Di mana ada gula di situ ada semut, hal inilah yang menggambarkan dampak positif ekonomi dari setiap kompetisi BRI Liga I digelar. Pasalnya, disetiap pertandingan klub papan atas akan ada selalu suporter setia yang menemani dan menonton. Tentunya, para suporter yang datang tidak hanya menonton saja, pastinya spending money atau ada duit yang harus dikeluarkan untuk jajan makanan atau minuman, kemudian beli kaos atau atribut klub bola kesayangan, transportasi hingga penginapan.
Asep (32) pedagang minuman asal Sukabumi ini mengaku, pertandingan sepak bola menjadi penopang penjualan dagangannya.”Dari sekian banyak event yang digelar di GBK, pertandingan bola masih menjadi yang diandalkan,”katanya kepada Neraca.
Tengok saja, pertandingan Persija Jakarta menjamu Persebaya Surabaya pada Sabtu, 12 April 2025 beberapa waktu lalu di Gelora Bung Karno (GBK) terasa dampak terhadap penjualan minuman di lapaknya. “Pertandingan dua klub papan atas ini menyedot perhatian dua para suporter dan untungnya hingga pertandingan berakhir berjalan aman. Tapi yang lebih hebatnya, penjualan minuman saya laris manis,”cetusnya.
Meskipun demikian, dirinya menuturkan, pertumbuhan penjualan minuman miliknya tidak sebesar saat ada pertandingan bola piala dunia ketika timnas Indonesia melawan Arab Saudi dan Bahrain.”Kalau kompetisi lokal BRI Liga I saja sudah lumayan, apalagi nanti timnas melawan Cina, sudah pasti laris manis tanjung kimpul dagangan abis duit ngumpul,”ungkapnya dengan penuh optimis.
Apa yang disampaikan Asep, diamini Gunanto (57) operasional area restoran Bakso Lapangan Tembak Senayan. “Perhelatan kompetisi BRI Liga Satu Persija Jakarta dengan Persebaya di GBK, mampu menarik pertumbuhan pengunjung ke kafe kita. Umumnya, mereka yang datang para suporter yang sengaja nongkrong atau jadi meeting point sebelum pertandingan dimulai atapun sudah,”katanya.
Diakuinya, kompetisi sepak bola masih menjadi magnet terhadap pertumbuhan bisnisnya. Alhasil, omset yang dikantongi bisa mencapai 30 juta perhari. Kondisi ini tumbuh pesat bila dibandingkan hari biasa hanya mencatatkan omset Rp15 juta sehari. “Setiap pertandingan Liga I, omset bisa capai Rp30 juta dan bahkan kalau ada kompetisi timnas bisa capai Rp40 juta,”tuturnya.
Ditambahkan Gunanto, pertumbuhan omset tidak hanya dirasakan gerainya di GBK tetapi juga semua gerai yang berdekatan dengan stadion, seperti stadion Patriot Bekasi bisa capai Rp40 juta omsetnya di saat ada pertandingan Liga Satu. Memiliki gerai kafe yang nyaman dan bersih, disampaikan Gunanto menjadi alasan orang sengaja datang ke Bakso Lapangan Tembak Senayan. “Bahkan para pemain, kalau selesai pertandingan juga jajan bakso disini,”ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Wawan (42), pelanggan Bakso Lapangan Tembak Senayan. Dirinya menuturkan, banyak alasan memilih makan bakso Lapangan Tembak, selain rasanya yang ajib dan tempat parkir luas juga harga kompetitif,”Rasa bakso disini lumayan nikmat, menunya juga banyak tidak hanya bakso dan tempatnya juga bersih,”katanya.
Menurut survei yang dilakukan oleh Nielsen, sebanyak 69% dari 270 juta populasi masyarakat di Indonesia tertarik dengan sepak bola. Indonesia berada di peringkat ketiga di belakang Vietnam dengan 75% dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan 70% populasinya yang menyukai sepak bola. Angka yang sangat luar biasa dan fantastis.
Ya, besarnya masyarakat Indonesia terhadap sepak bola memberikan peluang bisnis yang menggiurkan dan dampak besar pertumbuhan ekonomi. Alasannya, industri sepak bola tidak hanya sekedar olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas tetapi juga nilai ekonomi yang besar didalamnya.
Kata Anton Hendranata, Direktur Utama BRI Research Institute, alasan perseroan melanjutkan komitmen untuk kesekian kalinya menjadi sponsor utama tak lepas dari misi perseroan untuk terus menciptakan economic value dan social value di tengah masyarakat.
Disampaikannya, kehadiran kompetisi BRI Liga 1 musim 2023/2024 mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap perputaran uang di masyarakat. Berdasarkan riset terbaru yang pernah dikeluarkan BRI Research Institute pada Juni 2023 lalu. Pihak penyelenggara pun sempat mengklaim bahwa jumlah perputaran uang yang dipengaruhi adanya kompetisi BRI Liga 1 mencapai Rp9 trilliun bagi perekonomian nasional."Dari perputaran uang tersebut dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp4,8 trilliun, tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp1,8 Trilliun," ujarnya.
CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…