UBS Naikkan Peringkat Pasar Saham Indonesia

NERACA

Jakarta -UBS Securites menaikkan peringkat pasar saham Indoensia dari neutral menjadi overweight. Kenaikan tersebut menggambarkan valuasi pasar saham Indonesia kini berada di tingkat mendekati titik terendah era Covid. Selain Indonesia, UBS Securities merivisi naik peringkat pasar saham India dari underweight menjadi neutral. Demikian Equity Strategi yang diterbikan UBS Securities di Jakarta, kemarin.

Periset terdiri atas Sunil Tirumalai, Karen Hizon, dan Kruti Shah mengungkapkan, lima dasar peningkatan peringkat prospek saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pertama, valuasi pasar saham Indonesia kini sudah terlihat menarik dibandingkan historisnya atau mendekati level terendahnya masa Covid-19 dan perbandingkan bursa saham negara-negara emerging market.

Kedua, UBS menyebutkan, ada peluang lembaga keuangan domestik untuk meningkatkan alokasi investasi di pasar saham, seperti BPJS Tenaga Kerja dan Danantara. “Kami memperkirakan arus masuk tambahan investasi milik negara di pasar ekuitas domestik sebesar US$ 8,3 miliar dalam tiga tahun ke depan,” tulis riset tersebut.

Berdasarkan perhitungan UBS bahwa kepemilikan saham oleh lembaga keuangan domestik di pasar saham telah turun dari posisi tertingginya 37% pada 2014 menjadi 14% pada 2023. Penurunan harga saham akan menjadi momentum bagi investor instusi untuk menambah kepemilikan sahamnya di BEI.

Ketiga, menurut UBS, Indonesia adalah pasar dengan eksposur tinggi terhadap ekonomi domestik dan sangat minim terhadap pasar AS. Hal ini menjadikan pasar saham domestic menjadi defensif di tengah ketidakpastian global akibat peningkatan eskalasi perang dagang. Keempat, tim analis UBS menunjukkan sentimen positif tertinggi dalam lima tahun terakhir terhadap saham-saham di Indonesia, menunjukkan keyakinan terhadap fundamental dan potensi pertumbuhan ke depan. “Kelima, meredanya ketidakpastian terkait Danantara,” tulisnya.

Sedangkan berdasarkan data, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) catatkan penguatan lima hari beruntun. Kenaikan telah mencapai 259 poin (4,04%) menjadi 6.659,65 hingga terhitung sejak 17 April hingga penutupan sesi I, Kamis (24/4).

Bahkan, IHSG telah berhasil catatkan penguatan hampir 2% terhitung sejak kebijakan tarif resiprokal Trum diluncurkan pada 2 April 2025. IHSG BEI satu-satunya pasar saham di kawasan Asia Tenggara yang sudah berhasil pulih. (bani)

BERITA TERKAIT

Sengketa Jam Tangan Rp80 Miliar - Kuasa Hukum Kirim Surat ke Richard Mille dan Kedubes Swiss

CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…

Menjerumuskan Indonesia Dalam Utang Merugikan - Dibalik Geliat Infrastruktur LNG

Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…

Dibalik Renyahnya Kripik Paswal - Ibu-Ibu Hebat Wujudkan Keterbatasan Jadi Kekuatan

Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Menjerumuskan Indonesia Dalam Utang Merugikan - Dibalik Geliat Infrastruktur LNG

Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…

Dibalik Renyahnya Kripik Paswal - Ibu-Ibu Hebat Wujudkan Keterbatasan Jadi Kekuatan

Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…

Manfaatkan KUR BRI - Usaha Toko Multi Jaya Berikan Asa Ekonomi Lebih Baik

Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…