofolio kami tetap kuat, didukung lokasi strategis dan desain produk yang relevan dengan kebutuhan pasar masa kini dan masa depan,” katanya.
Perseroan menyebutkan, target tahun ini lebih mencerminkan kondisi ekonomi yang turut mempengaruhi perilaku konsumen serta iklim investasi di sektor properti. Salah satu tolak ukur makro ekonomi Indonesia adalah nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Sepanjang kuartal satu ini melemahnya nilai tukar rupiah dari Rp16.245,- ke Rp16.652,- (2,51%) dipengaruhi beberapa indikator makro ekonomi termasuk tingkat inflasi, level suku bunga yang belum menarik bagi pelaku pasar, dan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, mempertahankan sikap hati-hati terhadap volatilitas eksternal. Keputusan ini sejalan dengan upaya menjaga stabilitas serta mendukung pertumbuhan ekonomi, konsisten dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah agar tetap sejalan dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
Kondisi ini berdampak nyata pada sektor properti nasional, terutama pada segmen middle-up yang menjadi pasar utama PANI. Tingkat suku bunga yang relatif tinggi memberikan tekanan terhadap beban bunga KPR dan pembiayaan korporasi, sehingga mendorong sebagian konsumen dan investor untuk menunda keputusan pembelian.
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…